Mohon tunggu...
Bagas Hang NIM 121202044
Bagas Hang NIM 121202044 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa jurusan Akuntansi Universitas Dian Nusantara Dengan dosen pengampu Prof. Dr. Apollo, M. Si.Ak Matakuliah Akuntansi Forensik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Internal Kontrol COSO untuk Kecurangan Peruh

14 Mei 2024   09:36 Diperbarui: 14 Mei 2024   10:56 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa itu Kecurangan Perusahaan?

 

Kecurangan perusahaan adalah tindakan yang disengaja oleh satu atau lebih individu di dalam organisasi untuk menipu, memanipulasi, atau melanggar kepercayaan dengan tujuan mendapatkan keuntungan pribadi atau keuntungan lainnya, yang pada akhirnya merugikan organisasi itu sendiri. Bentuk-bentuk kecurangan ini dapat mencakup berbagai kegiatan ilegal dan tidak etis, termasuk tetapi tidak terbatas pada penipuan, penggelapan, pelaporan keuangan yang salah, dan penyuapan.

Penipuan mengacu pada penyalahgunaan aset perusahaan untuk kepentingan pribadi. Misalnya, seorang karyawan yang menggunakan kartu kredit perusahaan untuk pembelian pribadi tanpa otorisasi adalah bentuk penipuan. Penggelapan adalah pencurian aset perusahaan secara langsung, seperti seorang manajer keuangan yang memindahkan dana perusahaan ke rekening pribadinya. Pelaporan keuangan yang salah melibatkan penyajian informasi keuangan yang tidak akurat atau menyesatkan, sering kali untuk menutupi kerugian atau meningkatkan performa finansial perusahaan secara artifisial. Penyuapan melibatkan pemberian atau penerimaan suap untuk mendapatkan keuntungan yang tidak adil, seperti memenangkan kontrak atau menghindari regulasi yang ketat.

Kecurangan perusahaan dapat memiliki dampak yang sangat signifikan, termasuk kerugian finansial yang besar, yang bisa meliputi hilangnya aset, pendapatan, dan keuntungan. Selain itu, kecurangan dapat menyebabkan rusaknya reputasi perusahaan. Menurut sebuah studi oleh Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), 40% dari kasus kecurangan yang terungkap berdampak negatif pada reputasi perusahaan yang bersangkutan, yang pada gilirannya menurunkan kepercayaan investor dan pelanggan .

Selain itu, kecurangan dapat mengakibatkan gugatan hukum. Perusahaan yang terlibat dalam skandal kecurangan dapat menghadapi tuntutan hukum dari berbagai pihak yang dirugikan, termasuk investor, pelanggan, dan bahkan regulator pemerintah. Misalnya, skandal Enron pada awal 2000-an, yang melibatkan manipulasi laporan keuangan besar-besaran, mengakibatkan serangkaian tuntutan hukum dan kebangkrutan perusahaan . Terakhir, kecurangan dapat menyebabkan penurunan moral karyawan. Ketika karyawan menyadari adanya praktik-praktik curang dalam perusahaan, mereka mungkin merasa kecewa dan kehilangan motivasi untuk bekerja, yang menciptakan lingkungan kerja yang tidak produktif dan penuh ketidakpercayaan .

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan dan deteksi kecurangan, termasuk audit internal yang ketat, program pelatihan etika bagi karyawan, dan mekanisme pelaporan kecurangan anonim, guna melindungi diri dari dampak merugikan kecurangan perusahaan.

Mengapa Implementasi Internal Kontrol COSO Penting?

Implementasi kerangka kerja pengendalian internal yang dikembangkan oleh Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) adalah langkah krusial bagi organisasi dalam mencegah dan mendeteksi kecurangan. Kerangka kerja COSO terdiri dari lima komponen utama yang bekerja secara sinergis untuk menciptakan sistem pengendalian internal yang kuat dan efektif.

