Mohon tunggu...
Bafadlol Muksit
Bafadlol Muksit Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, FISHUM, Prodi Ilmu komunikasi. "yen Abang yo sing mbranang, yen Putih yo sing Memplak"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rumah Joglo, Rumahnya Orang Jawa

4 Oktober 2012   22:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:15 1969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1349416365444436140

Anda bingug mau bangun rumah dengan model seperti apa ? Mungkin tidak ada salahnya kita tengok bangunan rumah tradisional. Ya, rumah tradisional sangat banyak sekali dan merupakan kekayaan budaya Indonesia. Kali ini saya akan memperkenalkan bangunan rumah tradisional khas dari Jawa Tengah yaitu Rumah joglo. Rumah joglo adalah bangunan yang berarsitektur tradisional Jawa Tengah. Namun seiring perkembangan zaman, banyak Rumah joglo yang mengalami pembaharuan model namun tidak merubah apa yang menjadi ciri khasnya.

Lantas apakah yang membedakan Rumah joglo dengan rumah adat lainnya ? Ya, tentu saja kerangka bangunannya. Ada beberapa kerangka bangunan utama dalam Rumah joglo, yang terdiri dari soko guru berupa empat tiang utama penyangga struktur bangunan serta tumpang sari yang berupa susunan balok yang disangga soko guru. Selain itu dalam pemetaan ruang rumah, terbagi menjadi tiga pemetaan ruang utama, yaitu : Pendhapa, Pringgitan dan Dalem. Jika dikaitkan dalam filosofinya, konon pemetaan tersebut banyak mengandung nilai fungsinya.sinya.

Menurut Pak Yudi, seorang tukang bangunan yang sering membangun rumah dengan model joglo ini. Beliau menuturkan bahwa, maksud dari pendhapa adalah ruangan pertemuan. Letaknya berada didepan dan tidak disekat oleh dinding atau terbuka. Jika dikaitkan dengan filosofinya, konon ini menandakan bahwa orang Jawa bersifat ramah, tidak memilih – milih dalam menerima tamu dan tidak ada tingkat kesenjangan, artinya bahwa semua tamu sama atau setara. Dan umumnya dahulu pendhapa tidak terdapat kursi atau lesehan.

Pringgitan, selain pendhapa yang mempunyai sisi filosofisnya. Pringgitan merupakan bentuk aktualisasi dan simbolisasi pemilik rumah. Inilah yang biasanya terlihat bahwa rumah joglo itu mistis. Karena disini menggambarkan bahwa pemilik rumah tidak meninggalkan kepercayaannya terhadap sang pencipta. Biasanya digunakan untuk upacara atau ruwetan dewa yang maha hebat, yang merupakan sember dari segala kebahagiaan. Namun sekarang sudah banyak dimodifikasi, misalkan untuk tempat ibadah atau sholat. Selain itu, Pringgitan juga melambangkan cirri khas orang jawa yang kebanyakan petani atau agraris. Sehingga biasanya terdapat ruang kosong untuk menyimpan hasil pertanian.

Dalem atau ruang utama, ini merupakan ruang pribadi pemilik rumah. Di bagian ruangan ini terdapat kamar atau biasanya oleh orang jawa disebut senthong, Ruang keluarga dan ruang pribadi lainnya. Menurut filosofinya, ruangan ini mengandung makna, bahwa masyarakat jawa mempunyai kebiasaan suka berkumpul dengan keluarganya. Atau istilahnya “mangan ora mangan sing penting kumpul” dalam bahasa indonesianya “ makan tidak makan yang terpenting kumpul dengan keluarga”. Jadi tidak heran jika kebanyakan zaman dahulu orang jawa lebih suka menetap dari pada pergi ke lain tempat. Bahkan sampai anak dan cucu tinggal serumah. Selain itu ruang utama ini, juga terdapat ruangan khusus untuk pemujaan pribadi. Ruangan ini disebut krobongan, biasanya untuk pemujaan Dewi Sri yaitu Dewi yang dianggap sebagai pemilik rumah sebenarnya. Jadi tidak heran jika ruangan ini sangat privat.

Bagaimana dengan Joglo sekarang ? Seiring dengan kemajuan zaman dan modernisasi, rumah joglo pun banyak mengalami pergeseran, ini terjadi tentu tidak luput dari kenyamanan pemilik rumah serta selera pemilik rumah. Banyak rumah joglo yang digunakan sebagai tempat pertemuan saja atau dibuat seni lainnya. Namun terlepas dari itu semua, kini rumah joglo menjadi idaman, karena nilai filosofisnya yangmelekat dan mempunyai daya tari tersendiri. Akan tetapi menurut Pak Yudi, kesulitannya terletak pada materialnya yaitu kayu. Kayu merupakan ciri khas dari rumah Joglo yang tidak bisa memilih asal kayu. Bahkan karena saking sulit dan mahalnya mendapatkan kayu, tidak jarang yang menggantinya dengan adukan pasir dan semen (saka cor-coran). Di Jawa Tengah sendiri masih terdapat rumah Joglo, walau sudah banyak mengalami Redesign.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun