Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Saya merupakan seorang lulusan Bioteknologi dengan cabang ilmu teknologi pangan. Saya sangat menyukai perkembangan industri pangan, namun tidak hanya sebatas itu saja tetapi merambah ke dunia farmasi dan keamanan pangan.

Saya memiliki hobi membaca dan menikmati konten visual yang berkaitan dengan sains, perkembangan teknologi, dan makanan. Tetapi tidak hanya di situ, saya juga tertarik dalam dunia otomotif.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Sejarah Hidangan Lokal: Mie Ayam, Hidangan Legenda

15 Maret 2024   21:05 Diperbarui: 16 Maret 2024   23:36 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa di sini yang suka makan mie ayam? Sejatinya baik itu bakmi ayam atau pun mie ayam (seperti mie ayam pinggir jalan) itu sebetulnya sama. Hidangan ini hanyalah perpaduan mie kemudian diberi tambahan potongan daging ayam sebagai pelengkap. Rasanya yang gurih, dipadukan dengan kenyalnya mie dan harganya yang terjangkau, membuat mie ayam digemari oleh berbagai kalangan, baik itu usia atau pun status ekonomi.

Tentu saja sebuah makanan itu memiliki sejarahnya. Seperti halnya bagaimana makanan itu dibuat? Atas dasar apa makanan itu disajikan? Siapa yang memperkenalkannya pertama kali? Jadi, memang sebuah hidangan itu bisa membawa ceritanya. Ada cerita di setiap hidangan yang kita konsumsi.

Membahas tentang mie ayam, saya kepikiran bahwa dari mana asal mie ayam dan menjadi makanan yang digemari banyak kalangan? Seperti yang kita ketahui, mie ayam ini merupakan makanan yang bisa dibilang masuk kategori masakan cepat saji.

Mie ayam dibuat dengan merebus mie instan dalam waktu yang singkat, kemudian dilanjut merebus sayuran, diberi minyak bumbu, micin, garam, lada, kemudian mie yang matang diaduk di dalamnya. Setelah semua itu tercampur, baru dimasukkan semur daging ayam yang kadang ditambah jamur di dalamnya.

Kemudian menikmati mie ayam itu dengan kuah kaldu ayam, menambah kenikmatan saat menyantapnya. Saat ini saya ingin membahas sejarah dari hidangan mie ayam dapat berkembang di Indonesia. Berdasarkan informasi yang saya peroleh, pada awalnya, saat itu masyarakat tionghoa membawa makanan mie ayam ini dengan sebutan bakmi. Bakmie ini sebenarnya adalah hidangan mie yang dicampur dengan daging.

Sayangnya, banyak yang salah mengartikan bakmie apabila dipisah menjadi "Bak" dan "mie" ini menjadi babi dan mie yang diartikan menjadi mie yang dicampur daging babi. Sebetulnya bakmie itu sendiri memiliki makna sebagai mie yang ditaburi potongan daging, sehingga bakmi itu sendiri tidak tergolong makanan yang "haram" selama tidak dicampur dengan bahan yang haram.

Jadi saat itu, masyarakat Tionghoa yang menetap di Indonesia, membawa kuliner ini di Indonesia dan pada saat masa kolonial Belanda, pemerintah Belanda pada tahun 1870 menerapkan politik keterbukaan di pulau jawa, sehingga banyak orang Arab dan Tionghoa menetap di sana (sumber: Unisyah Anggraeni -- Multikulturalisme Makanan Indonesia).

Lalu, karena terjadinya asimilasi budaya dan agama di pulau jawa, bakmi yang pada umumnya menggunakan daging babi, kini mulai diganti dengan daging ayam, sesuai dengan kebutuhan konsumen saat itu. Sekaligus, adanya keberagaman cita rasa, preferensi lidah setiap orang berbeda-beda, contohnya orang Indonesia dan Arab senang menggunakan rempah, makan mulai dimodifikasi mengikuti selera masyarakat di pulau Jawa.

Akibat adanya asimilasi cita rasa dari beragamnya latar belakang masyarakat ini, lahir lah mie ayam yang seperti kita kenal saat ini. Bahkan, sekarang rasa mie ayam sangatlah beragam, tergantung daerah mie ayam itu dijual. Contohnya apa? Ada variasi mie ayam comal, mie ayam jawa (bakmi jawa), mie ayam Wonogiri, mie ayam yamin, dan sebagainya.

Tentu saja dari semua variasi mie ayam itu memiliki ciri khasnya masing-masing. Seperti mie ayam yamin, yang memiliki rasa manis di mienya. Warna mie ayamnya cenderung gelap karena menggunakan kecap manis, tetapi mie ayam yamin ini bisa disesuaikan, apabila suka asin, bisa diberi kecap asin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun