Tahun 2020 menjadi tahun yang unik. Di samping bentuknya yang kembar berupa angka 20, tahun tersebut juga menjadi tahun yang akan sulit terlupakan. Apalagi jika bukan karena pandemi Covid 19 yg mempengaruhi tatanan seluruh dunia. Sekolah, kantor, konser, seminar, pengajian dan berbagai kegiatan diadakan secara virtual.Â
Sepanjang tahun 2020, hampir seluruhnya dihabiskan untuk beraktivitas dalam nuansa pandemi. Sehingga membuat manusia dipaksa harus cepat beradaptasi dengan kondisi terkini.Â
Masa adaptasi ini akhirnya memunculkan berbagai macam tren di kalangan masyarakat. Sebut saja penggunaan sepeda yang mulai naik, aneka macam inovasi model masker dan penggunaan zoom atau google meet yg meningkat tajam.
Kawasan perkotaan adalah tempat yg pertama kali di hantam dengan pandemi ini. Hampir seluruh kota-kota besar di berbagai negara di dunia memiliki kasus yang sangat besar.Â
Jika di Indonesia tentu Ibukota Jakarta sebagai salah satu pintu masuk aktivitas perpindahan manusia di berbagai dunia. Berbulan-bulan Jakarta menjadi pemuncak klasemen sebagai daerah yang memiliki kasus terbanyak di Indonesia.
Berbeda di pedesaan aktivitas kebanyakan tetap normal seperti biasa. Cuma aktivitas sekolah saja yang lewat daring. Sedangkan aktivitas pertanian, perkebunan dan peternakan, mana mungkin bisa dilaksanakan secara virtual. Tak bisa dibayangkan kalau memberi makan ternak secara online, mencangkul online, ngarit online dan sebagainya. Tidak bisa!
Kehidupan pedesaan tetap terasa damai meski pandemi yang terjadi di kota sangat ramai. Namun jika ada satu orang yang terkonfirmasi di pedesaan, masih ada stigma negatif terhadap pasien tersebut. Karena kurangnya edukasi & kesadaran masyarakat bahwa terkena Covid itu bukan aib.
Melainkan hanya perlu waspada dan menjaga imunitas tubuh saja. Jadi memang perlu edukasi secara rutin oleh pemerintah setempat.
Meskipun demikian hidup di pedesaan tetap menjadi primadona bagi sebagian warga perkotaan yang mulai merasa stress dengan keadaan.
Sebagai contoh di Jepang, liputan dari channel youtube Vice Indonesia yang dirilis tanggal 22 November 2020, menggambarkan bagaimana sebuah keluarga dari Tokyo bermigrasi dan merasa hidup dengan tenang di pedesaan selama pandemi. Kondisi tersebut membuat  keluarga lain yang sudah mulai stress dengan hiruk pikuk kesibukan perkotaan, tertarik untuk berencana hidup di desa juga.