Kita adalah anak! Sebagaimana layaknya seorang anak, sejak dilahirkan kita sudah mendapat kasih sayang orangtua. Setiap hari kita dibesarkan dengan kasih sayang dan perhatian.Â
Kita mematuhi perintah orangtua, kita melakukan hal-hal yang menyenangkan hati mereka, bukan karena mengharapkan imbalan, melainkan sebagai bentuk ucapan terima kasih kita atas segala kebaikan, segala kerja keras dan pengorbanan yang telah mereka lakukan untuk kita. Seberapa keras pun kita berusaha menyenangkan hati orang tua, tidak akan menentukan besaran perhatian dan kasih sayang yang akan mereka berikan kepada kita. Di antara anak dan orang tua juga tidak pernah ada kontrak yang mengatur tentang hal itu.
Berbeda dengan prinsip "Tabur-Tuai," prinsip "Tuai-Tabur" lahir dari sebuah kesadaran bahwa hidup ini adalah anugerah. Prinsip ini tidak menekankan pada hasil, melainkan pada alasan.Â
Kita wajib menabur hal-hal yang baik karena kita menyadari bahwa kita telah terlebih dahulu menerima kebaikan berupa kehidupan, kesempatan, dan penebusan. Ibarat utang, kebaikan yang sudah kita terima tersebut haruslah kita bayar---tentunya dengan kebaikan juga---bagaimanapun caranya. Kita tidak punya pilihan untuk berkata iya atau tidak. Kita tidak punya kesempatan untuk bersantai dan memilih untuk tidak bekerja.
Kita telah terlebih dahulu menuai maka inilah saatnya kita mulai menabur!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H