Mohon tunggu...
Badiyo
Badiyo Mohon Tunggu... Jurnalis - Blogger, Content Creator

Seneng baca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Cara Terbaik untuk Menulis adalah Menulis

30 Maret 2016   10:58 Diperbarui: 30 Maret 2016   11:21 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Gadget dan Techno - Suplemen Koran Sindo"][/caption]Inginnya menulis setiap hari namun seringkali terhambat oleh beberapa sebab. Mulai dari kesibukan kerjaan kantor maupun kerjaan rumah, bingung mau nulis apa, lagi nggak ada mood, hingga rasa lelah, ngantuk dan malas. Ujungnya gagal menulis. Celakanya hal itu sering tidak disadari, tahu-tahu sudah seminggu bahkan lebih tidak menulis.

Akibatnya otot dan syaraf menulis pun menjadi kaku. Tak heran jika saat hendak menulis lagi terasa berat. Ibarat pemain bola yang lama tidak main. Butuh waktu untuk menemukan kembali performa terbaiknya.  

Kita semua telah tahu begitu teorinya. Namun dalam praktiknya tidak jarang seseorang yang sudah punya niat ingin menulis menghadapi hambatan seperti yang telah disebutkan. Karena itu yang dibutuhkan oleh orang yang mengalami hambatan tersebut adalah solusi, buka teori. Kalau begitu, lantas apa solusinya?

Saya teringat kata-kata atau tepatnya kalimat Pak Mario Teguh, salah seorang motivator Indonesia. “Cara terbaik untuk memulai adalah mulai,” katanya. Dari kalimat tersebut bisa diturunkan menjadi, “cara terbaik untuk menulis adalah menulis.” Ah, itu malah terlalu filosofis kedengarannya, lebih sulit lagi dibanding teori.

Ya, bisa jadi demikian. Tapi bukan berarti tidak bisa dipraktikan. Melalui tulisan ini, saya sedang mempraktikkan apa yang disampaikan oleh Pak Mario Teguh itu. Saat kita mau menulis dan menghadapi berbagai hambatan, maka yang muncul adalah alasan. Saya masih banyak pekerjaan kantor yang harus diselesaikan, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibereskan, lagi nggak ada mood, dan sebagainya.

Cara untuk melawan semua hambatan itu adalah dengan menulis. Menulis apa saja, menulis sekenanya. Bagus atau tidak, dibaca orang atau tidak, urusan belakangan. Kalau pun tulisan kita tidak bagus dan tidak ada yang membaca, biarkan saja. Paling tidak kita telah melemaskan kembali otot dan syaraf menulis. Dengan cara ini, kita akan kembali menemukan performa terbaik kita dalam menulis.

Salam Menulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun