[caption id="attachment_379856" align="aligncenter" width="400" caption="TPSA Kopi Luhur telah mencemarkan lingkungan sekitar dan permukiman warga. Hingga kini belum tampak upaya serius dari Pemkot Cirebon untuk mengatasi hal itu. Foto: Bagaskara Shanta"][/caption]
CIREBON,- Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Kopi Luhur di Kelurahan Argasunya Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon, Jawa Barat, harus segera ditutup. Pasalnya tempat pembuangan sampah tersebut diduga telah mencemari lingkungan sekitar maupun permukiman warga setempat.
Warga yang tinggal di sekitar lokasi TPSA Kopi Luhur sekarang tidak bisa lagi menggunakan air tanah karena sumur-sumur milik mereka airnya telah berubah warna kehitaman, berbau, serta sangat tidak layak dikonsumsi. Penderitaan warga di sana semakin lengkap pada musim penghujan karena bau tidak sedap yang bersumber dari TPSA Kopi Luhur menjalar hingga radius lebih dari 2 kilo meter. "Kalau musim hujan bau yang ditimbulkan dari TPSA itu menyebar hingga ke mana-mana. Itu merupakan pencemaran udara yang sangat luar biasa," tutur M Mansur (45) warga Kampung Kedung Krisik.
Pada bagian lain ia menyesalkan sikap Pemerintah Kota Cirebon yang hingga kini seakan-akan mengabaikan keluhan warga seperti dirinya. Bahkan Pemkot Cirebon seolah-olah membiarkan warga hidup di tengah-tengah lingkungan yang tidak sehat, sementara ketika berlangsung pemilihan kepala daerah maupun pemilihan anggota legislatif warga di sana dijadikan "kantong suara" untuk memuluskan ambisi mereka ke tampuk kekuasaan dan kursi empuk di gedung parlemen. "Waktu mereka berkampanye warga diiming-iming sejuta janji, tetapi setelah mereka duduk di kursi empuk janji itu raib seperti tertiup angin," lanjut Mansur seraya menyebutkan, Pemkot Cirebon seyogianya memerhatikan pula harkat dan derajat waarga sekitar yang menjadikan TPSA Kopi Luhur sebagai tempat mengais rejeki. Dikabarkan, ratusan warga terjun menjadi pemulung di tempat pembuangan sampah tersebut. Seharusnya mereka tidak berada di sana jika saja Pemkot Cirebon menyediakan lahan pekerjaan yang lebih layak dan terhormat. Karena itu tidak heran bila belakangan ini muncul keinginan dari warga agar TPSA Kopi Luhur segera ditutup. Suara senada lebih-lebih muncul dari mereka yang peduli terhadap kesehatan masyarakat. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H