Saya mengatakan bahwa saya sangat beruntung menonton film “SING”. Bagi teman-teman Kompasianer yang belum memiliki rencana hari ini, saya menganjurkan “SING” bisa menjadi opsi yang bijak untuk mengisi rencana teman-teman.
“SING” memang film animasi, d imana mengisahkan binatang yang dapat berbicara layaknya manusia, identik dengan film anak-anak. Tapi pesan cerita di dalamnya bisa dipetik oleh siapa pun. Saya pun mendapati ada seorang kakek yang menonton film ini. Mungkin beliau diajak oleh cucunya. Yang ingin saya ceritakan kepada teman-teman adalah pesan yang sungguh indah yang dapat kita serap dari sang tokoh utama, Buster Moon.
“SING”, intinya mengisahkan Buster Moon, seekor koala, pemilik teater musik yang sudah usang karena sudah mulai dilupakan binatang-binatang lain. Buster Moon bertekad ingin membuat teaternya kembali jaya seperti dahulu.
Ia pun membuat sebuah audisi menyanyi, dimana seluruh binatang bisa mengikuti, dengan harapan teaternya mulai dilirik orang. Seperti Indonesian Idol lah. Banyak jenis binatang yang ikut, ada babi, landak, siput, kucing, tikus, bahkan gorila. Mereka menyanyikan lagu-lagu hits, seperti “ROAR – Katty Perry”. Saya jadi terbayang film “Glee” tapi dimainkan oleh para binatang :D .
Konflik utama film ini adalah asisten Buster Moon, iguana, salah mengetik jumlah total hadiah, yang seharusnya $1.000 menjadi $100.000. Wadoohh. Kacau banget, kan? Namun, blessing in diguise, akibat kesalahan ini banyak binatang menyerbu teaternya untuk mengikuti audisi menyanyi. Banyak sekali. Teater sang koala pun diliput banyak media. Perlu teman-teman ketahui, sampai pertengahan cerita, Buster Moon belum mengetahui bahwa total hadiahnya sebegitu besar. :D
Saat mengetahui hadiahnya besar sekali, Buster Moon terkejut. Namun, bukannya putus asa, tapi ia tetap melanjutkan audisi. Ada sebuah momen di mana listrik di teaternya mati akibat belum melunasi tagihan listrik. Beliau tetap mencari akal untuk tetap melanjutkan kegiatan audisi. Di saat peserta audisi sedang berlatih, Buster Moon mencari cara untuk mendapatkan $100.000. Ia mencari pinjaman kepada temannya, namun ditolak.
Saya rasa film ini sangat mirip dengan kehidupan kita yang sedang meniti karir. Kita sadar bahwa masalah pasti akan ‘bertamu’, mau cepat atau lambat. John C. Maxwell, seorang ahli kepemimpinan yang telah menjual lebih dari tiga belas juta buku, mengatakan di bukunya yang berjudul “The Difference Maker” bahwa orang yang menghadapi masalahnya paham bahwa langkah pertama dalan menyelesaikan masalahnya adalah memulai langkah tersebut. Jadilah seperti Buster Moon yang optimis.
Saya tidak perlu berpikir dua kali untuk mengatakan Buster Moon adalah contoh karakter yang tidak pandai menyerah. Semua masalah ia jalani dengan santai. Benar-benar santai. Bahkan, dari keseluruhan film, saya hanya melihat satu kali Buster Moon down. Iya, hanya sekali. Di film ini, benar-benar sedikit sekali dramanya.
Beda dengan film Indonesia yang sedikit-sedikit menangis. Selain tidak pandai menyerah, Buster Moon juga banyak akal. Karena ia tidak memiliki cukup uang untuk membeli peralatan lightning yang canggih, ia memanfaatkan cumi-cumi. Bayangkan sosok keenganan untuk menyerah dipadu dengan kreatif. Pribadi yang indah, bukan?
Ajaklah keluarga untuk menikmati film ini. “SING” sangat cocok dijadikan tontonan keluarga. “SING” tidak cocok ditonton oleh orang yang lebih menghargai drama. Banyak sekali pesan moral yang bisa dibawa pulang selain yang sudah saya ceritakan di atas.
“SING” juga menyajikan musik-musik yang, saya jamin, bisa membuat teman-teman tidak mengantuk. “SING” juga mempersembahkan momen yang akan membuat para penontonnya merinding takjub, yang pasti tidak akan saya ceitakan karena spoiler.Mari menikmati “SING”.