Menulislah, Engkau akan Dikenang
Oleh: Bachtiar Adnan Kusuma
Pagi ini, tepat 22 Mei 2024, penulis membaca buku karya M.Anwar Djaelani  bertajuk'' Menulislah Engkau Akan Dikenang". Buku setebal 362 diterbitkan Pustaka Alkautsar, 2024, saat memasuki halaman 155 tentang Hamka, Penulis Besar yang Diselamatkan Karyanya, tiba-tiba penulis berhenti. Penulis kembali mengingat putra pertama Buya Hamka, Drs.H.Rusdji Hamka, pimred Majalah Panjimas di mana bengkel pertama penulis mengasa diri di pesantren jurnalistik pimpinan anggota DPRD DKI Jakarta, kemudian terpilih menjadi anggota DPR RI dan ketua PPP DKI Jakarta, Muhammad Rusdji Hamka.
Pada suatu hari, penulis berkunjung ke kediaman Rusdji Hamka, tepatnya di Bintaro, Jakarta Selatan, untuk menyerap ilmu jurnalistik almarhum, sesaat penulis pamit, almarhum meminta penulis ke kantor Panjimas di bilangan Penjernihan II Benhil, Jakpus untuk menerima surat tugas sebagai Reporter Panjimas wilayah Sulsel, 1991-1995. Penulis bersyukur karena sejak duduk di SMP dan SMA telah menjadi penulis free lance Panjimas lewat rubrik Dian Remaja dan Reportase Daerah.
Saat ini tiba-tiba mengenang jasa besar Buya Hamka, ayahanda dari Muhammad Rusdji Hamka  begitu luar biasa yang menulis lebih seratus  judul buku termasuk Tasauf Moderen dan Tafsir Al-Azhar adalah puncak prestasi kepenulisannya, kendatipun beliau tak tamat SD.
Buku karya Buya Hamka Tasauf Moderen terbit pada 1937 sampai hari ini masih terus dicetak dan menjadi buku bestseller. Buku Tasauf Moderen berisi kumpulan artikel dan dimuat di majalah Panji Masyarakat, menarik. Sejak terbit majalah Panji Masyarakat artikel berseri Buya Hamka telah menjadi bacaan eksotis bagi penikmat Tasauf Moderen.
Mengapa pembaca terpikat Tasauf Moderen? Karena pembaca menarik manfaat dari buah karya ulama besar Indonesia ini. Selain memeroleh penguatan iman juga pembobotan jiwa. Tulisan karya Buya Hamka Tasauf Moderen telah menjadi  patri penguat bagi kehidupan keluarga.
Lalu, apa saja isi Tasauf Moderen karya Buya Hamka? Ada tiga belas bab yaitu salah satunya  Pendapat-pendapat tentang Bahagia, Bahagia dan Agama, Bahagia dan Utama, Kesehatan Jiwa dan Badan, Harta dan Bahagia dan lainnya.
Akhirnya, benarlah Menulislah Engkau akan Dikenang, Buya Hamka kendati telah meninggalkan kita berpuluh-puluh tahun, Â namun hingga saat ini masih saja dikenang dan selalu hidup di sepanjang masa pembaca Indonesia. Buku-buku karyanya masih terus memperkaya khasanah ilmu pengetahuan masyarakat Indonesia. Alfatiha Buya Hamka dan guru kami Muhammad Rusdji Hamka....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H