Mohon tunggu...
Bagas Dwi Cahyono
Bagas Dwi Cahyono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa yang menempuh pendidikan s1 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toleransi dan Harmoni Pluralisme Beragama di Masjid Agung Jami' dan GPIB Immanuel Kota Malang

8 Juni 2024   07:00 Diperbarui: 8 Juni 2024   07:20 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : dokumentasi pribadi

Pada banyaknya keberagaman Indonesia, Kecamatan Klojen di Kota Malang menampilkan contoh konkret penerapan nilai toleransi beragama. Masjid Agung Jami' dan GPIB Immanuel berdiri berdampingan sebagai simbol kebhinekaan. Umat Muslim dan Kristen beribadah dengan damai, mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan. Selain beribadah, kedua komunitas ini berkolaborasi dalam kegiatan sosial seperti memberikan bantuan dan mengadakan dialog antar agama, mempererat hubungan dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menghargai perbedaan. Keberhasilan ini menginspirasi daerah lain di Indonesia untuk membangun masyarakat yang harmonis di tengah keberagaman.

Menurut seorang narasumber dari komunitas Muslim di Masjid Agung Jami', ketertiban dan keamanan selama acara keagamaan sangat dijaga oleh pihak kepolisian dan masyarakat sendiri. Tidak ada insiden intoleransi atau diskriminasi di sekitar tempat ibadah. "Islam mengajarkan pentingnya menjaga keamanan dan saling menghormati," ujarnya.

Pandangan dari narasumber tersebut berkaitan dengan QS. Al-Hujurat: 13, Allah berfirman : 

Artinya : "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti."  Firman Allah pada QS. Al-Hujurat: 13 Allah SWT menegaskan bahwa manusia diciptakan dengan bangsa, suku, keturunan, kekayaan, kedudukan, sampai warna kulit berbeda agar saling mengenal serta menolong satu sama lain bukan saling mencemooh. 

Seorang jemaat dari GPIB Immanuel juga merasa aman dan dihormati saat beribadah. "Kami sering berkolaborasi dengan komunitas Muslim untuk kegiatan sosial bersama," ujarnya, mengacu pada ajaran yang diajarkan dalam Al Kitab tentang cinta kasih dan penghormatan terhadap sesama manusia. Kesaksian ini menunjukkan bahwa sikap terbuka dan saling menghormati dapat menciptakan kehidupan harmonis dan toleran.

Seorang pedagang menuturkan bahwa acara keagamaan biasanya sangat ramai namun tertib dan aman. "Saat Idul Fitri, kita saling toleransi," ujarnya. Tidak ada diskriminasi, dan penting untuk memegang teguh Bhinneka Tunggal Ika. Seorang tukang parkir menambahkan bahwa toleransi di Malang mungkin lebih mudah karena kota ini sudah besar dan maju, sementara di daerah lain mungkin masih ada konflik. "Nilai-nilai kebhinekaan sangat penting untuk menjaga persatuan," ujarnya. Tingkat toleransi di lokasi ini cukup tinggi, menciptakan rasa aman. "Faktor utama tumbuhnya toleransi adalah kesadaran diri setiap umat beragama," tambahnya.

Toleransi antar umat beragama sangatlah penting, dimana kita saling menghargai, menghormati, dan saling menjaga di antara keberagaman agama di sekitar kita. Allah SWT berfirman  pada QS. Ali Imran: 103 

Artinya : "Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk."

Pandangan-pandangan ini menunjukkan bahwa baik dari perspektif Islam maupun ajaran Kristen, prinsip dasar seperti saling menghormati dan cinta kasih menjadi landasan utama dalam membangun komunitas yang harmonis. Pengalaman mereka di Kecamatan Klojen menjadi bukti nyata bahwa toleransi dapat diwujudkan, menginspirasi daerah lain untuk memperkuat nilai-nilai kebhinekaan dan persatuan.

Korelasi Bentuk Nyata Toleransi, Kebhinekaan, dan Keagamaan

Pandangan toleransi menurut jamaah Masjid Agung Jami' dan Gereja GPIB Immanuel serta masyarakat yang ada di sekitaran area kedua tempat ibadah tersebut adalah sikap saling menghormati, menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kerukunan, Hal tersebut dikarenakan masyarakat sangat sadar pentingnya toleransi untuk menjaga kerukunan antar umat beragama, Hal ini sejalan dengan sila ke-1 dan ke-2 kita, sebagai warga negara kita harus memiliki agama dan bersikap beradab, sikap saling menghormati dan memahami menjadi kunci utama untuk hidup berdampingan secara damai. Dengan toleransi, kita belajar untuk menghargai nilai-nilai dan tradisi keagamaan orang lain tanpa mengurangi komitmen terhadap keyakinan kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun