Dulu Gemoy sekarang Sad Boy, Strategi Kampanye Prabowo pasca Debat ke-2
Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut dua, mengawali pencalonannya di bursa pilpres 2024 dengan citra gemoy. Gemoy adalah istilah gaul yang berarti lucu atau menggemaskan. Hal ini dilakukan untuk menutupi citra keras dan emosional yang selama ini melekat di diri Prabowo. Namun, citra gemoy Prabowo perlahan luntur seiring dengan kontradiksi pribadi dan citranya di depan umum. Semua ini makin menguat setelah mulai sesi debat capres KPU.
Dalam debat pertama yang membahas tema pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga, Prabowo tampak emosi. Ia meledak-ledak dan menampilkan sikap serta kata-kata yang tampak mengolok-olok kontestan lain.
Hal ini pun memuncak di debat capres ke-2 yang membahas tema hubungan internasional, geopolitik, dan pertahanan. Prabowo kembali digempur oleh dua capres lainnya, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Ia tampak tidak bisa menjawab beberapa pertanyaan dengan data yang akurat dan relevan. Prabowo bahkan sempat menyebut bahwa pertahanan adalah rahasia sebagai alasan untuk tidak menjelaskan rencana pertahanan negara.
Yang bikin miris, Prabowo di awal debat terus mendukung Ganjar sebagai capres yang satu guru satu ilmu dengannya. Namun, di akhir debat, ia justru diberi ulti oleh Ganjar. Prabowo K.O. Capres nomor urut 2 ini pun tampak kalah telak dan tertunduk lesu.
Pasca debat, netizen loyalis Prabowo kompak mengatakan sedih dan memosisikan Prabowo sebagai sosok yang sedang teraniaya. Mereka menyalahkan moderator, penyelenggara debat, dan media yang dianggap tidak adil dan tidak netral. Mereka juga mengklaim bahwa Prabowo adalah capres yang paling berwibawa dan berintegritas. Fenomena ini jelas meruntuhkan citra Prabowo. Awalnya gemoy sekarang sad boy.
Sepintas, masyarakat yang tidak berpikir kritis akan mengamini narasi tersebut. Mereka akan merasa simpati dan kasihan kepada Prabowo. Mereka akan menganggap Prabowo sebagai korban dari sistem debat yang zalim. Namun, jika ditelaah kembali, penampilan Prabowo saat debat memang sangatlah kurang. Ia tampak tidak siap dan tidak punya narasi ide yang menarik.
Padahal, Prabowo adalah Menteri Pertahanan dan topik debat kemarin adalah soal pertahanan. Ia seharusnya bisa menjabarkan persoalan dan solusi pertahanan dengan efektif dan efisien. Ia seharusnya bisa menunjukkan visi dan misi yang jelas dan konkret untuk menjaga kedaulatan dan keamanan negara. Namun, ia malah berulang kali mengajak 2 capres lainnya ngopi untuk membicarakan poin-poin yang tengah dibahas di debat di luar panggung debat.
Tentu timses Prabowo mestinya cepat mengevaluasi penampilan Prabowo. Mereka harus memperbaiki strategi kampanye dan komunikasi politik Prabowo. Mereka harus mengembalikan citra gemoy Prabowo yang lebih disukai oleh masyarakat. Sebab, berdasarkan survei cepat yang dilakukan drone emprit pasca debat, elektabilitas Prabowo kembali mengalami penurunan. Jika tidak, Prabowo akan semakin tersisih dari persaingan pilpres 2024.
Semoga Indonesia bisa mendapatkan presiden yang terpercaya, cerdas, dan amanah. Semoga rakyat bisa memilih dengan bijak dan rasional. Semoga pilpres 2024 berjalan lancar dan damai. Mari kita jaga persatuan dan kesatuan bangsa. Indonesia maju, Indonesia hebat!***