Mohon tunggu...
Badiyo
Badiyo Mohon Tunggu... Jurnalis - Blogger, Content Creator

Seneng baca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Strategi Pertandingan Itu Dimulai Saat Pemilihan Pemain

12 September 2019   11:46 Diperbarui: 12 September 2019   13:17 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya sempat terbersit harapan besar saat PSSI mengumumkan penunjukkan Simon Mc Manemy sebagai arsitek skuad Garuda. Kita semua tahu prestasi pelatih asal Scotlandia itu.

Simon mampu memoles negeri Tagalog itu dari bukan tim mediocer, menjadi tim yang diperhitungkan di Asia Tenggara. Di tangan Simon, langkah Philipina bisa sampai di semi final Piala AFF 2010.

Tahun 2011 Simon merantau untuk mencari peruntungan di Indonesia. Simon menangani Mitra Kukar pada musim 2011-2012. Setahun berikutnya Simon melatih Pelita Bandung Raya. Simon belum mampu mempersembahkan juara bagi kedua tim.

Tahun 2014 Simon balik ke Filipina untuk melatih klub Loyola Meralco Spark FC. Simon melatih klub yang bermarkas di Quezon City itu hingga tahun 2016.

Tahun 2017 Simon menginjakkan kakinya lagi d tanah Indonesia. Kali ini giliran Bhayangkara FC yang mendapat giliran untuk dipoles tangan dinginnya. Karir kepelatihannya kembali bersinar dengan mengantarkan klub sepak bola milik Polri itu meraih juara Ligamusim 2017.

Kesuksesan itulah yang barangkali membuat PSSI kepincut meminangnya untuk melatih Timnas Indonesia pada Desember 2018. Simon didapuk menukangi Timnas Indonesia guna persiapan kualifikasi Piala Dunia 2022 dan Piala Asia 2023. Bulan Februari 2019, Simon mulai berburu pemain untuk mengikuti pelatnas di Australia dan Bali.

Melihat daftar pemain yang dipanggil Simon, rasa keheranan saya mulai timbul. Dari nama-nama itu, kok banyak pemain yang sudah di atas 30 tahun? Ada Yustinus Pae, Ruben Sanadi, Ricardo Salampesy, Ahmad Jufrianto, Fachrudin Aryanto, Syamsul Arief, Victor Igbonefo, Otavio Dutra, Greg Nwokolo, Ferdinand Sinaga, Irfan Bachdim, Osas Saha, dan Alberto Goncalves.

Dalam tahap seleksi, tidak semua pemain senior itu lolos. Namun Simon tetap membawa 8 pemain yang usianya sudah tidak muda lagi. Mereka adalah Victor Igbonefo (32), Irfan Bachdim (31), Yustinus Pae (36), Ruben Sanadi (31), Ferdinan Sinaga (30), Osas Saha (32), Otavio Dutra (34) dan Alberto Goncalves (38).

Semua pemain tersebut memang adalah pemain-pemain yang bagus. Namun masa mereka sudah lewat. Kecuali Alberto Goncalves yang meski sudah 38 tahun tapi memang masih layak diberi kesempatan. Namun itu pun tidak mungkin dia main 90 menit penuh.

Sikap Simon jelas kontra dengan pendahulunya Luis Milla. Pelatih asal Spanyol justru cenderng lebih suka memanggil pemain-pemain muda untuk menghuni skuad Timnas Garuda. Simon beralasan bahwa pengalaman dari pemain-pemain senior sangat dibutuhkan untuk transfer ilmu ke pemain muda.

Kekhawatiran penulis dan mungkin banyak orang mulai terbukti saat laga pertama penyisihan grup G kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia melawan Malaysia. Sempat unggul 1-0 dan 2-1, namun Garuda Merah Putih akhirnya ditekuk Harimau Malaya dengan 2-3 di kandang sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun