Mohon tunggu...
BAD US
BAD US Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

comfortable its a trap

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Trend Fashion Era 90-an: Menjadi Pusat Perhatian

8 Januari 2022   08:13 Diperbarui: 8 Januari 2022   08:19 3726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tren pakaian ala era 90-an atau yang sering biasa disebut dengan gaya berpakaian aesthetic. Tren gaya berbusana tersebut merupakan suatu inovasi baru yang dilakukan oleh masyarakat terutama bagi kaum muda untuk mengatasi rasa bosan dimasa pandemi seperti ini. mereka dengan percaya diri menggunakan pakaian ala 90-an kemudian mereka melakukan berbagai macam gerakan disertai backsound lagu yang dimana setelah itu mereka posoting di akun sosial media mereka. Aura yang mereka tampilkan seolah-olah membuat Fashion era 90-an muncul kembali kepermukaan sehingga para audience yang melihatnya akan kembali bernostalgia pada zaman era 90-an. Gaya yang erat mereka tonjolkan adalah high waisted jeans, sepatu putih, bucket hat,overside denim jacket dan masih banyak lagi yang dipadupadankan oleh mereka sehingga membuat tampilan mereka lebih modis. Ibrahim (2011: 265) berpendapat bahwa fashion,pakaian,busana adalah bagian penting dari sebuah gaya,tren,serta penampilan sehari hari yang sesungguhnya mampu memberikan pencitraan bagi pemakainya agar lebih tampil menarik, stylist dan unik sehingga mampu memberikan suatu identitas tersendiri bagai pemakainya.

Naiknya tren berpenampilan ala 90-an, bisa dikatakan telah membawa suasana dan budaya baru dalam bidang fashion yang menjadi budaya populer paling disukai secara luas oleh banyak orang, salah satunya adalah generasi muda. Raymond Williams (Haryanto 2006) menyatakan bahwa budaya populer bisa didefinisikan kedalam empat macam 1) Budaya Populer sebagai kebudayaan yang disukai oleh banyak orang; 2) Kerja kebudayaan inferior; 3) Kerja kebudayaan yang dimaksud untuk meraih simpati banyak ornag;4) Kebudayaan yang dibentuk sekelompok untuk diri mereka sendiri. Hal ini membuktikan bahwa apa yang telah dikatakan oleh Raymon William menggambarkan bahwa tren fashion 90-an merupakan bagaian daru ideologi gaya hidup yang mendorong masyarakat unutk mengonsumsi produk-produk kebudayaan baru yang sedang tren di masa pandemi seperti ini dan menjadi sebuah karya yang banyak disukai banyak orang. Tren fashion 90-an merupakan suatu proses yang diciptakan kembali oleh generasi muda dengan tampilan yang sedikit dimodifikasi antara fashion zaman sekrang dan 90-an agar tampilan gaya busana yang digunakanya tampak klasik dan modern.

selain itu,budaya dengan berpakaian  baru ala 90-an yang datang seiring dengan adanya pandemi covid-19 memberikan suatuyang baru bagi generasi muda. selama pandemi ini, banyak generasi muda yang menjadikan tren tersebut sebagai cara untuk mengekspresikan diri mereka dengan tampilan yang berbeda dengan sebelumnya. Dengan tampilan baru tentunya membuat mereka semakon up to date sehingga lebih menarik untuk dipandang orang lain karena kenunikanya dan fashion yang mereka kenakan bida dibilang tiddak ketinggalan zaman. 

Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Raymond Williams, dalam karyanya dimana ia menyarankan 3 batasan luas tentang budaya. pertama, budaya dapat digunakan untuk engacu pada suatu proses umum  pekembangan intelektual,spiritual,dan,estetis (William,1983:90). Kedua, budaya berarti "pandangan hiduptertentu dari masyarakat,periode, atau kelompok tertentu (william,1983:90). 

Dan Ketiga, selain itu Williams juga mengatakan bahwa budaya-pun bisa merujuk pada karya dan praktik praktik intelektual, terutama aktivitas artistik (Williams,  1983:90) dari batasan luas tentang budaya yang disarankan oleh reymond Williams maka wujud dari adanya tren pakaian 90-an merupakan onsep dari wujud seni dan keindahan yang ada disuatu lingkup lingkungan masyarakat.

Munculnya tren busana tersebut merupakan suatu bentuk keindahan dan seni dalam ggaya berpakaian yang terpengaruh dari implikasi tekhnologi media masssa yang kebnyakan ditiru oleh masyarakat Indonesia pada trren gaya berpakaian orang-orang asia dan Eropa pada era 90-an. selain itu, untuk mengisi kebosanan mereka selama terjadi pandemi covid-19 berlangsung, kebayakan dari mereka menghabisakan waktunya untuk berbelanja online dengan sistem belanja thrift yang merupakan sebagai aktivitas membeli barang dengan harga yang lebih murah yang biasanya menjual jenid-jenid pakaian dengan gaya atau style 90-an. Gaya belanja dengan cara thrift paling banyak diminati oleh banyak orang terutama dalam berpakaian 90-an . 

Dalam kehidupan masyarakat modern sendiri, gaya hidup membantu mendefinisikan mengenai sikap,nilai-nilai,kekayaan,serta posisi sosial seseorang (Chaney,2004) tentunya dengan mengikuti perkembangan fashion tersebut membuat generasi muda dapat memperluas dan mendorong kepopularitasannya pada kelompok pertemanannya.  

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tren berpakaian ala 90-an yang secara tidak sengaja dibentuk kembali oleh generasi muda,, merupakan suatu bentuk kebudayaan yang dipahami sebagai karya imajinatif yang bersal dari pengalaman hidup masnusia yang sebelumnya menciptakan tren fashion 90-an . Dimana hal ini merupakan bagian dari analisis budaya menurut Raymond Williams (2009,44) yang meguraikan tiga kategoti umum dalam definisi budaya. pertama, "the ideal", dimana budaya adalah keadaan atau proses kesempurnaan manusia, dalam arti nilai absolut atau universal tertentu. 

Kedua, ada catatan dokumenter teks dan budaya yang masih ada. ketiga,ada definisi sosial dari budaya, dimana budaya adalah deskripsi daru cara hidup tertentu. Hal tersebut jika dikaitkan dengan tren fashion 90-an adalah bahwasanya tren tersebut bisa dikatakan sebagai proses dari penyempurnaan kehidupan manusia sebagai daya tarik-nya dalam kehidupan sosial dimasyarakat agar individu dapat meniingkatkan prastisenya dan dianggap keberadaanya dalam kehidupan bermasyarakatnya.selain itu, berpakaian seperti itu dapat diartikan sebagai edia dalam mengakses makna-makna dan nilai-nilai tertentu yang bertumpu pada perilaku seseorang dalam kedupannya. 

Daftar Pustaka 

Ibrahim, Idy Subandi,2011, Budaya Populer sebagai komunikasi ,Jalasutra, Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun