Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Auditor - Saya merupakan seorang lulusan Bioteknologi dengan cabang ilmu teknologi pangan. Saya sangat menyukai perkembangan industri pangan, namun tidak hanya sebatas itu saja tetapi merambah ke dunia farmasi dan keamanan pangan.

Saya merupakan seorang praktisi di bidang keamanan pangan dan sistem manajemen mutu yang ingin berbagi pengetahuan yang saya miliki untuk membangkitkan minat literasi kita. Saya memiliki latar belakang pendidikan ilmu Bioteknologi dengan cabang ilmu Teknologi Pangan. Konten yang akan saya buat, tidak akan jauh dari informasi mengenai dunia sains dan pangan. Keinginan saya untuk berperang melawan informasi hoax dan informasi sains yang palsu (pseudosains) mendorong saya untuk berkarya melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kenapa Kita Sering Membuang Ujung Ketimun?

14 Desember 2024   22:00 Diperbarui: 15 Desember 2024   16:41 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mentimun. (Sumber: iStockphoto/sommail via kompas.com)

Sebelum saya menulis artikel ini, saya sedang menikmati nasi kotak dengan hidangan ayam bakar, sambal terasi, kerupuk, dan lalapan. Saat saya menikmati hidangan ini dan sedang mengambil irisan ketimun, tiba-tiba rasa penasaran saya tergelitik, kenapa kalau mau makan ketimun itu ujungnya harus dibuang?

Kita pasti pernah melihat kebiasaan ini, bahkan secara tidak sadar, saya sendiri juga melakukannya. Setiap kali akan makan mentimun, kita memotong bagian ujungnya dan sering kali menggosok-gosok potongan tersebut hingga keluar buih putih. 

Tetapi, pernahkah kita bertanya-tanya, kenapa kebiasaan ini dilakukan? Apakah ini cuma tradisi turun-temurun, ada alasan ilmiah di baliknya, atau hanya mitos belaka?

Nah, kali ini, saya mengajak untuk mari kita bahas secara tuntas alasan ilmiah, tradisi, dan mitos yang melingkupi kebiasaan membuang ujung mentimun. Ternyata ada penjelasan ilmiahnya.

Menghilangkan Rasa Pahit

Salah satu alasan paling umum kenapa kita membuang ujung mentimun adalah untuk menghilangkan rasa pahit. Bagian ujung mentimun, terutama di dekat tangkainya, mengandung senyawa kimia yang disebut cucurbitacin.

Cucurbitacin adalah senyawa alami yang ditemukan pada tanaman dari keluarga Cucurbitaceae, seperti mentimun, pare, dan labu. Senyawa inilah yang bertanggung jawab atas rasa pahit pada mentimun. Bagian ujung mentimun, terutama yang terhubung dengan tangkai, memiliki konsentrasi cucurbitacin yang lebih tinggi dibandingkan bagian tengahnya.

Beberapa orang percaya bahwa dengan menggosok-gosokkan ujung mentimun yang telah dipotong, kita bisa mengeluarkan cucurbitacin tersebut. Proses ini menghasilkan buih putih yang dianggap sebagai "lendir pahit" yang keluar dari mentimun. 

Secara ilmiah, buih ini sebenarnya adalah campuran air, pati, dan senyawa tanaman (termasuk cucurbitacin). Meskipun aktivitas ini tidak sepenuhnya menghilangkan cucurbitacin, proses ini membantu mengurangi rasa pahit, terutama di bagian kulit mentimun.

Meskipun demikian, terkadang saya tetap melahap mentimun tersebut tanpa membuang ujungnya. Apakah pahit? Saya tidak merasakannya sama sekali dan tetap dapat dinikmati. 

Tidak terasa berlendir, hanya mentimun yang renyah dan berair. Tapi bisa jadi juga, ambang batas rasa pahit saya sudah tinggi jadi saraf perasa pahit lidah saya sudah tidak merasakan rasa pahitnya? Atau pahitnya kehidupan sudah melebihi rasa pahit dari mentimun? Hahaha hanya intermezo saja.

Menghilangkan Getah atau Lendir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun