Mohon tunggu...
Bacool S
Bacool S Mohon Tunggu... Lainnya - Influencer

Perkenalkan nama saya Dewantoro Bagus Samekto mahasiswa Ilmu Komunikasi UAJY angkatan 2021. Selain mahasiswa saya juga seorang content creator di aplikasi Tiktok. Hobi saya menyanyi, menari, dan menggambar. Cita-cita saya ingin menjadi bintang film dan designer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wong Jawa Ojo Ilang Jawane

15 September 2022   11:03 Diperbarui: 15 September 2022   11:14 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mari mengenal lebih dekat tentang keluarga saya tentang fungsi sebagaimana keluarga di luar sana. Keluarga merupakan wadah di mana saya berkembang dan mengerti banyak hal penting yang tidak diajarkan di manapun. Begitupun dengan budaya yang diajarkan oleh keluarga secara turun temurun. Seperti yang dijelaskan pada buku Communication Between Cultures karya Samovar yang membahas tentang adanya komunikasi antar budaya di dalam keluarga. Peran keluarga dalam komunikasi antar keluarga di sini dapat dikatakan sebagai media penyaluran untuk melestarikan budaya turun temurun yang telah diajarkan oleh nenek moyang.

Mengenai keluarga saya sendiri yang berasal dari Jawa Tengah memiliki adat istiadat yang masih kental, karena keluarga saya tinggal di perdesaan. Hal tersebut yang menjadi alasan mengapa keluarga saya masih melestarikan budaya yang diwariskan dari nenek moyang. Seperti yang dikatakan oleh bapak saya yaitu "Wong Jawa ojo ilang Jawane" yang berarti orang Jawa jangan sampai hilang Jawanya. Pesan seperti itu yang biasanya diberikan orang tua kepada anak dan cucunya. Pesan tersebut memiliki banyak artian dalam memaknainya, bisa berupa melestarikan bahasa dan budaya lainnya.

Mengenai pesan wong Jowo ojo ilang Jawane menurut saya itu hal yang harus disampaikan ke anak cucu kita, agar budaya Jawa tidak hilang ditelan oleh jaman. Hal yang biasanya bapak saya sampaikan mengenai budaya Jawa yaitu tradisi Nyadran. Tradisi ini dilakukan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Biasanya tradisi Nyadran ini dilaksanakan dengan cara bersih-bersih makam, setelah itu melakukan makan bersama ketika bersih-bersih makam sudah selesai. Hal tersebut dilakukan atas dasar rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmatnya. 

Bapak selalu mengingatkan saya agar selalu mengikuti tradisi ini agar memiliki hubungan yang baik dan harmonis dengan tetangga, karena tradisi Nyadran ini dilakukan oleh seluruh warga desa. Tentunya tradisi Nyadran ini sudah turun temurun dari banyak generasi ke belakang, bahkan tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Poin penting yang diajarkan dalam tradisi ini adalah bersyukur atas rizki yang telah diberikan kepada kita dan juga bagaimana rukun tetangga yang memiliki hubungan baik.

Bapak juga selalu mengingatkan hal kecil seperti jangan tidur menjelang azan magrib seperti yang dinyanyikan dalam tembang dolanan yang berjudul Padang Bulan. Dalam liriknya yang dinyanyikan secara turun temurun ini berbunyi "Ngelingake ojo podo turu sore" yang berarti mengingatkan janganlah tidur sore menjelang magrib. Lagu ini menggambarkan tentang anak kecil yang bermain di malam hari dengan sinar rembulan yang menerangi bumi, sehingga mengingatkan kita jangan sampai tertidur di saat bulan sedang terang terangnya di kala magrib. Tidak boleh tidur ketika menjelang magrib bukan sekedar mitos, tetapi dalam dunia medis dapat dijelaskan itu pola tidur yang tidak bagus untuk kesehatan tubuh.

Semua yang diajarkan dari Bapak ternyata ada benarnya, dan budaya terun temurun itu memang nyata adanya. Sebenarnya masih banyak sekali budaya yang diajarkan dari orang tua saya karena Ibu saya sendiri berasal dari Jakarta, oleh karena itu budaya yang diajarkan di dalam keluarga tak hanya budaya Jawa tetapi budaya Jakarta atau betawi. Tetapi budaya Jawa lebih kental didalami di keluarga karena kami tinggal di Jawa Tengah. Hal tersebut menjadi bukti nyata dari yang di jelaskan oleh buku Communication Between Cultures karya Samovar tentang adanya komunikasi antar budaya di dalam keluarga.


Daftar Pustaka

Samofvar, L.A, Porter, R.E,McDaniel, E.R, Roy,C.S. Communication:Between Cultures. 14th edition. Cengage Learning. Boston:USA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun