Pengembangan psikomotorik dan sensorik memiliki peran penting dalam pendidikan, keduanya memiliki hubungan dengan kemampuan siswa untuk mengolah informasi, berinteraksi dengan lingkunga, dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan dalam keseharian siswa. Psikomotorik dan sensorik merupakan dua aspek kunci yang mendukung perkembangan keseluruhan seorang individu setiap siswa dalam pembelajaran.
A. Pengertian psikomotorik dan sensorik     Â
 Psikomotorik mengacu pada kemampuan individu untuk mengintegrasikan gerakan tubuh dengan proses pemikiran atau keterampilan motorik yang melibatkan aktivitas fisik, seperti menulis, menggambar, atau berolahraga. Sementara itu, sensorik berhubungan dengan kemampuan individu untuk menerima, memproses, dan merespons stimulus dari lingkungan melalui indera, seperti penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan pengecapan. Kedua aspek ini sangat penting dalam mendukung prestasi siswa di berbagai bidang, baik yang bersifat akademik maupun non-akademik.
B.  Peran psikomotorik dalam pembelajaran     Â
 Pengembangan psikomotorik membantu siswa tidak hanya memahami teori atau konsep, tetapi juga menerapkannya dalam tindakan nyata. Sebagai contoh, dalam pelajaran seperti seni atau olahraga, siswa perlu mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar untuk mengekspresikan kreativitas atau keterampilan fisik mereka. Di samping itu, psikomotorik juga berperan penting dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan koordinasi tubuh, yang sangat diperlukan dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Pada usia dini, anak-anak umumnya lebih banyak belajar melalui pengalaman fisik dan permainan yang melibatkan keterampilan motorik. Inilah sebabnya, pengajaran yang melibatkan aktivitas fisik dan gerakan, seperti bermain, sangat penting dalam proses perkembangan anak. Di tingkat sekolah dasar, pengembangan psikomotorik dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan seperti menggambar, menulis, olahraga, atau eksperimen sains yang memerlukan keterampilan praktis.
C. Peran sensorik dalam pembelajaran
Sensorik, di sisi lain, memainkan peran penting dalam cara siswa mengamati dan memproses informasi yang diterima. Sebagai contoh, kemampuan visual siswa untuk mengenali huruf, angka, atau gambar merupakan bagian dari perkembangan sensorik yang mendasari kemampuan membaca dan menulis. Pengembangan indera pendengaran, misalnya, memudahkan siswa untuk memahami pelajaran yang disampaikan secara lisan, baik dalam konteks bahasa maupun musik. Sensorik juga terkait erat dengan keterampilan analitis dan kognitif. Dengan memanfaatkan rangsangan sensorik dari lingkungan, siswa dapat belajar untuk membedakan, mengenali pola, serta menilai berbagai informasi yang diperoleh melalui indera mereka. Dalam pembelajaran matematika, misalnya, penggunaan alat peraga yang melibatkan elemen visual atau sentuhan dapat membantu siswa lebih memahami konsep-konsep yang abstrak.
D. Keterkaitan psikomotorik dan sensorik dalam pembelajaran
Pengembangan psikomotorik dan sensorik saling berhubungan dalam konteks pembelajaran. Siswa yang memiliki kemampuan sensorik yang baik cenderung lebih mudah mengembangkan keterampilan psikomotoriknya, dan sebaliknya. Kedua aspek ini bekerja bersama untuk memperkaya pengalaman belajar siswa secara menyeluruh, membantu mereka tidak hanya memahami materi secara teoritis, tetapi juga menguasai keterampilan praktis yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai ilustrasi, dalam pembelajaran sains, siswa yang terlibat dalam eksperimen langsung (psikomotorik) sambil mengamati perubahan melalui penglihatan atau sentuhan (sensorik) akan lebih mudah memahami konsep yang diajarkan. Pembelajaran yang mengintegrasikan kedua aspek ini tidak hanya membuat materi lebih menarik, tetapi juga mendukung pemahaman yang lebih mendalam dan bertahan lama. Jadi pentingnya pengembangan psikomotorik dan sensorik dalam proses pembelajaran tidak bisa diabaikan. Kedua aspek ini berperan besar dalam membentuk siswa yang lebih siap menghadapi tantangan di dunia nyata. Dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kedua kemampuan ini secara maksimal, pendidikan akan melahirkan individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga terampil, kreatif, dan mampu beradaptasi dengan berbagai situasi. Oleh karena itu, pendidikan harus dirancang secara holistik dengan mengintegrasikan aspek psikomotorik dan sensorik agar perkembangan siswa dapat berjalan secara seimbang dan menyeluruh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H