Suatu ketika, saya lupa tanggal dan bulan apa. Saya hanya ingat hari dan tahunnya, hari Jum’at tahun 2012. Setiba di kantor seusai sholat Jum’at, tiba-tiba telepon di meja berdering dan segera saya angkat.
“Assalamu’alaikum, bisa bicara dengan Badiyo?” suara seorang perempuan di ujung telepon.
“Iya, saya sendiri, ada yang bisa saya bantu?” jawab saya.
“Badiyo, ini Saya Ani” jawab perempuan itu.
Sambil mengingat-ingat karena begitu banyak nama Ani, saya kembali bertanya, “Ani mana ya?”
“Ini Ani teman SMA,” jawabnya lagi
“Oh iya Ani, Alhamdulillah,” jawab saya.
Percakapan pun berlanjut dengan begitu lancar dan mengalir. Ani, lengkapnya Ani Purwati adalah salah satu teman sekelas ketika SMA dulu. Dia pun bercerita bagaimana dia dan teman-teman sekelas SMA yang lain mencari dan bertanya-tanya tentang saya. Katanya, mereka telah beberapa kali mengadakan reuni dan hanya saya yang belum pernah hadir. Bukan hanya tidak hadir, kabarnya saja mereka tidak ada yang tahu.
Sejak lulus SMAN Purwareja Klampok, Banjarnegara – Jawa Tengah tahun 1986, saya memang hampir tidak pernah ketemu teman-teman. Setelah gagal menyelesaikan S1 Biologi Unsoed Purwokerto karena ketiadaan biaya, tahun 1990 saya merantau ke Jakarta. Tepatnya di Depok, Bogor, Jawa Barat yang dulu masih sebagai kota administratif. Saya bekerja sebagai karyawan di sebuah sekolah swasta di kota itu. Saat tu saya memang sengaja "menghilang" karena ada perasaan minder dan malu dengan teman-teman.
Saya hanya sempat bertemu sekali dengan dua orang teman ketika saya pulang mudik tahun 1992. Dua orang teman itu adalah Didi Sunaryo dan Siti Komariah, dua teman sekelas yang akhirnya menjadi suami-istri. Saya bertemu di rumah mereka di samping Rumah Sakit Emanuel, Purwareja Klampok, Banjarnegara.
Setelah itu, praktis saya tidak pernah bertemu dan tak ada kontak sama sekali dengan teman-teman semasa SMA. Sampai suatu saat, teman saya yang bernama Ani penasaran dan searching di google. Saya tidak tahu persis bagaimana dia bisa menemukan nomor telepon kantor saya. Dia hanya cerita ketika dia mengetik nama saya di google, munculah akun saya di Kompasiana. Kemudian dia baca profil dan tulisan-tulisan saya di Kompasiana.
Selain ngobrol ngalor ngidul, saat menelpon Ani juga minta nomor HP saya. Dan sudah bisa diduga, satu per satu teman-taman mulai menghubungi saya. Rupanya, Ani men-share nomor HP saya ke teman-teman yang lain. Puncaknya adalah ketika saya menerima undangan acara Reuni, tanggal 1 Juli 2012 di Purbalingga.
Kegiatan Reuni diadakan di kediaman Kukuh Subiyakto, SH., salah seorang teman yang saat itu sedang berdinas sebagai Hakim di Pengadilan Negeri Purbalingga. Di sanalah saya bertemu kembali dengan beberapa orang teman semasa SMA dan juga salah seorang mantan guru. Meski tidak semua hadir, namun setidaknya itulah pertemuan pertama saya setelah dua puluh lima tahun berpisah setelah kelulusan. Dan pertemuan itu bisa terjadi karena saya menulis di Kompasiana. Benarkah demikian dan mengapa bisa?
Benar. Dengan menjadi Kompasianer dan aktif menulis di Kompasiana, nama kita akan mudah muncul jika dicari di google. Saya sudah membuktikan hal itu. Jika Anda masih belum percaya juga, silakan buktikan sendiri.
Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H