Mohon tunggu...
Bagas Adi Saputra
Bagas Adi Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teologi STAK-AW Pontianak

hobi membaca dan bicara dengan diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Persekutuan Gereja dalam Gempuran AI

28 Februari 2024   19:00 Diperbarui: 28 Februari 2024   19:05 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Facebook/Injil Berbicara diolah di Canva

Beberapa waktu lalu, tepatnya pada tanggal 9 Juni 2023 salah satu gereja Protestan di Jerman melangsungkan ibadah yang dipimpin oleh kecerdasan buatan atau lebih dikenal dengan Teknologi AI (Artificial Intellegence), teknologi tersebut merupakan teknologi yang baru dikembangkan oleh teknologi ChatGPT.

Mengutip dari laman Website www.independent.co.uk mengatakan bahwa ibadah yang berlangsung di gereja Saint Paul di Frth tersebut dihadiri oleh ratusan orang (jelasnya lebih dari 300-an jemaat).

Melihat kemampuan dari AI yang mampu memimpin ibadah dari mulai khotbah, doa dan musik tersebut, tidak heran membawa para pendeta, aktivis gereja, teolog bahkan mahasiswa teologi untuk kembali merenungkan tugas dan peran pendeta sebagai pemimpin dalam persekutuan gereja.

Dengan kemampuan luar biasa ini, apakah jabatan pendeta akan hilang?, apakah jemaat mungkin untuk digembalakan oleh AI?, mungkinkah Pendeta akan jadi salah satu dari sekian banyak hal yang bisa sepenuhnya dikerjakan oleh AI?, jelas akan ada banyak sekali pertanyaan yang muncul karena kejadian di salah satu gereja Protestan di Jerman ini, hal tersebut tentu saja mengundang beragam pertanyaan.

Memang benar bahwa Gereja pada hari cukup terbuka terhadap kemajuan zaman, tetapi mengenai pendeta yang akan kehilangan perannya dalam gereja itu terlihat mustahil.

Pertama, pendeta akan tetap memiliki peran penting dalam gereja, hal itu dikarenakan pendeta bukan hanya sekedar jabatan gerejawi yang menduduki hierarki tertinggi dalam organisasi gereja. Pendeta lebih dari itu, mereka adalah orang-orang yang dipakai Tuhan dalam menggembalakan umat Allah. 

Dalam proses penggembalaan tersebut pendeta meluangkan hati dan pikirannya untuk memberikan pendampingan atas jemaat, mendidik jemaat sesuai Firman Tuhan. Sedangkan AI hanya sebatas program yang dibuat manusia, ia (AI) tidak memiliki kemampuan yang sama seperti manusia. Proses penggembalaan yang dilakukan oleh pendeta bukan sekedar menggunakan kemampuan pendeta tersebut, melainkan menyertakan Roh Kudus sebagai penuntun.

Kedua, kita memang harus akui bahwa ibadah yang dipimpin oleh AI tersebut memang dapat berjalan dengan baik, tetapi kita harus paham bahwa manusia sangat memerlukan sentuhan dan kehadiran.  Perlu diingat bahwa wajah gereja hari ini memang dipengaruhi oleh pandemi covid-19, semua kita lakukan secara jarak jauh, hampir semua kegiatan gerejawi kita lakukan secara daring, tetapi karena keadaan tersebutlah kita dapat mengerti bahwa kehadiran ke dalam persekutuan secara langsung (tatap muka) sangat kita rindukan, sangat kita perlukan. 

Maka dari itu kekhawatiran kita akan kemajuan zaman (ibadah yang dipimpin oleh AI, misalnya) yang mungkin saja mengubah wajah gereja secara penuh tidak perlu lagi kita takuti, karena tidak ada yang bisa menggantikan sentuhan dan kehadiran dari gereja dan para pelayannya (pendeta, penginjil, diaken, penatua dan sebagainya) dalam bersekutu dan menggembalakan umat Allah.

Sentuhan dan kehadiran antara orang-orang percaya adalah sebuah kunci dalam berjalannya sebuah persekutuan dalam kehidupan bergereja. Maka dari itu sentuhan dan kehadiran tidak boleh padam hanya gara-gara kemajuan zaman, sikap ini (sentuhan dan kehadiran) harus tetap hidup dan menyala dalam kehidupan dan persekutuan umat Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun