Menulis Jadi Industri Kreatif
Bermodal pengalaman sebagai marketing, baik marketing iklan media cetak, marketing di motorola dan membuka biro iklan, memudahkan saya dalam menjaring pasar. Promosi dan iklan di media cetak lokal dan nasional seperti Kompas, Media Indonesia, Republika dan lainnya. Selain itu, teknik promosi yang saya gunakan melalui direct selling yakni mengirimkan kliping koran langsung kepada tokoh-tokoh penting dalam menawarkan jasa penulisan.
Aktifitas hidup dan nafas saya dalam penulisan buku tidak pernah berhenti sedetik pun. Saya pun membentuk Tim kreatif, Tim penulis yang stay di berbagai kota seperti Palu, Jakarta, Makassar, Bali, Jawa Tengah. Namun, semua proses kreatif itu bermuara di Jakarta.
Segala pencapaian saya tidak terpisahkan dengan energi cinta dua tokoh perempuan tangguh kebanggaan saya, yakni Ibunda Almarhum Hj. Baeduri Dg Ngimi, dan istri tercinta, Ani Kaimuddin. Sang Bunda Hj. Baeduri yang hidup single parent berupaya keras membantu buah hatinya menggapai cita-cita sebagai penulis meski dengan penghasilan pas-pasan sebagai pedagang kelontong. Upaya dan doa suci sang bunda menjadi pondasi kuat yang mengantarkan saya menjadi sukses seperti hari ini.
Begitu pula sang Istri tercinta yang setia dan cinta senantiasa melecut semangat saya untuk terus berkarya dalam tulisan-tulisan. Ani Kaimuddin, perempuan Bugis Barru, kelahiran Buol Toli-Toli, 17 Mei 1976 yang saya kenal semasa KKN Unhas Angkatan 48 Tahun 1995 di Ponpes DDI Mangkoso. Telah dipahat hari kelahirannya sebagai hari berdirinya Perusahaan penerbitan, Yapensi Jakarta milik saya berdua.
Sumber energi lainya dalam berkarya adalah enam buah hati saya. Mereka adalah: dr.Dea Ambarwati Kusuma, S.Ked. dr.Mulafarsyah, S.Ked.(Alumni FK Unhas), Ria Atmaranti Kusuma (Psikologi UNM), Safwan Ariyadi Kusuma (UIN Alauddin), Farhan Alfarisi Kusuma (Kelas 4 SDN MSI) dan cucu saya tersayang Zakira Talita Delafarsyah.
Masih panjang kisah saya sebagai pejuang literasi Sulawesi Selatan yang kemudian memeroleh Penghargaan Tertinggi dari Perpustakaan Nasional RI yaitu Nugra Jasadharma Pustaloka pada 2021 kategori masyarakat. Bahkan mungkin berjilid-jilid untuk dituliskan tentang jejak langkah saya. Semua tempatnya berpijak adalah karya dan sejarah kesunyian. Dan inilah torehan kutipan yang saya “Bila tiba masa berjumpa jangan bicara apa-apa, mari bersama, mengayun langkah menjemput cinta yang tak pernah punah. Terima kasih atas semua dukungannya, dan sekali lagi aku bangga memilih menjadi Penulis sebagai jalan hidupku”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H