Cukup meminum beberapa pil, maka rasa sakit dapat hilang dengan lebih cepat. NSAID dianggap mengurangi rasa sakit terutama dengan menghambat aktivitas siklooksigenase (COX) yaitu keluarga enzim yang mengkatalisis konversi asam arakidonat menjadi prostat proinflammatori. Dengan menumpulkan sintesis prostanoid, NSAID dapat mengurangi ketidaknyamanan akibat latihan pasca latihan, sehingga memungkinkan para atlet untuk berlatih keras dan berat pada hari ke hari,dan itu seharusnya dapat mengarah pada keuntungan bagi para atlet serta ukuran otot yang dapat berkembang dengan lebih baik. Tetapi ternyata tidak.
Setiap obat pasti terdapat efek sampingnya. Terdapat berbagai alasan mengapa obat anti inflamasi nonsteroid ( NSAID) dapat menghambat pertumbuhan sel otot. Pertama, NSAID dapat mengganggu produksi prostanoid, ada anggapan bahwa obat ini juga memiliki efek negatif pada perkembangan otot. Memang pada penelitian awal menunjukkan hal ini terjadi.
Penelitian yang dilakukan telah secara konsisten menunjukkan bahwa NSAID mengganggu metabolisme protein dan mengurangi perkembangan otot sebagai respons terhadap beban otot. Efek merugikan pada adaptasi otot telah ditemukan dengan penggunaan NSAID selektif dan non-selektif, yang mencapai penurunan hipertrofi 50% yang berarti peningkatan volume jaringan otot dapat berkurang hingga 50%, sehingga tentu saja jelas bahwa obat anti inflamasi nonsteroid dapat mengurangi volume otot yang bisa berkembang. Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Todd Trappe pada tahun 2002 menemukan bahwa NSAID non-selektif yang diambil setelah latihan supileksimal eksentrik mengurangi sintesis protein hingga 50% sampai 75%. Selain itu, dari beberapa sumber mengatakan bahwa jenis ibuprofen juga dapat menghambat hipertrofi otot
Alasan kedua adalah NSAID yang secara selektif dapat menghambat enzim COX serta prostaglandin. Dua jenis NSAID yang terkenal yaitu aspirin dan ibuprofen pun bekerja dengan cara yang tidak jauh beda, yaitu dengan cara menghambat sintesis prostaglandin dan reaksi inflamasi. Lalu,apa itu prostaglandin? Prostaglandin merupakan mediator terjadinya inflamasi, yaitu penyebab rasa nyeri, perih, dan panas yang mempertahankan fungsi homeostatik dan menengahi mekanisme patogen, termasuk respons inflamasi. Mereka dihasilkan dari arakidonat oleh aksi isoenzim siklooksigenase (COX).
Lalu hal itu akan memicu dikeluarkannya sitokin.Sitokin berperan dalam mengaktifkan sitem kekebalan tubuh untuk memperbaiki otot yang rusak tadi. Semakin besar kerusakan yang dialami, semakin lama waktu yang diperlukan tubuh kita untuk memperbaiki diri sendiri. Akibat dari kerusakan dan perbaikan otot yang berulangkali akan dapat membuat otot menjadi lebih besar dan kuat. Prostaglandin memainkan peran kunci dalam menghasilkan respon inflamasi. Obat anti inflamasi nonsteroid bekerja dengan menghambat produksi Prostaglandin dalam suatu rangkaian proses inflamasi (radang), sehingga dengan tidak terbentuknya prostaglandin maka tidak akan terjadi rangsangan pada reseptor nyeri pada ujung-ujung saraf yang akan berujung pada hilangnya rasa nyeri.
Lalu, apakah obat anti inflamasi non-steroid tetap dapat digunakan? Pertanyaan ini sudah dapat terjawab oleh salah satu peneliti berikut. Brad Schoenfeld, dari Departemen Ilmu Kesehatan di kota New York, mensurvei penelitian yang tersedia mengenai apa yang terjadi pada berbagai aspek aktivitas otot saat penganut olahraga menggunakan obat-obatan yang disebut obat anti-inflamasi nonsteroid, atau NSAID (misalnya ibuprofen, aspirin , dll.).
Schoenfeld menemukan bahwa penggunaan NSAID sesekali tampaknya tidak menghambat peningkatan otot pasca latihan. Tapi Schoenfeld juga menemukan bahwa penelitian menunjukkan bahwa, setidaknya pada orang-orang yang berolahraga secara teratur, penggunaan NSAID jangka panjang mungkin merugikan, terutama pada mereka yang memiliki potensi pertumbuhan yang lebih besar.
Dari data-data dan analisis di atas, penulis menyimpulkan bahwa obat anti inflamasi nonsteroid ( NSAID ) boleh saja bila ingin digunakan, asal dengan dosis yang tidak berlebihan dan tidak terlalu sering, itu tidak akan memiliki efek negatif terhadap pertumbuhan otot. Hal ini dikarenakan tidak hanya efek samping jangka pendek yang akan menimpa pengguna obat, namun juga efek samping jangka panjang.
Efek samping jangka panjang dari pengguna obat tersebut salah satunya adalah dapat mengalami kerusakan pada hati, lambung, ginjal, dan bahkan beberapa jenis dapat menyebabkan masalah pada sirkulasi darah. Sebenarnya nyeri yang dihasilkan dapat hilang dengan sendirinya yang dikarenakan oleh koordinasi otak yang mengkoordinasi untuk memperbaiki sel-sel otot, namun terkadang sakit tidak bisa ditahan sehingga sebagian orang lebih memilih meminum obat NSAID ini. Walaupun obat golongan non-steroid ( NSAID ) ini tidak terlalu berbahaya seperti obat golongan steroid, dalam penggunaan yang berkelanjutan atau jangka panjang dapat menyebabkan efek samping pula.
Obat-obatan tersebut diklasifikasikan sebagai penghambat COX, dan aktivitas COX (siklooksigenase) adalah merupakan komponen penting bagi hipertrofi otot. Sehingga, jelas bahwa obat-obat tersebut dapat menghambat perkembangan otot. NSAID dapat membantu penanganan nyeri jangka pendek, namun penggunaannya harus diminimalkan.Maka dari itu, dianjurkan untuk tidak mengonsumsi obat ini secara rutin atau bahkan berlebihan.
Pakailah seperlunya saja jika benar-benar akan dibutuhkan. Atau jika perlu dapat berkonsultasi dengan dokter. Masih ada cara lain untuk menghilangkan rasa nyeri, antara lain misalkan dengan memijat bagian tubuh yang nyeri, mandi dengan air hangat, dan meregangkan otot-otot yang sedang nyeri tersebut. Jangan selalu bergantung pada obat jika tidak ingin terkena efek sampingnya baik jangka pendek maupun dalam jangka panjang.