Mohon tunggu...
Badar Sabawana
Badar Sabawana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Topik favorit adalah konten-konten dan bacaan-bacaan islam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Para Khulafaur Rasyidin (3), Utsman bin Affan RA

8 September 2024   06:09 Diperbarui: 8 September 2024   06:09 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nama Asli dan Ciri Fisik Utsman bin Affan

Nama beliau adalah Utsman bin Affan bin Abu al-Ash bin Umayah bin Abdu as-Syams bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab. Mengutip as-Sunan al-Kubra, Utsman bin Affan memiliki julukan Dzun Nurain. Hal ini dikarenakan Allah subhanahu wa ta'ala belum pernah mengumpulkan dua anak perempuan seorang Nabi semenjak Nabi Adam alaihissalam hingga hari kiamat kelak kecuali hanya kepada Utsman bin Affan saja. Itulah mengapa julukan beliau adalah dzun nurain atau sang pemilik dua cahaya. Di dalam tarikh ath-Thabari, Utsman bin Affan memiliki ciri fisik berperawakan sedang dan berambut lebat. Bagian depan kepalanya botak, memiliki kulit yang halus, janggut yang lebat, bahu serta kedua kakinya lebar. Utsman bin Affan dilahirkan enam tahun setelah tahun gajah dan selisih usia beliau dengan Rasul shalallahu alaihi wa sallam adalah lima tahun lebih muda.

Utsman Sebelum dan Setelah Islam

Sebelum masuk Islam, Utsman merupakan sahabat yang sangat pemalu, tidak pernah sujud kepada berhala, tidak pernah meminum khamar dan berzina, serta memiliki tutur kata yang ramah. Beliau merupakan orang yang cukup terpandang dan dihormati di tengah kaumnya. Utsman bin Affan merupakan saudagar yang kaya raya dan sering melakukan perjalanan ke negeri Syam dan Habasyah. Hal tersebut dikarenakan Utsman berhasil mengembangkan bisnis dari ayahnya dengan sangat baik. Utsman bin Affan merupakan assabiqunal awwalun atau sahabat yang paling awal masuk Islam, dikarenakan Utsman berteman akrab dengan Abu Bakar ash-Shiddiq dan mengajaknya untuk memeluk Islam. Ketika telah masuk Islam, Utsman tidak pernah segan untuk mengeluarkan hartanya demi kepentingan Islam. Utsman bin Affan pernah membeli sumur Raumah seharga 35 ribu dirham dari tangan seorang Yahudi dikarenakan kaum muslimin sedang kesulitan air setelah mereka hijrah ke Yastrib (Madinah). Utsman juga membeli tanah di sekitar Masjid Nabawi seharga 20 atau 25 ribu dirham untuk perluasan area masjid. Sedekah Utsman juga berlanjut ketika Perang Tabuk. Mengutip dari Shahih at-Tautsiq, Utsman bin Affan menyedekahkan 10.000 dinar emas, 940 ekor unta perang lengkap dengan perbekalannya yang kemudian digenapkan menjadi 1.000 dengan menambahkan 60 ekor kuda perang lengkap dengan perbekalannya juga. Ketika terjadi musim paceklik di masa pemerintahan Abu Bakar, Utsman menyedekahkan 100 ekor unta dagang lengkap dengan barang dagangannya demi membantu kaum muslimin. Di masa Umar bin Khatthab, Utsman merupakan penasihat bagi sang amirul mukminin. Beliau juga diperintahkan oleh sang khalifah untuk menjadi pemimpin dalam rangka mengawal ummahatul mukminin pergi haji pada tahun 23 Hijriyah. Utsman bin Affan tidak ikut dalam Perang Badar karena beliau diperintahkan oleh Rasulullah menjaga Ruqayah yang sedang sakit cacar hingga menyebabkan putri Rasul tersebut meninggal dunia. Beliau juga adalah satu dari segelintir sahabat Rasul yang berhijrah dua kali sebelum mereka hijrah ke Madinah, yaitu hijrah ke Habasyah yang pertama dan kedua. Beliau juga turut serta bersama para sahabat yang lain pada peristiwa Baitur Ridhwan.

Masa Pemerintahan Utsman bin Affan

Utsman bin Affan terpilih menjadi khalifah setelah Umar bin Khatthab memilih cara baru dalam penetapan khalifah. Beliau menunjuk enam orang calon yaitu, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Abdurahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqash, dan Zubair bin al-Awwam radiyallahu anhum ajmain. Keenam orang yang dipilih oleh Umar bin Khatthab ini diperintahkan untuk bermusyawarah dan menentukan khalifah dalam rentang waktu tiga hari. 

Setelah berdikusi panjang, pada hari keempat sesuai dengan wasiat Umar bin Khatthab, para kaum muslimin baik Muhajirin dan Ashar bersepakat untuk membaiat Utsman bin Affan sebagai khalifah pengganti Umar bin Khatthab. Pada masa pemerintahannya, Utsman menjadikan al-Quran dan as-Sunnah serta kebijakan khlaifah terdahulu yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin Khatthab sebagai landasan negara. Ekspansi wilayah Islam juga menyebar hingga Afrika di masa pemerintahan Utsman bin Affan. Pada masa pemerintahan Utsman juga terjadi kemenangan kaum muslimin di pertempuran laut pertama mereka melawan pasukan Romawi yang ditugaskan oleh Raja Konstantin. Masa pemerintahan Utsman yang berlangsung selama 12 tahun berjalan damai untuk enam tahun pertamanya. 

Pada masa enam tahun kedua, mulai banyak fitnah-fitnah yang berhembus di tengah kaum muslimin dan mengguncang kesatuan umat. Tokoh yang bertanggung jawab dalam menyebarkan fitnah di zaman Utsman kemudian berlanjut pada masa pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thalib adalah seorang Yahudi dari Yaman yang berpura-pura masuk Islam, yaitu Abdullah bin Saba'. Isu-isu terkait dengan nepotisme, ketidakadilan dalam pembagian ghanimah, merebut jabatan khalifah dari Ali bin Abi Thalib, tidak mengikuti wasiat Rasul shalallahu alaihi wa sallam, dsb menjadi senjata bagi Abdullah bin Saba' untuk menghasut rakyat agar memberontak kepada Utsman bin Affan. 

Abdullah bin Saba' terus bergerilya demi membuat pasukan yang akan memberontak kepada Utsman bin Affan hingga terbentuklah sekelompok besar para pemberontak dari tiga kota besar yaitu Kufah, Mesir dan Bashrah yang mulai bergerak ke arah Madinah, tempat di mana sang amirul mukminin Utsman bin Affan tinggal. 

Mereka bergerak pada musim haji bersama para rombongan haji dari negara mereka. Ketika rombongan haji tersebut singgah di Madinah dan melanjutkan manasik haji ke Mekkah, para pemberontak ini menetap di Madinah dan mengepung rumah Utsman untuk menurunkan beliau dari jabatannya atau membunuhnya.

Sang Sahabat Kaya Meninggal Dunia

Pengepungan rumah Utsman bin Affan terus dilakukan hingga rentang waktu yang cukup lama. Pada masa pengepungan tersebut, para pemberontak juga memboikot persedian air dan makanan kepada sang khalifah. Hal ini mengakibatkan sang khalifah harus meminta tolong kepada para sahabat dan sahabiat yang lain. Pada saat pengepungan para sahabat seperti Ali bin Abi Thalib, Sa'ad bin Abi Waqash, Thalhah bin Ubaidillah, Abu Hurairah dan anak-anak mereka serta kaum Anshar telah menawarkan bantuan dan menyatakan kesiapan diri mereka untuk berperang dan membela Utsman bin Affan. Akan tetapi, sang khalifah yang berhati lembut dan pemalu tersebut menolak dengan tegas bantuan para sahabat dan melarang peperangan demi mashlahat yang lebih besar. 

Musim haji yang akan usai dan berita kedatangan pasukan bantuan khalifah dari Kufah, Mesir, Syam,dan Bashrah membuat para pemberontak harus segera membunuh Utsman agar mereka dapat memiliki kesempatan untuk melarikan diri setelah membunuh Utsman dikarenakan orang-orang akan sibuk dengan kematian sang khalifah dan tidak memikirkan para pemberontak. Pada malam terakhir pengepungan, para pemberontak berhasil menerobos masuk ke rumah Utsman. Pembunuhan sang khalifah dimulai dengan seorang dari Bani Sadus yang dijuluki 'Kematian Hitam' berhasil mencekik dan menebas tangan Utsman hingga putus. 

Beliau sempat dilindungi istrinya, Nailah binti al-Farafishah dan menyebabkan jari-jari Nailah putus terkena sabetan pedang. Para pemberontak yang lain pun segera menghujani sang khalifah dengan tikaman bertubi-tubi hingga ruh sang khalifah pun berpulang kembali ke rafiiqul a'la dan menjadi syuhada'. Pada hari terbunuhnya Utsman ini, empat orang pemuda dari suku Quraisy terluka, yaitu al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin az-Zubair, Marwan bin al-Hakam, dan Muhammad bin Hathib.

Istri dan Anak Utsman bin Affan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun