Wales dan Belgia akan saling berhadapan pada laga perempat final Piala Eropa 2016 di Prancis nanti malam. Kedua tim sebelumnya sudah saling bertemu pada kualifikasi Piala Eropa grup B tahun lalu. Belgia mejadi juara grup dan Wales keluar sebagai runner-up grup B babak kualifikasi sehingga keduanya lolos ke putaran final Piala Eropa Prancis.
Pada babak penyisihan grup putaran final Piala Eropa 2016, Wales tergabung dalam grup B bersama Inggris, Rusia dan Slowakia. Sementara Belgia tergabung dalam grup E bersama Italia, Rep. Irlandia dan Swedia.
Di luar dugaan, Wales mampu menjadi juara grup B dengan nilai 6 hasil dari dua kali menang dan sekai kalah. Wales menang 2-1 atas Slowakia dan 3-0 dari Russia serta kalah 1-2 dari Inggris. Pada babak 16 besar, “Sang Naga”, julukan Wales menyingkirkan Irlandia Utara dengan skor 1-0.
Belgia yang datang ke Prancis sebagai salah satu unggulan hanya finish di urutan kedua grup E di bawah Italia. Eden Hazard dan kawan-kawan kalah 0-2 dari Italia, namun mampu bangkit di pertandingan berikutnya. “Setan Merah”, julukan Belgia menang 3-0 atas Irlandia dan 1-0 atas Swedia. Di babak 16 besar, Belgia menghajar Hongaria 4-0.
Dalam pertemuan kedua tim, Belgia diunggulkan untuk memenangkan pertandingan. Mungkin dengan skor tipis 1-0 atau 2-1. Namun bukan tak mungkin Wales sebagai tim debutan akan memberikan kejutan.
Pertemuan kedua tim di Stade Pierre Mauroy, Lille Metropole nanti malam adalah pertemuan yang ke-13. Dari 12 pertemuan sebelumnya, Wales menang 4 kali, Belgia menang 5 dan seri 3 kali. Namun demikian, Wales merasa di atas angin mengingat dua pertemuan terakhir di mana Wales mampu mengalahkan Belgia 1-0 di kandang dan menahan imbang 0-0 saat tandang.
Jika melihat sejarah pergelaran Piala Eropa, maka catatan Belgia lebih baik dibanding Wales. Belgia pernah sampai babak semi final pada Piala Eropa tahun 1972 dan menjadi finalis Piala Eropa 1980. Sementara Wales datang ke Prancis sebagai salah satu tim debutan.
Pelatih Wales Chris Coleman menerapkan skema 3-5-2 (5-3-2) dengan mengandalkan tiga pemain kunci yakni Joe Allen Aaron Ramsey dan Gareth Bale. Meski menerapkan kolektifitas tim dalam bermain, Sang Naga tetap bertumpu pada tiga pemain tersebut.
Belgia di bawah pelatih Marc Wilmots menerapkan formasi 4-3-2-1 (4-5-1/ 4-3-3). Pelatih Marc Wilmots beruntung skuatnya memiliki beberapa pemain berkualitas bintang. Selain sang Kapten, Eden Hazard, ada juga Kevin de Bruyne, Radja Naingolan, dan Romelu Lukaku dan beberapa pemain lain yang memiliki skil individu di atas rata-rata. Karena itulah skuat Belgia saat ini sering disebut sebagai generasi emas.
Melihat data dan fakta tersebut, pertandingan akan berjalan ketat dan seimbang. Namun melihat grafik permainan Belgia yang semakin meningkat, bukan tak mungkin Eden Hazard cs akan mampu membalas kekalahannya saat kualifikasi pada 12 Juni 2015 lalu.
Bagaimana pun juga, selama bola masih bundar dan dipermainkan di atas rumput lapangan hijau, semua hal bisa saja terjadi. Itulah sepak bola, selalu menarik dinanti dan disaksikan.
