Awalnya saya memahami niat Pelatih Timnas U-23, Aji Santoso untuk merotasi pemain saat melakoni laga terakhir Penyisihan grup E Asian Games 2014Â melawan Thailand. Dalam wawancara dengan jurnalis, Aji mengungkapkan alas an merotasi pemain yakni agar para pemain yang belum bermain tidak kehilangan sentuhan.
Begitu laga Indonesia kontra Thailand digelar dan melihat susunan pemain Indonesia, saya mulai merasa khawatir. Aji Santoso hanya menyisakan tiga pemain inti, Dany Saputra, Victor Ikbonefo dan Bayu Gatra Sangiawan. Selebihnya adalah pemain pelapis atau cadangan.
Sampailah Indonesia kebobolan gol demi gol. Pertandingan pun berakhir dengan kekalahan Indonesia atasThailand 0-6. Apa pun alasanya, setiap orang pecinta sepak bola nasional akan sepakat untuk mengatakan prihatin dan bahkan memalukan.
Sebenarnya pada laga terakhir penyisihan grup E Asian Games 2014, Indonesia hanya butuh hasil imbang untuk menjadi juara grup E. Karena sebelumnya Indonesia telah menang dua kali, 7-0 lawan Timor Leste dan 4-0 saat lawan Maladewa. Sementara Thailand yang juga dua kali menang namun kalah selisih gol dari Indonesia.
Memang apa pun hasil laga Indonesia kontra Thailand tidak mempengaruhi langkah kedua tim untuk maju ke babak berikutnya yakni babak 16 besar. Namun seandainya Indonesia juara grup E, maka akan terhindar bertemu Korea Utara di babak 16 besar. Siapa pun tahu bahwa Korea Utara adalah tim yang kuat dan lebih sulit dikalahkan dibanding Tiongkok.
Namun entah apa yang dipikirkan sang pelatih Aji Santoso hingga menurunkan para pemain lapis kedua. Aji memang tetap mengejar kemenangan saat menghadapi Thailand. Namun dengan susunan pemain yang seperti itu, rasanya tidak nyambung. Karena semua tahu bahwa Thailand adalah tim yang kuat. Andai Indonesia menurunkan tim inti saja belum tentu dengan mudah mengalahkan Thailand.
Dengan hanya menyisakah tiga pemain inti, saya pribadi menganggap Aji Santoso main-main. Padahal laga lawan Thailand adalah penyisihan grup Asian Games 2014. Bukan laga uji coba. Rasanya, belum ada dalam sejarah kejuaraan resmi, seorang Pelatih merombak total susunan pemainnya. Terkecuali dalam kondisi darurat, banyaknya pemain inti yang cedera misalnya.
Pertandingan melawan Korea Utara di babak 16 besar memang baru akan digelar hari Jum’at (26/9-2014) lusa. Andai menang lawan Korut, ini surprise bagi Indonesia dan prestasi bagi pelatih Aji Santoso. Masyarakat pecinta sepak bola nasional pun akan bisa melupakan dan memaafkan kekalahan 0-6 atas Thailand.
Sebaliknya, seandainya Indonesia kalah lawan Korut, apa yang didapat tim sepak bola Indonesia? Secara target, mungkin tercapai karena mampu lolos dari penyisihan grup. Tapi apa bangganya cuma sekadar lolos penyisihan grup?
Memang Timnas Indonesia U-23 telah mengalahkan Timor Leste 7-0 dan Maladewa 4-0. Tapi, selain itu, sejarah juga akan mencatat bahwa pada laga terakhir penyisihan grup E Asian Games 2014, Indonesia dikalahkan Thailand dengan skor 0-6.
Ya, sekali lagi, apa pun alasannya, sejarah akan mencatat bahwa di Asian Games 2014 Indonesia kalah 0-6 dari Thailand. Dan skor 0-6 adalah skor yang tidak lazim dalam dunia sepak bola dan cenderung memalukan.