Mohon tunggu...
Badrun Niam
Badrun Niam Mohon Tunggu... Peternak - Guru, Peternak dan Penggemar Sepakbola

Tulisan berasal dari pengamatan, pengalaman dan buku bacaan. | Happy Reading and Writing :) | Mari Berdikusi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Fabel: Macan dan Kucing Kakak Beradik

7 Januari 2021   21:01 Diperbarui: 7 Januari 2021   21:09 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture by : meowmagz.com

Pada zaman dahulu di sebuah hutan lebat hidup keluarga macan yang harmonis. Terdiri dari ayah, ibu dan anak. Sang ayah merupakan raja hutan yang sangat dihormati dan ditakuti oleh binatang lain. Sehingga keluarga macan ini selalu tercukupi kebutuhan makanannya.
Suatu masa, di hutan sedang krisis makanan. Karena rusa-rusa diburu manusia untuk diambil tanduknya. Tentu sang Raja Hutan merasa harus segera mengatasi kondisi ini.

Suatu sore sang ayah mengajak anaknya untuk jalan-jalan.
"Ayah, kita mau kemana?", tanya sang anak.
"Kita mau jalan-jalan ke desa terdekat, nak. Siapa tau ada makanan yang lebih banyak dan lezat", jawab sang ayah.
"Tapi kan ibu di rumah sendirian. Kasihan. Apalagi ibu sedang mengandung.", balas sang anak mulai khawatir
"Tenang. Kita ke desa, sekalian mencari makanan yang lebih bergizi. Kita nanti bawa makanan yang banyak untuk ibu dan calon adikmu ya." jawab sang ayah menenangkan.
"Tapi aku takut yah, nanti kalo ada apa-apa bagaimana?", tanya sang anak semakin risau.
"Jangan takut nak, ayahmu ini RAJA HUTAN!. Tak ada yang mampu mengalahkan. Hahaha", jawab sang ayah sangat meyakinkan.

Akhirnya mereka tiba di pinggiran sebuah desa. Mayoritas warga desa adalah petani dan peternak domba. Mereka berdua bersembunyi di balik semak belukar. Mereka melihat sekeliling dan tampak pemandangan sawah yang indah dan luas. Para petani membawa cangkul penuh lumpur di pundaknya tanda pulang dari sawah. Terlihat juga beberapa penggembala yang memasukkan dombanya ke dalam kandang. Ibu-ibu juga berkemas mengangkat jemuran pakaian. Anak-anak kecil membantu mengangkat jemuran ikan asin di samping rumah.

Hari mulai gelap, aktivitas desa mulai sepi. Sang ayah macan mulai berbicara dengan anaknya.
"Lihat domba-domba itu nak. Gemuk-gemuk ya?"
"Iya yah. Sepertinya lezat", air liur si macan kecil mulai menetes
"Kamu sembunyi di bawah jemuran ikan asin itu. Ayah mau ambil beberapa domba di kandang warga untuk makan keluarga dan rakyat kita"
"Siap yah", sahut sang anak

Si macan kecil pun bersembunyi di bawah jemuran ikan asin untuk mengawasi aksi sang ayah mengendap-endap ke kandang domba. Si macan kecil melihat ada ikan asin yang tercecer di sekitarnya, lalu mengendus dan memakannya. Rasanya nikmat sekali. Tidak kalah dengan daging buruan yang selama ini ia makan.

Tiba-tiba dari kandang domba ada suara.
"Macaaaan... Macaaaan.!!!!" Teriak si pemilik domba ketakutan

Tetangga sekitar langsung ramai berdatangan. Ada yang membawa obor api, arit dan cangkul untuk mengepung si macan. Membuat si ayah macan itu tersudut di pojok kandang.

Sang ayah mencoba melawan tapi dia takut dengan api. Sedangkan orang-orang juga takut mendekat karena khawatir diterkam. Hingga akhirnya, sang dukun desa sakti mandraguna berlari membawa tombak dan menancapkannya ke perut si macan.
"AKU KUTUK KAU!!! Keturunanmu selanjutnya takkan sama denganmu!", teriak sang dukun bersumpah

Sang raja hutan pun akhirnya mati. Melihat kejadian itu si macan kecil langsung mengendap dan lari ketakutan pulang ke dalam hutan. Ia sangat sedih dan menceritakan semua peristiwa itu ke ibunya. Sang ibu merasa terpukul, apalagi sebentar lagi anak dalam perutnya juga akan lahir.
Kabar kematian sang Raja hutan pun tersebar ke penjuru arah. Sehingga diadakan pemilihan raja hutan baru dan semua sepakat memilih Singa untuk menjadi raja hutan berikutnya.

Satu bulan berikutnya, sang ibu melahirkan. Sang adik sangat lucu dan menggemaskan. Mereka sangat bersyukur, meskipun memiliki loreng yang berbeda. Jika sang kakak dan ibu memiliki loreng hitam orange, sedangkan si adik memiliki loreng hitam abu-abu. Meski demikian mereka sangat sayang dengan hadirnya anggota keluarga yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun