Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Saya merupakan seorang lulusan Bioteknologi dengan cabang ilmu teknologi pangan. Saya sangat menyukai perkembangan industri pangan, namun tidak hanya sebatas itu saja tetapi merambah ke dunia farmasi dan keamanan pangan.

Saya memiliki hobi membaca dan menikmati konten visual yang berkaitan dengan sains, perkembangan teknologi, dan makanan. Tetapi tidak hanya di situ, saya juga tertarik dalam dunia otomotif.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ini Makanan yang Terbaik untuk Tubuh Kita

25 Januari 2024   13:31 Diperbarui: 25 Januari 2024   13:33 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "Whole Food" | Sumber gambar: Jacopo Maia

Halo para pembaca, apakah kalian pernah mendengar istilah "whole food"? Jadi, istilah "whole food" ini merujuk pada makanan yang utuh. Utuh di sini bukan berarti makan daging sapi kemudian dikasih sapi utuh ya. Walaupun benar juga, tapi ini hanya bercanda ya. Jadi, makna sebenarnya dari "whole food" ini ialah makanan yang melalui sedikit proses pengolahan atau bahkan tidak melalui proses pengolahan, serta tidak diberi bahan tambahan pangan seperti contohnya pemanis buatan, bahan pengawet, dan bahan tambahan buatan lainnya.

Saya ambil contoh, ketika kita sedang menikmati hidangan nasi, dengan lauk ikan kembung goreng, sayur asam, sambal terasi, dan kerupuk putih. Itu nikmat banget ya pasti, nah ini adalah contoh dari "whole food". Hidangan tersebut, melalui proses pengolahan yang sedikit, misalnya seperti ikan kembung goreng, biasanya diberikan 1 ekor utuh atau hanya setengahnya saja, kemudian ikannya digoreng. Nah, dari sini kita tau bahwa saat mengolah ikan kembung goreng, hanya melalui satu atau dua tahap pengolahan dan langsung digoreng.

Mari kita bedah

Hamburger | Sumber gambar: Pablo Merchn Montes 
Hamburger | Sumber gambar: Pablo Merchn Montes 

Semakin sedikit proses pengolahannya, maka makanan tersebut masih tergolong "whole food". Tidak seperti  hamburger, hot dog, french fries, nugget atau makanan olahan lainnya, karena makanan tersebut sudah melalui banyak proses pengolahan dan ada bahan tambahan pangan buatan. Kita ambil contoh hamburger, makanan ini terdiri dari roti bun, saus mustard, acar, bawang bombai, tomat, beef patty, selada, saus tomat, dan mayonaise.

Makanan yang sudah melewati proses pengolahan, dikenal lebih tidak sehat dibandingkan makanan utuh, mari kita bedah untuk setiap komponen dari hamburger.

  • Roti bun: Bahan dasar dari roti bun ini adalah tepung terigu. Proses pembuatan tepung terigu melalui banyak proses, seperti pemisahan kulit luar dan kulit arinya, kemudian masuk proses penggilingan. Namun tidak sampai disitu saja, masih ada tahap lainnya untuk mendapatkan tepung yang terbaik, kemudian diberi bahan tambahan seperti anti kempal. Ini hanya penjelasan singkat dari serangkaian proses yang dilakukan untuk mendapatkan tepung terigu.
  • Saus mustard: Saus ini dibuat dengan mencampurkan berbagai macam bahan seperti bubuk mustard, cuka, gula, asam sitrat (penstabil keasaman), dan air. Bubuk mustard diperoleh dengan menggerus biji mustard dan bubuk ini menjadi bahan dasar pembuatan saus mustard
  • Acar: Biasanya acar yang digunakan yaitu acar timun. Timun akan dibersihkan terlebih dahulu, dipotong, kemudian direndam dalam cairan yang disebut "pickle brine" atau biasa disebut cairan acar. Cairan acar terdiri dari cuka, gula, garam, cengkeh, dan lada, tergantung keinginan dari pembuatnya.
  • Bawang bombai: Biasanya bawang yang sudah diiris kemudian dimasak dan diberi taburan gula untuk meningkatkan rasa manis pada proses karamelisasinya.
  • Tomat: Biasanya dipotong mentah tetapi ada juga yang dipanggang untuk menciptakan cita rasa.
  • Beef patty: Daging sapi ini sudah melalui banyak proses, yaitu pemotongan, penggilingan, dan pencampuran. Sebagai informasi tambahan, daging giling pada beef patty ini tidak sepenuhnya berisi daging, tetapi sudah dicampur dari sisa-sisa hasil pemotongan daging seperti daging sisa, lemak, dan bagian daging yang keras. Kemudian pembuatan patty-nya menggunakan banyak bahan seperti telur, tepung, dan lada, lalu semua itu dicampur dan dicetak menjadi beef patty.
  • Selada: Disajikan mentah
  • Saus tomat: Pembuatannya melalui banyak proses, seperti mencampurkan bahan seperti tomat utuh, tepung, asam sitrat, dan gula. Kemudian dipanaskan dan dikemas.
  • Mayonaise: Saus favorit dan dipakai banyak makanan bahkan ke salad juga pakai mayonaise. Mayonaise berbahan dasar telur, minyak, dan air jeruk lemon (bisa pakai sedikit cuka). Komposisinya lebih banyak menggunakan minyak dan bisa dibilang bahan dasar pembuatan mayonaise adalah minyak. Telur berperan sebagai emulsifier dan air lemon sebagai pengatur keasaman.

Dari rincian di atas, hanya bawang bombai, tomat, dan selada yang proses pengolahannya sedikit. Bahkan bintangnya, yaitu beef patty harus melalui lebih dari dua proses pengolahan. Proses pengolahan yang banyak, berbanding lurus dengan berkurangnya nutrisi pada makanan tersebut.

Butuh gambaran lainya? Boleh, sebagai pemisalan, kita bayangkan ikan kembung yang utuh dengan berat 100 gram, memiliki kandungan protein 21 gram. Kita potong jadi dua bagian dengan berat satuan 50 gram, maka protein yang kita dapat secara teoritis menjadi 10.5 gram. Nah, bayangkan kalau ikan kembung ini akan dibuat bakso dengan komposisi daging ikan 10% dan sisanya tepung dan bahan tambahan lainnya. Ikannya hanya 10 gram, jadi proteinnya hanya 2 gram. Jadinya sedikit bukan?

Oleh karena itu, makanan olahan memang tidak disarankan untuk dikonsumsi secara terus menerus karena kandungan nutrisinya yang sedikit. Agak sayang jika kita hanya kenyang tapi nutrisi yang dapatkan tidak maksimal. 

Alasan mengapa makanan olahan itu hanya menggunakan sebagian dari bahan utamanya ini berkaitan pada biaya dalam proses pembuatannya. Contohnya, jika industri daging membuat daging patty menggunakan daging utuh, pasti biayanya akan mahal, harga jualnya akan mahal, dan belum tentu dagingnya akan lebih nikmat. Jadi, tidak ada salahnya dengan makanan olahan, meskipun diberi banyak bahan tambahan, tapi mereka menawarkan kepraktisan dan umur simpan makanan yang lebih lama.

Apel | Sumber gambar: Matheus Cenali
Apel | Sumber gambar: Matheus Cenali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun