Bachtiar Adnan Kusuma
Akar Literasi Indonesia, Dimulai dari Guru, Pustakawan Menulis Buku
Deklarator Nasional Gerakan Guru, Pustakawan Menulis Satu Buku untuk Indonesia yang juga Deklarator Nasional Asosiasi Penulis Profesional Indonesia Pusat, Â Bachtiar Adnan Kusuma kembali mengingatkan bahwa budaya membaca dan budaya menulis guru, pustakawan haruslah menjadi gerakan kolosal yang bergerak dengan hati untuk pulihkan pendidikan kita. Selain Tokoh Penerima Penghargaan tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional ini, BAK juga aktif mendorong guru dan pustakawan serta siswa menulis buku Indonesia.
Menurut BAK, tidak sulit membangun ekosistem literasi dan numerasi di lingkungan satuan pendidikan. Selain katanya guru-guru adalah investor ide-ide, gagasan kepada anak-anak didik juga guru sebagai provider penyedia sumber-sumber bacaan. Sekarang, kata BAK dibutuhkan tekad yang kuat dan komitmen kukuh dari guru-guru menjadikan literasi dan numerasi sebagai sesuatu yang telah membudaya di setiap lingkungan sekolah. Caranya, kata BAK denga  membangun paradigma bahwa literasi dan numerasi adalah kebutuhan pokok guru-guru. " Kita membutuhkan guru-guru yang kuat membaca dan terampil menulis buku", kata penulis ratusan buku  in
BAK menggambarkan bagaimana strategi dan kiat membangun atmosfir literasi di setiap sekolah, haruslah dimulai dari manajer sekolah. Karena itu, BAK mengajak dan menyampaikan perlunya setiap pengangkatan kepsek sebaiknya kemampuan membaca dan menulis haruslah menjadi faltor utama sekaligus parameter menunjukkan kalau mereka pro terhadap literasi dan numerasi. Selain dibutuhkan pimpinan sekolah yang gemar membaca dan menulis, para guru-guru sebaiknya menjadi contoh dan garda terdepan menjadi figur utama diguguh dan diikuti para siswa-siswi.
 "Jadi bukan hanya siswa-siswi diajak membaca dan menulis, tapi lebih penting adalah pustakawan dan guru-gurunya" tegas BAK. Nah, BAK menegaskan bahwa salah satu indikator untuk menumbuhkan budaya membaca dan menulis adalah dengan menjadikan membaca dan menulis itu sebagai sebuah kebutuhan pokok.
Dan untuk menjadikan diri seorang guru, pustakawan bisa menulis, maka ada dua prinsip yang harus diwujudkan, yaitu adanya tekad dan komitmen. BAK menggambarkan lebih jauh, tumbuhnya ekosistem literasi dan numerasi di setiap sekolah dibutuhkan dukungan orang tua siswa, masyarakat dan dunia usaha industri terutama menciptakan klinik-klinik baca, klub baca, duta baca setiap sekolah dan hari khusus hanya untuk membaca dan menulis di setiap sekolah perlu ada. Kelemahannya selama ini guru yang sudah pernah mengikuti workshop kepenulisan dan berhasil membuat tulisannya menjadi sebuah buku adalah faktor pemasarannya.Â
Oleh karena itu, perlu juga diberikan workshop bagaimana memasarkan suatu produk buku yang telah dihasilkan agar produktif.
"Kalau guru-guru punya tekad yang kuat setiap hari menulis dua halaman, maka selama tiga bulan kedepan menghasilkan 180 halaman tulisan dan saya yakin bisa jadi sebuah buku". Asal saja, para guru-guru punya komitmen kuat menjaga dan melangsungkan kebudayaan membaca dan menulis itu setiap hari" papar ayah dari lima orang anak dan satu cucu ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H