Kelompok 06 -- Demak, Sabtu (31/08/2024) -- Kuliah Kerja Nyata Desa Mlekang, Universitas Muria Kudus berkunjung ke SD 02 Mlekang untuk memberikan edukasi peduli lingkungan. Desa mlekang, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak, memiliki potensi tinggi dalam bidang pertanian. Memberikan edukasi kepada generasi muda untuk peduli terhadap lingkungan, hingga mengajarkan pentingnya penghijauan sangatlah penting untuk mengembangkan potensi yang dimiliki Desa Mlekang.Â
Generasi muda memiliki peran penting untuk menjaga lingkungan, hal tersebut dikarenakan generasi muda merupakan penerus yang mewarisi dan melanjutkan upaya pelestarian bumi. Dengan semangat dan kreativitas, generasi muda memiliki potensi besar untuk menjadi pendorong utama dalam menjaga lingkungan dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan.
Edukasi ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat yang menjadi poin ke tiga dari tri dharma perguruan
tinggi. Mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Sebagai bagian dari generasi penerus, siswa sekolah memiliki peran penting dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Oleh karena itu, upaya pembinaan dan penanaman nilai-nilai kepedulian lingkungan pada siswa menjadi sangat krusial.Kepedulian lingkungan di kalangan siswa-siswi tergolong minim, dimana masih terdapat kesenjangan antara pemahaman siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan perilaku nyata yang mencerminkan kepedulian lingkungan. Siswa cenderung kurang memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk terlibat aktif dalam upaya pelestarian lingkungan di lingkungan sekolah. (Biaf & Tari, 2024).
Tim KKN Universitas Muria Kudus yang terjun di Desa Mlekang Kecamatan Gajah Kabupaten Demak melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya menjaga lingkungan dengan memperkenalkan Istilah 3R, hingga penanaman tumbuhan hijau di lingkungan sekolah.
Kegiatan diawali dengan sosialisasi mengenai jenis sampah. Kak Shela selaku pembawa materi menjelaskan "Jadi adik-adik, sampah itu terbagi kedalam dua jenis, sampah organik dan sampah non organik. Sampah organik contohnya sampah dapur seperti sisa sayur, sisa buah, kulit buah-buahan, tulang ikan, cangkang telur, kemudian ada dedaunan kering, hingga ranting pohon, dan masih banyak lagi. Sedangkan sampah non-organik, atau sampah yang sulit terurai, contohnya seperti plastik, botol plastik, logam dan lain sebagainya".
Selain jenis-jenis sampah, ada juga materi 3R, yang meliputi Reduce, Reuse, dan Recycle. Reduce diartikan sebagai upaya mengurangi penggunaan sesuatu yag menghasilkan sampah. Reuse adalah gerakan menggunakan kembali sampah untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Recycle merupakan upaya mendaur ulang atau mengolah sampah menjadi barang atau produk baru lainnya. (Herlinawati dkk., 2022).
Materi pembuatan kompos dari sampah organik juga diberikan, mengingat banyaknya sampah daun kering hingga ranting pohon yang bertebaran di sekitar sekolah.
Kegiatan dilanjutkan dengan penanaman pohon, tim KKN memberikan pohon jeruk dan ketapang kencana untuk ditanam di sekitar sekolah. "Berhubung di Desa Mlekang ini cuacanya cukup panas, maka kami memilih ketapang kencana yang tahan di berbagai cuaca, selain itu pohon ini juga dapat memberikan keteduhan dan membantu mengurangi panas yang dapat membuat lingkungan menjadi lebih sejuk", ujar Helmi, selaku koordinator desa tim KKN desa Mlekang.
Selain penanaman pohon, tim KKN desa Mlekang juga mengajak siswa-siswi untuk memanfaatkan beberapa sampah non organik menjadi ecobrick. Ecobrick disusun menjadi kursi, hingga pembatas kebun.
Sosialisasi diberikan sebagai bentuk edukasi sejak dini bagi anak didik khususnya Sekolah Dasar untuk mengatasi krisis lingkungan hidup yang terjadi saat ini dengan memberikan pemahaman dan kesadaran.