Nah, rasa ini akan "direkam" oleh otak kita, sehingga akhirnya kita bisa memberikan asumsi terlebih dahulu, bahwa soto betawi itu rasanya gurih. Jadi meskipun belum mencicipi soto betawi itu, hanya dari aroma saja, kita bisa menilai kalau soto betawi itu harusnya gurih. Tetapi untuk membuktikannya kita harus mencicipi soto tersebut supaya tidak hanya menjadi asumsi saja.
Untuk penjelasan lengkapnya, silakan datang ke artikel saya ya, saya sudah cantumkan di dalam artikel ini, mengenai aroma dan rasa pada makanan.
Oke, sekarang bagaimana mekanisme lemak dapat meningkatkan nafsu makan? Tentu peran lemak ini tidak berdampak secara langsung pada nafsu makan. Karena faktor lemak ini, memang sangat mempengaruhi persepsi kita terutama pada indera visual. Kalau misal lemaknya berlebihan, hasilnya menjadi tidak nafsu makan, namun kalau penggunaannya tepat dan menarik, akhirnya kita menjadi terasa lapar.
Seperti halnya ketika kita melihat daging steak, kalau misal daging itu "juicy", artinya lemak dari daging itu meleleh di dalamnya, tentu kita menjadi lapar dan merasa bahwa "wah itu dagingnya pasti lembut terus enak banget klo di makan". Kemudian, seperti halnya ketika makan martabak manis, ketika tukang martabak ingin menaruh isian, pasti mereka akan mengoleskan mentega.Â
Ketika mereka mengoleskan mentega di martabaknya, mentega itu meleleh dan membuat martabak itu menjadi "juicy" dan lembut. Akhirnya, ketika kita menikmati martabak itu, ada perasaan puas dan benar bahwa martabak tersebut menjadi lembut.Â
Terkadang, ketika saya menikmati martabak manis yang lembut, Ibu saya bilang bahwa itu artinya di adonannya menggunakan mentega dan telur yang banyak. Telur? Iya, bagian yang kuningnya, itu mengandung banyak lemak.
Nah, lemak itu menjadi tidak menyenangkan ketika sudah "membeku" atau menjadi padat karena terjadi penurunan suhu pada makanan. Misalnya, ketika saya ingin menikmati sop iga sapi, ketika sop itu dingin, mulai muncul gajih atau lemak yang membeku pada permukaan sop itu.Â
Seketika muncul persepsi saya bahwa "duh, lemaknya banyak banget ya, dipanasin deh biar meleleh". Akhirnya saya hangatkan kembali dan saya dapat menikmati sop iga tersebut. Kalau tidak dipanaskan, belum tentu saya akan menikmati sop iga tersebut.
Jadi kebayang ya, seperti itu gambaran seberapa pengaruhnya lemak terhadap nafsu makan tetapi mekanisme pertamanya yaitu melalui panca indera penglihatan (mata). Kalau aroma melalui indera penciuman (hidung) dan rasa melalui indera pengecap (lidah).
Sekarang, kenapa lemak itu dapat meningkatkan nafsu makan?
Jadi, kita perlu mengetahui terlebih dahulu, apa fungsi lemak itu ada di hidangan kita. Lemak itu sendiri sumbernya ada dua, lemak hewani dan tumbuhan. Otomatis, lemak ini tidak akan pernah lepas dari hidup kita. Hal yang membuat kandungan lemak itu banyak atau tidak, itu karena faktor penambahan sumber lemak lainnya pada saat melakukan proses pembuatan makanan tersebut.