Mohon tunggu...
Badriah
Badriah Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas SD

Menulis salah satu hobi yang saya tekuni, seperti antologi puisi dan antologi cerpen

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Dunia Kabut Biru

20 September 2023   15:38 Diperbarui: 20 September 2023   15:51 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Nayla seorang guru disebuah sekolah dasar negeri disebuah kabupaten yang berbeda dengan tempat kelahirannya. Hari itu Dia dipercaya oleh kepala sekolah untuk mengikuti pelatihan selama 3 hari. Ini hari ketiga Nayla mengikuti pelatihan dan pulang sudah menjelang maghrib, dengan hati riang Nayla berlari menghampiri motornya ditempat parkir sembari memasukkan dua kotak kue yang memang tak sempat dimakannya saat pelatihan tadi, Dia berfikir " lumayan buat oleh-oleh anakku" yang memang selalu menanyakan oleh-oleh saat ibunya pulang. Nayla berpamitan dengan teman-teman pelatihannya sembari membunyikan klakson motornya. 

Azan maghrib sebentar lagi berkumandang ditandai dengan suara-suara bacaan ayat Al-Qur'an di masjid-masjid dan surau disepanjang jalan. Nayla memacu motornya dengan kecepatan sedang, biasa kalau saat sore seperti ini suasana jalanan akan ramai dengan orang-orang yang JJS menghabiskan hari bersama orang tercinta. Dipertigaan Nayla berbelok ke kiri mengambil jalan kearah rumah kontrakannya dan suara azan kini sudah berkumandang. Kini Nayla sudah hampir sampai hanya sekitar 2 menit lagi. 

Dengan perlahan Nayla melintasi jembatan yang mengarah kekontrakannya tersebut, namun entah mengapa Nayla merasa jembatan itu begitu panjang dan tak kunjung mencapai ujung. Jantung Nayla berdetak kencang, ada ketakutan tersendiri yang Ia rasakan. Sebisa mungkin Dia membaca ayat-ayat Al-qur'an yang dirasa begitu sulit dan terbalik-balik dan berulang-ulang. Dan,..Dia bersyukur motornya kini sudah mencapai ujung jembatan dan Nayla agak sedikit lega. Namun, mendadak Nayla menghentikan motornya dan melihat sekeliling.

" Ini dimana?" Gumamnya. 

Suasana diujung jembatan sangat berbeda tidak seperti biasanya. Matahari juga saat itu seperti pada waktu jam 4 sore, tidak terik juga tidak gelap. Padahal tadi azan maghrib sudah berkumandang harusnya suasana gelap.

Nayla mulai merasa ketakutan yang amat sangat, dilihatnya sekeliling nampak samar dan berkabut, Dia mencoba berjalan diantara kabut yang semakin lama semakin tipis. Samar-samar dilihatnya banyak orang berlalu lalang seperti disebuah pasar. Nayla terus berjalan mendekati kerumunan. 

"Kok disini ada pasar" Gumamnya dalam hati. Secara sadar Nayla masih ingat bahwa ditempat dia sekarang berpijak harusnya adalah sebuah sungai. Namun sekarang yang dilihatnya adalah sebuah pasar yang ramai. Nayla terus berjalan menyusuri pasar dengan perasaan takut dan waspada. Orang-orang disana menggunakan bahasa yang tak dimengerti nayla dalam transaksi jual beli. Nayla berhenti disebuah warung yang menyediakan makanan seperti soto dan gorengan. 

Nayla mengedarkan pandangannya kedalam warung tersebut dilihatnya didalam tampak beberapa orang sedang menikmati makanan. Tapi anehnya mereka tidak menggunakan sendok saat makan dan lebih anehnya lagi mereka makan makanan panas namun biasa saja tidak kepanasan. Nayla semakin menggigil ketakutan. Saat tukang warung datang menghampirinya dan menanyakan sesuatu dengan bahasa mereka, Nayla tidak tau mau menjawab apa tapi dalam hatinya dia tahu apa yang ditanyakannya.

" Mau pesan apa Nak? " Nayla tau tapi bahasa yang disampaikan aneh. Karena Nayla diam saja maka tukang warung tersebut meninggalkannya dan kembali sibuk dengan pelanggan-pelanggannya. Nayla kembali mengedarkan pandangan lebih waspada. Dia semakin ketakutan dikala dilihatnya tukang warung soto tadi mengaduk makanan yang masih diatas tungku hanya menggunakan tangan. Saat itu Nayla akan berbalik namun tiba-tiba... Sebuah tangan menepuk bahunya..sat Nayla menoleh...

BERSAMBUNG.....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun