Mohon tunggu...
Dani Idulfitri
Dani Idulfitri Mohon Tunggu... -

mengenai biografi saya:Saya anak pertama dari empat bersaudara,dulu saya sekolah dari mulai SD-SLTA saya sekolah di kampung halaman yaitu tasikmalaya dan sekarang saya melanjutkan pendidikan di salah satu universitas negeri yang ada di jakarta yang sekarang jadi tangerang,di kampus saya mengambil jurusan bahasa dan sastra arab.mungkin untuk sementara saya hanya bisa menjelaskan tentang biografi saya sampai sana saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wayang Golek Moderen

11 Mei 2011   15:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:50 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Wayang golek modern merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat yang terdapat di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Wayang golek modern ditemukan oleh Dalang Partasuwanda (alm). Seperti halnya wayang golek biasa, lakon yang dibawakan wayang golek modern yaitu cerita wayang purwa, yang membedakannya yaitu dalam wayang golek biasa dalangnya hanya seorang, antawacana pun dilakukan oleh seorang. Sedangkan dalam wayang golek modern, dalangnya lebih dari satu orang dan kadang-kadang antawacananya pun dibantu oleh dalang lain yakni setiap satu wayang satu dalang.

Dalam adegan perang, apabila keris atau senjata yang dipergunakan beradu, terdengar bunyi sesuai dengan bunyi aslinya, bahkan terlihat cahaya seperti kilat atau petir. Dalam adegan kocak atau lawakan yang diperankan oleh Si Cepot dan saudaranya, diperagakan dia naik motor atau mobil bahkan naik pesawat terbang, dan suaranya sama seperti suara aslinya. Ketika Si Cepot terlibat perkelahian, dia menggunakan senjata mesin seperti mortir dengan pelurunya yang kelihatan berhamburan dan kilatan cahaya yang mirip dengan cahaya pada senjata aslinya.

Pada jagat (gedebog pisang) pentas wayang golek modern dipasang layar yang dapat ditutup dan dibuka seperti dalam pertunjukan sandiwara di sebuah gedung. Di latar belakangnya pun ada seben yang gambarnya sesuai dengan adegan yang sedang berlangsung seperti dalam adegan keraton ditampilkan gambar ruangan keraton lengkap, dalam adegan di hutan ditampilkan pohon-pohon yang rindang. Selain gambar pohon-pohonan, pohon kecil pun disiapkan.

Gamelan wayang golek modern ditempatkan di depan layar yaitu di depan jagat. Pesinden berada di depan yang terdiri dari beberapa orang duduk berjejer. Apabila sedang melantunkan lagu-lagu yang dapat menampilkan adegan joget, pesinden pun ikut berjoget. Bahkan, atas permintaan penonton pesinden berjoget dengan penonton. Apalagi sekarang, dengan lagu-lagu dangdut sudah biasa ditampilkan dalam pagelaran wayang atau kiliningan, pesinden harus mau turun melantai.

Selain wayang golek lengkap sebagai perlengkapan utamanya, perlengkapan lainnya seperti layar, lampu-lampu yang beraneka ragam, tepung atau bedak dan bunga es pun dipersiapkan. Waditranya, selain gamelan salendro dan pelog, ada pula tambahan kecapi, gitar dan kadang-kadang bongo. Sekarang mungkin elektone atau organ pun dimasukkan apabila wayang golek modern ini masih dipertunjukkan.

Di Kota Bandung, tepatnya di Gang Ihi, dulu pernah ada perkumpulan kesenian yang tergabung dalam Lingkung Seni Pusaka Siliwangi pimpinan Kapten Permana. Dalam perkumpulan kesenian ini, selain degung, kecapian dan lawakan terdapat pula wayang golek modern. Akan tetapi, sekarang lingkung seni tersebu telah pindah alamat ke Ciparay, Majalaya, Kabupaten Bandung.

Wayang golek modern terakhir dipertunjukkan adalah dalam HUT Bayangkara dari Grup Kepolisian. Tempatnya di lapangan Brimob Sukajadi. Dalam pertunjukan tersebut, pesindennya hanya satu orang. Gamelan ditempatkan di belakang layar sehingga tidak terlihat oleh penonton. Ini berbeda dengan pertunjukan wayang golek modern yang ditampilkan oleh Grup Wayang Golek Modern Pusaka Siliwangi.

Di televisi pernah juga ada pertunjukan wayang golek yang di belakang para pemainnya agak ke atas terdapat layar besar. Ketika dalang menampilkan adegan perkelahian, di layar tersebut ditampilkan adegan perkelahian yang diperagakan oleh para penari latar. Selain itu, ada pula yang memasang jagat dua pasang, sama seperti halnya wayang golek modern. Ketika pertunjukan sedang berlangsung, dalang yang berada di belakang mempertunjukkan adegan lainnya namun tanpa antawacana. Ketika ada adegan perkelahian, dalang di belakang pun mempertunjukkan perkelahian namun tokohnya berbeda. Pertunjukan ini disajikan oleh Kelompok Pedalangan STSI Bandung.

TELKOMSEL

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun