Perhelatan akbar Pilpres 2019 memasuki titik terang, segera setelah para kontestan resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).Â
Masyarakat terlihat begitu antusias menyambut masing-masing idolanya, sebagaimana dapat kita saksikan melalui media cetak dan elektronik, serta berbagai respon yang bermunculan di media sosial. kepastian figur yang akan tampil sebagai kandidat tersebut, turut mengakhiri penantian panjang publik yang sempat dibikin penasaran seputar pencalonan presiden.
Di tengah hiruk-pikuk Pilpres 2019 terselip harapan besar mewujudkan cita-cita bangsa, dalam pergulatannya dengan segala tantangan dewasa ini. Perbincangan seputar ekonomi menjadi tema yang senantiasa up to date dalam kehidupan kebangsaan, dimana denyutnya terus menyedot fokus perhatian banyak kalangan.Â
Tak hanya pengamat atau pelaku bisnis, justru media informasi menjadi pemerhati utama fenomena ekonomi, dari ragam sisi: nilai tukar mata uang (kurs), indeks harga saham, kebijakan harga, obligasi negara, investasi, hingga fenomena krisis finansial adalah sekian dari rangkaian jendela buka-tutup pada beranda pemberitaan wajib media nasional. Informasi yang disuguhkan media massa ini telah memberikan manfaat besar bagi kita semua.
Jauh di luar tabung televisi dan stasiun berita, ekonomi hadir di tengah pergulatan kehidupan nyata. Memompa aktivitas masyarakat sedemikian masifnya, dalam bentuk yang mustahil diukur dengan data, baik grafik maupun angka-angka.Â
Terlebih dalam ukuran bentang nasional. Semua itu dilakukan demi memenuhi kebutuhan hidup, mulai dari yang primer hingga sekunder. Sebagian berbangga dengan capaiannya, meski tak sedikit yang gelisah dibuatnya.
Sehingga tak berlebihan kiranya jika dimensi ekonomi, hendaknya menjadi fokus agenda pemerintah ke depan. Terlebih, fenomena umum yang belakangan menggejala (krisis sosial, konflik militer hingga perebutan kekuasaan), sejatinya memuat ekonomi sebagai inti pertarungan sesungguhnya.
"Polisi Tidur" Lokomotif EkonomiÂ
Kompleksitas problematika yang muncul secara simultan menghambat upaya perbaikan kesejahteraan nasional, dimana relasi makro-mikro ekonomi menjadi sebentuk koneksi vice versa yang pengaruhnya berimbas pada seluruh lapisan masyarakat.Â
Mengurai hambatan-hambatan yang selama ini bersemayam di "rongga nafas" tersebut, berpotensi memperlancar sirkulasi udara segar bagi keberlangsungan kehidupan bangsa.