KKN-T IPB University Kelompok Desa Sragi, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo melaksanakan sosialisasi dan pembuatan obat topikal serta disinfektan untuk hewan ternak warga di Desa Sragi. Pembuatan obat topikal dan disinfektan ini didasari oleh wabah penyakit menular kuku (PMK) pada hewan ternak warga yang saat itu sedang menjalar di berbagai daerah di Indonesia, tak terkecuali di Ponorogo. Mahasiswa KKN-T Desa Sragi bekerja sama dengan pemerintah desa untuk mengoordinasikan pelaksanaan program ini untuk selanjutnya dilaksanakan secara door to door kepada warga desa.
Kecamatan Sukorejo-MahasiswaHewan Ternak seperti sapi dan kambing di Desa Sragi telah banyak terjangkit PMK, ditambah lagi dengan risiko penularan virus yang sangat cepat. "Adapun jumlah kejadian terjangkitnya sapi terhadap PMK sangat tinggi dengan penularan yang sangat cepat melalui udara dan mobilitas orang dari kandang satu ke kandang lainnya. Meskipun tingkat kematian tidak tinggi akan tetapi dampaknya sangat besar terkhusus untuk sapi perah dapat menurunkan produksi susunya", ucap Aldo Yanuar, mahasiswa KKN-T IPB Desa Sragi sekaligus koordinator program pembuatan obat topikal dan disinfektan untuk kandang. Atas dasar ini, Aldo menambahkan pembuatan obat topikal dan disinfektan ini akan membantu warga untuk merawat hewan ternak secara mandiri di tengah wabah PMK. Selain itu, pembuatan obat topikal dan disinfektan ini menjadi usaha untuk mitigasi wabah PMK disamping pemberian vaksin dan obat yang telah rutin diberikan oleh dinas terkait kepada warga Desa Sragi.
Obat topikal dan disinfektan ini dapat dibuat dengan bahan dan cara yang sederhana. Obat topikal pada dasarnya adalah sejenis salep yang terbuat dari madu, millet, dan soda kue yang dicampurkan. Penggunaan bahan-bahan tersebut karena  memiliki khasiat sebagai antibakteri dan antiseptik. "pH madu yang bersifat asam (antara 3,2-4,5) dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Madu juga memiliki efek antiradang dan kemampuan untuk menyamarkan bekas luka karena madu memiliki kemampuan mempercepat perbaikan pembuluh darah (akibat kerusakan pada pembuluh darah saat luka)", lanjut Aldo.  Selain itu Aldo menambahkan bahwa penggunaan bahan tersebut dapat mempercepat pemulihan lapisan kulit hewan ternak yang mengalami kerusakan akibat virus PMK. Selain itu, disinfektan yang dibuat juga sangat sederhana dengan mencampurkan air dan asam sitrat.
Program ini diharapkan dapat meminimalisasi dampak virus PMK yang sedang menyebar dan juga dapat mengedukasi warga untuk dapat mandiri dalam mitigasi wabah PMK. Selain itu, secara tidak langsung pembuatan obat topikal dan disinfektan ini dapat mengurangi dampak ekonomi yang dirasakan warga akibat kematian hewan ternak. Hal ini didasari karena masyarakat pedesaan umumnya memiliki ternak sebagai aset keluarga yang sangat berdampak pada perekonomian masyarakat dalam jangka panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H