Lumajang -- Pada hari Sabtu, 18 Juni 2022 mahasiswa KKNT 125 melaksanakan kegiatan sosialisasi terhadap Poktan SukaTani Dsn Tabon Desa Bades terkait dengan pembuatan agensi hayati Beauveria sp dan Trichoderma sp. Sosialisasi ini dilaksanakan di rumah salah satu anggota Poktan, Bapak Rahman, di dusun Tabon. Kegiatan tersebut diterima dengan baik oleh bapak-bapak poktan sukatani Tabon.
"saya mengucapkan beribu terima kasih kepada adik-adik KKN yang sudah bersedia untuk membagikan ilmunya kepada para anggota poktan sukatani, dimana sebelumnya belum pernah ada yang melakukan sosialisasi terkait pembuatan agensi hayati ini" ucap bapak Gunawan selaku ketua Gapoktan SukaTani Tabon.
Kegiatan sosialisasi ini dibuka dengan keluh kesah petani terkait adanya serangan hama yang sangat merugikan, misalnya hama wereng pada padi dan penyakit TMV Tobacco Mozaic Virus) yang menyerang pertanaman tembakau petani. Dari situ, mahasiswa KKNT 125 memberikan sebuah solusi yaitu pembuatan agensi hayati biakan jamur Beauveria sp dan bakteri Trichoderma sp untuk mengatasi hama dan penyakit tersebut.
Adanya sosialisasi ini mengajak petani utnuk tidak lagi menggunakan pestisida yang bisa merusak tanah bahkan lingkungan pertanaman. Selain lebih menghemat biaya, pembuatan agensi hayati ini juga dapat memaksimalkan penanganan hama dan virus yang menyerang pertanaman petani. Agensi hayati merupakan cara yang efektif dan efisien. Jamur ini dapat mengendalikan penyakit layu atau bercak daun yang umum terjadi pada tanaman makanan dan hortikultura. Trichoderma sp antagonis terhadap beberapa patogen terkait tanah seperti Fusarium moniliforme dan Sclerotium rolfsii. Trichoderma sp juga memiliki kemampuan untuk menjadi komposter dalam pembuatan pupuk organic. Sedangkan Beauveria bassiana adalah jamur entomopatogen, jamur yang dapat menyebabkan penyakit pada serangga, lebih dari 175 jenis hama serangga menjadi inang jamur ini, terutama secara efektif mengendalikan walang sangit (Leptocorisa oratorius) dan wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) pada tanaman padi serta tungau kutu (Aphis sp.) pada tanaman sayur dan buah- buahan.
Kegiatan sosialisasi ditutup dengan penyerahan alat fermentor ykepada ketua Gapoktan Sukatani Tabon. Alat fermentor tersebut dibuat sendiri oleh mahasiswa KKNT 125 dengan memanfaatkan daur ulang dari limbah plastik. Mengetahui alat fermentor tersebut diberikan ke pihak gapoktan para anggota terlihat sangat senang dan antusias memperhatikan sosialisasi ini. Alat fermentor yang telah dibuat oleh mahasiswa KKN 125 tersebut diharapkan dapat mengatasi solusi dari permaslahan yang telah dikeluhkan oleh para anggota gapokton terkait dengan permasalahan penyerangan hama tanaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H