Mohon tunggu...
Badriah
Badriah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua anak

Orang awam yang berbagi pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lokakarya Wawasan Kebhinekaan Global

24 Maret 2024   08:22 Diperbarui: 24 Maret 2024   09:15 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokakarya Wawasan Kebhinekaan Global, sumber gambar Badriah

Sekolah Penggerak Angkatan 1, hari ini, Minggu,  24 Maret 2024, melaksanakan lokakarya wawasan kebhinekaan global. Salah satunya bertempat di SMA BPI Bandung. Lokakarya yang merupakan pertemuan terakhir sebelum selanjutnya nanti sekolah penggerak angkatan 1 menjadi pengimbas. 

Materi yang diberikan mencakup pemahaman terhadap kebhinekaan global ke bhinnekaan tingkat nasional kebhinekaan personal kebhinekaan di lingkup sekolah dan mewujudkan sekolah damai. 

Para peserta dibekali wawasan untuk menjadi warga negara juga warga dunia yang toleran, yang siap menerima perbedaan.  Bahkan,  meihat perbedaan sebagai media untuk mencerdaskan relasi inter dan antar personal. 

Untuk dapat menerima perbedaan,  sebagai contoh,  disajikan dalam bentuk permainan. Peserta diberi post it, Fasilitator meminta peserta memilih siapa yang tidur dengan lampu menyala dan siapa yang tidur dengan lampu mati. 

Dari kedua pilihan tersebut muncul kelompok yang mayoritas yaitu kelompok lampu menyala. Kemudian peserta menempelkan kertas post it kepada peserta minoritas. Tindakan ini untuk memahamkan peserta bahwa orang minoritas itu dilabeli. Dari pelabelan ini kelak mengakibatkan adanya tindakan diskriminasi. Tindakan lain yang mungkin muncul adalah tidak memperdulikan kelompok minoritas. Lebih jauh jika dibiarkan bisa mengakibatkan terjadinya konflik.

Contoh lainnya adalah permainan suku Wowo dan suku Wiwi. Salah satu suku mengamati perilaku suku lainnya. Suku pengamat diminta untuk memberikan laporan hasil pengamatannya. Laporan tersebut memuat gambaran perilaku, ada juga yang berupa asumsi, prasangka.  Bagian akhir inilah yang memivlcu kerentanan dan keretakkan dalam  kegiatan bermasyarakat. 

Selanjutnya para peserta juga diminta untuk merancang aktivitas yang merayakan perbedaan.  

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun