Tempe merupakan produk pangan olahan yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Tempe sendiri merupakan produk olahan yang melalui proses fermentasi alami.Â
Secara umum, tempe diartikan sebagai bahan pangan yang dihasilkan melalui proses fermentasi kedelai rebus, dalam waktu tertentu menggunakan kapang (jamur) Rhizopus sp.Â
Bahan baku tempe sendiri yaitu kedelai, yang memiliki nilai gizi protein sangat rendah, hal ini disebabkan oleh adanya komponen non-gizi seperti tripsin inhibitor, kimotripsin, asam fitat, saponin, dan hemaglutinin.
Tingginya angka impor kedelai disebabkan oleh ketersediaan kedelai lokal yang tidak mencukupi. Hal ini membuat para pengrajin tempe umumnya menggunakan kedelai impor sebagai bahan baku produksinya.
Kondisi ini diperparah dengan beberapa keunggulan kedelai impor, diantaranya pasokannya terjamin, harganya lebih murah, dan ukuran bijinya lebih seragam dibandingkan kedelai lokal.Â
Hal tersebut membuat para pengrajin cenderung lebih menyukai kedelai impor sebagai bahan baku tempe yang diproduksinya. Masalah utama yang dihadapi pada tempe adalah umur simpannya yang relatif singkat diakibatkan oleh kadar airnya yang cukup tinggi, serta adanya kapang yang terus tumbuh dan berkembang biak sehingga menyebabkan degradasi protein pada tempe dan membentuk amonia. Kandungan Amonia inilah yang menyebabkan munculnya aroma busuk.
Solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dilakukan pengolahan lanjut produk tempe menjadi tepung tempe. Tepung tempe dianggap sebagai Solusi alternatif untuk mencegah peningkatan limbah tempe dikarenakan umur simpan tempe yang relative singkat.Â
Tepung tempe mengandung 48 % protein, 24.70 % lemak, 13.50 % karbohidrat, 2.50 % serat, dan 2.30 % abu. Tepung tempe juga mengandung berbagai macam asam amino.Â
Tepung tempe dapat digunakan untuk berbagai macam olahan bahan pangan. Olahan bahan tersebut adalah berbagai macam minuman, kue, dan bahan pangan lainnya. Tepung tempe dapat digunakan sebagai alternatif substitusi tepung terigu.
Pembuatan tepung tempe sendiri cukup simple dan mudah. Tempe dikukus terlebih dahulu guna meningkatkan kualitas dan meningkatkan masa simpan tepung tempe. Pengukusan dapat membantu mengurangi jumlah mikroba yang terkandung dalam tempe, sehingga menghasilkan tepung tempe yang lebih aman dan lebih awet.Â
Setelah proses pengukusan dilakukan pemotongan menjadi bagian kecil dan dilanjut dengan proses pengeringan menggunakan alat Food Dehydrator dengan suhu 60oC selama 6 jam untuk melepaskan kadar air.