Tren pelemahan nilai tukar rupiah terus berlanjut hingga awal pekan ini. Nilai tukar rupiah berada di level Rp15.640 per dolar AS rupiah anjlok 1,2% Senin, 7 Oktober 2024. Mata uang Garuda melemah 155 poin atau 1 persen dari perdagangan sebelumnya.
Jika melihat pergerakan, rupiah dalam beberapa pekan terakhir memang tampak mengejutkan. Pada 7 Agustus 2024, rupiah masih bertengger di level Rp16.000/per dolar US.
Rupiah kemudian menguat tajam dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama. Pada 25 September 2024, rupiah menguat hingga sampai ke level Rp15.095/per dolar US.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) BI Edi Susianto akan memantau perkembangan nilai tukar. Langkah intervensi diambil demi menjaga stabilitas nilai tukar.
"Kami masuk pasar untuk memastikan keseimbangan supply demand di pasar tetap terjaga. Supply valas dari korporasi masih cukup support di market," pungkasnya.
Kondisi berubah, ketika ada pergerakan eksternal yang signifikan. Rupiah bersama banyak mata uang lain dihantam sampai ke level Rp15.400/US$ dan berlanjut ke level Rp15.600.
Konflik di Timur Tengah dikhawatirkan bisa menekan mata uang beresiko seperti rupiah
Dalam situasi seperti ini investor lebih memilih ke tempat yang lebih aman. Sebab melihat kondisi perang di Timur Tengah dan Israel sangat mempengaruhi dan berdampak pada nilai tukar rupiah, misalnya jika perang terus dilakukan dengan aksi balas serangan. Tentunya akan berdampak ke beberapa negara sehingga menimbulkan kekhawatiran lonjakan harga minyak dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H