Baru-baru ini kita dihebohkan mengenai roti yang memiliki masa simpan yang cukup lama dari pada kebanyakan roti pada umumnya. Disampaikan, bahwa roti itu menggunakan bahan pengawet yang biasanya dipakai pada kosmetik, yaitu Natrium Dehidroasetat.Â
Ternyata dari kedua jenama (brand) itu, hanya salah satu jenama yang mengandung bahan pengawet tersebut, sedangkan yang lainnya sudah sesuai standar BPOM dan sudah sesuai dengan standar, namun tetap bisa disimpan dalam waktu yang lama.
Pertanyaannya, bagaimana roti sekarang dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama? Siapa dalang dari kemajuan ini? Apakah zaman sekarang, makanan dengan umur simpan yang panjang berbahaya untuk kesehatan?Â
Semua pertanyaan itu muncul karena menurut saya sudut pandang masyarakat saat ini menilai makanan atau minuman yang memiliki masa simpan yang lebih lama itu sama dengan berbahaya. Jawabannya akan saya jabarkan melalui artikel ini.
Sebagai seorang mantan mahasiswa yang belajar Bioteknologi dan Teknologi Pangan, mari saya mengajak kita semua untuk kita bedah persoalan ini. Saya akan mulai dengan pertanyaan pertama:
Bagaimana roti sekarang dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama?
Jadi, kita perlu tahu, bahwa roti mau dalam bentuk apa pun, termasuk sebagai pangan olahan. Pengertian pangan olahan ini adalah makanan yang diolah lebih dari dua tahap atau dicampur dengan bahan tambahan pangan. Misalnya, roti yang dibuat di "artisan bakery", yang baru dipanggang, itu tetap menggunakan bahan tambahan pangan, seperti soda kue, mentega, pengemulsi atau bahan lainnya supaya roti-roti yang dijual dapat dinikmati dengan menyenangkan.Â
Tapi roti-roti ini memiliki kecenderungan bertahan dalam waktu yang sebentar, paling lama juga dapat bertahan selama 1-2 minggu. Itu pun tergantung bagaimana roti itu disimpan dan kondisi ruang penyimpanannya. Bila ruangannya lembab dan disimpan dalam kondisi terbuka, 2-3 hari sudah berjamur.
Nah sekarang, sebenarnya roti-roti yang beredar di minimarket atau supermarket itu semuanya sudah diberi bahan tambahan pangan yang sama dengan para pembuat roti "artisan" tetapi diberi tambahan bahan pengawet.
Mengapa demikian? Para praktisi di industri bakery perlu melakukan ini agar roti atau kue yang mereka buat memiliki daya simpan yang lebih lama, karena mereka harus memikirkan jalur distribusi yang tentu saja memakan waktu yang lebih lama.