  1. Lingkungan Pengendalian: Komponen ini berfokus pada penciptaan budaya etika dan integritas di seluruh organisasi. Hal ini mencakup komitmen dari manajemen puncak untuk menetapkan dan mematuhi standar perilaku yang tinggi, serta memastikan bahwa nilai-nilai etika ini diinternalisasi oleh semua karyawan. Lingkungan pengendalian yang kuat merupakan fondasi dari pengendalian internal yang efektif, karena menetapkan nada dari atas yang mempengaruhi perilaku dan kesadaran seluruh organisasi . Menurut penelitian oleh Deloitte, lingkungan pengendalian yang baik dapat mengurangi insiden kecurangan secara signifikan karena menciptakan suasana di mana perilaku tidak etis tidak ditoleransi .
  2. Penilaian Risiko: Komponen ini melibatkan proses sistematis untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kecurangan yang dihadapi oleh organisasi. Risiko-risiko ini harus dianalisis berdasarkan kemungkinan terjadinya dan dampaknya terhadap organisasi. Penilaian risiko yang komprehensif memungkinkan organisasi untuk mengembangkan strategi yang tepat untuk mengelola dan memitigasi risiko tersebut. PwC mencatat bahwa perusahaan yang secara rutin melakukan penilaian risiko cenderung lebih proaktif dalam mencegah kecurangan dan dapat bereaksi lebih cepat jika kecurangan terjadi .
  3. Aktivitas Pengendalian: Aktivitas pengendalian mencakup kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk mengatasi risiko kecurangan yang telah diidentifikasi. Ini termasuk langkah-langkah seperti pemisahan tugas, otorisasi dan verifikasi transaksi, serta audit internal. Aktivitas pengendalian ini bertujuan untuk mengurangi peluang terjadinya kecurangan dan memastikan bahwa semua transaksi dan aktivitas organisasi sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Menurut laporan dari KPMG, implementasi aktivitas pengendalian yang ketat dapat menurunkan tingkat insiden kecurangan secara signifikan .
  4. Informasi dan Komunikasi: Komponen ini menekankan pentingnya komunikasi yang efektif mengenai risiko kecurangan dan ekspektasi pengendalian kepada seluruh karyawan. Informasi yang relevan harus disebarkan secara tepat waktu dan akurat untuk memastikan bahwa semua anggota organisasi sadar akan peran mereka dalam pencegahan dan deteksi kecurangan. Harvard Business Review menyatakan bahwa komunikasi yang terbuka dan transparan tentang kebijakan dan prosedur pengendalian internal sangat penting dalam menciptakan budaya yang tanggap terhadap kecurangan .
  5. Pemantauan Aktivitas Pengendalian: Pemantauan yang berkelanjutan adalah kunci untuk memastikan bahwa pengendalian internal tetap efektif dan adaptif terhadap perubahan kondisi dan risiko. Ini dapat dilakukan melalui audit internal, penilaian manajemen, dan peninjauan independen. Proses pemantauan ini memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi kelemahan dalam sistem pengendalian internal dan mengambil tindakan korektif segera. Studi oleh ACFE menunjukkan bahwa organisasi yang secara aktif memantau aktivitas pengendalian mereka memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mendeteksi dan menanggapi kecurangan .

Implementasi kerangka kerja COSO memberikan beberapa manfaat signifikan bagi organisasi. Pertama, dengan menerapkan kontrol yang efektif, organisasi dapat membuat kecurangan lebih sulit dilakukan, sehingga mencegah banyak insiden curang sebelum terjadi. Kedua, aktivitas pemantauan yang berkelanjutan membantu mendeteksi kecurangan yang mungkin terjadi, memungkinkan organisasi untuk segera mengambil tindakan korektif. Ketiga, pengendalian internal yang efektif dapat mengurangi dampak finansial dan reputasi dari kecurangan, melindungi organisasi dari kerugian yang signifikan dan mempertahankan kepercayaan stakeholder .

Referensi:

  1. COSO. (2013). Internal Control-Integrated Framework. Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission.
  2. Deloitte. (2017). The Deloitte Global Chief Audit Executive Survey: Internal audit in focus. Deloitte.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun