Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Saya merupakan seorang lulusan Bioteknologi dengan cabang ilmu teknologi pangan. Saya sangat menyukai perkembangan industri pangan, namun tidak hanya sebatas itu saja tetapi merambah ke dunia farmasi dan keamanan pangan.

Saya memiliki hobi membaca dan menikmati konten visual yang berkaitan dengan sains, perkembangan teknologi, dan makanan. Tetapi tidak hanya di situ, saya juga tertarik dalam dunia otomotif.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kehidupan Moderen Bisa Memperpendek Umur

22 Februari 2024   22:31 Diperbarui: 22 Februari 2024   23:28 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang sedang bertanya | Sumber gambar: Mimi Thian

Pernahkah kita bertanya-tanya mengapa orang tua zaman dahulu memiliki angka hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan kehidupan zaman moderen? Apakah ada yang salah dengan gaya hidup kita saat ini? Kemajuan teknologi, mudahnya transportasi, dan kemudahan yang diberikan saat ini, menjadikan kita sebagai pribadi yang "manja". Lantas, apakah perkembangan teknologi itu salah?

Ini dia faktanya

Ternyata, gaya hidup berperan sangat besar dalam menentukan seberapa lama kita akan menikmati dunia ini. Mengapa tidak? Hal ini karena berkaitan dengan seberapa banyak aktivitas yang kita lakukan serta kebiasaan atau pola konsumsi kita saat ini. Jika dibandingkan dengan kelompok orang di masa lampau, ketika teknologi belum berkembang seperti saat ini, mereka menikmati hidup dengan banyak melakukan aktivitas. Keterbatasan transportasi, kemampuan daya beli kendaraan, cara mereka mendapatkan makanan, cara mereka berangkat kerja, membuat kelompok orang yang hidup di masa abad 19 dan 20 cenderung memiliki umur hidup panjang.

Banyaknya aktivitas fisik yang mereka lakukan dan makanan olahan yang masih sangat minim membuat mereka memiliki gaya hidup lebih sehat. Bayangkan saja, ketika ingin jalan ke sekolah harus berjalan kaki dulu, kemudian ada yang naik sepeda, mengepel lantai harus celup dan peras alat pelnya, menyapu masih manual, beli makan harus jalan ke warung, dan sebagainya. Belum lagi, waktu masih kecil, bermain bersama dengan teman-teman dan lebih sering berinteraksi dengan banyak orang secara langsung.

Berbeda dengan kita saat ini yang hidup di zaman moderen. Segala sesuatu yang kita lakukan, adalah kebalikan dari penjelasan saya di atas. Ke sekolah tinggal panggil ojek online, panggil taksi lewat aplikasi, saat ingin bermain tinggal pakai gawai, sudah ada robot pembersih lantai yang bisa menyedot debu dan mengepel lantai, beli makan tinggal pesan lewat aplikasi dan sampai rumah. Belum lagi, makanan olahan instant sering menjadi pilihan ketika kita merasa "tidak ada waktu" untuk membuat makanan. Sangat manja bukan?

Semua itu didasari oleh apa? Oleh hal tidak praktis yang dilakukan orang zaman dahulu. Teknologi berkembang, bertujuan untuk mempermudah kita menjalani kehidupan. Tujuannya sangat mulia, tetapi, manusia tidaklah cukup puas hanya dengan inovasi sesaat. Manusia senang untuk terus berkembang dan meningkatkan kepraktisan dalam hidup. Belum lagi, bagi yang hidup ditengah kota metropolitan, yang semuanya dituntut untuk "harus" hidup cepat.

Aktivitas orang Jepang | Sumber gambar: Atul Vinayak
Aktivitas orang Jepang | Sumber gambar: Atul Vinayak

Sebagai contoh, sebagai negara yang memproduksi teknologi terkini, yaitu negara Jepang. Mengapa para orang tua di negara tersebut memiliki umur yang panjang dan tetap sehat? Tentu saja, karena aktivitas yang mereka lakukan dan panganan yang mereka konsumsi. Contohnya, seperti mengonsumsi telur mentah, sushi, natto (fermentasi kacang kedelai), matcha / ocha, ubi, tidak mengonsumsi alkohol, dan melakukan aktivitas fisik yang rutin seperti berjalan kaki, itu lah yang membuat mereka memiliki umur hidup yang lebih lama. Makanan mentah yang mereka konsumsi tidak serta merta dikonsumsi begitu saja.

Misalnya sushi atau sashimi yang mereka konsumsi tentu saja bebas parasit dan dikonsumsi secara fresh, sehingga meminimalisir terjadinya kontaminasi. Telur yang mereka konsumsi juga bebas dari bakteri Salmonella yang menjadi penyebab penyakit tipes. Teh matcha / ocha memiliki kandungan antioksidan yang bersifat menangkal radikal bebas. Kacang natto, merupakan hasil fermentasi dari bakteri Bacillus subtilis yang bermanfaat untuk melancarkan peredaran darah. Semua itu merupakan makanan whole foods yang artinya mereka mendapatkan nutrisi yang cukup. Kemudian, yang terpenting adalah aktivitas fisik yang rutin dilakukan oleh mereka, menyebabkan kehidupannya menjadi seimbang dan hidup lebih lama.

Memang kemajuan teknologi akan mempermudah kehidupan kita dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Namun, jangan pernah melupakan bahwa hidup kita lebih dari sekadar menikmati teknologi. Ada badan yang harus dijaga kesehatannya. Vitamin dan suplemen makanan saja tidak cukup untuk menjaga kesehatan, tetapi harus disertai dengan aktivitas fisik yang cukup dan pola makan baik dengan mengonsumsi makanan utuh (whole foods). Pernah kah kita terpikirkan "wah, saya sudah mengonsumsi vitamin dan suplemen makanan, makan cukup dan tidak telat makan, tetapi kenapa tetap sakit ya?"

Mari kita merenungkan..

Coba kita sama-sama melihat dan introspeksi diri, apa makanan yang saya konsumsi? Sudahkah cukup aktivitas hari ini? Apakah saya adalah orang yang mager (malas gerak)?

Apabila kita ingin memiliki hidup yang berkualitas, dapat menikmati hidup lebih lama dan hidup sehat, tidak ada salahnya kita belajar dengan orang di masa lampau dan mengikuti gaya hidup orang Jepang, dengan pola pikir yang benar, bahwa mengonsumsi makanan utuh dan aktivitas fisik yang baik akan membuat hidup panjang umur dan sehat.

Sumber informasi:

1. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/jhn.12566

2. https://econtent.hogrefe.com/doi/abs/10.1027/1016-9040.10.4.330

3. https://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:aca&volume=11&issue=5&article=035

4. https://www.academia.edu/download/35402766/2009_Prospects_of_a_longer_life_span_etc.pdf

5. https://academic.oup.com/ageing/article-abstract/51/6/afac110/6604742

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun