Maka, dalam briefing kali ini, Bintang mulai mengatur rencana dan strategi bersama perwiranya utuk diajukan kepada panglima TNI. Mulai dengan membagi pasukannya kedalam beberapa unit pelaksana khusus, hingga invetarisasi perlengkapan tempur, seperti persenjataan, amunisi, ranpur dan ain sebagainya.
Yang menjadi perhatian Bintang adalah dilibatkannya 1 SSK dari resimen mahasiswa yang akan diseleksi khusus oleh kemenhan. Mereka akan menjadi bagian dari pasukannya selama  bulan ke depan, belum termasuk dari  unit-unit lainnya. Ia sadar tugas dan tanggung jawabnya di komandao pelaksana khusus ini sangat berat. Tapi sebagai parjurit TNI yang menjunjung tinggi sapta marga, pantang baginya untuk gagal dalam tugas dan tanggung jawabnya.
Besok pukul 10.00 pagi ia harus berada di mabes TNI, di Cilangkap. Dia harus menyerahkan rencana da strategi yang disusun hari ini kepada panglima TNI. Â Maka, ia pun terus memberikan pengarahan kepada bawahannya; Mayor Inf. Benyamin Pasanea, Mayor Mar. Rahman Nurrochman, Mayor Pas. Nurdin Sastranegara dan Kompol Wiliam Bakarbesy. Untuk membangun kebersamaan dalam menjalan misi dan tugas di komando pelaksana khusus ini.
"Segera lakukan persiapan sesuai keputusan! Besok pagi lakukan kegiatan seperti baiasanya, tunggu perintah saya selanjutnya, setelah bertemu dengan panglima besok!" ucap Bintang kepada para perwiranya.
Pukul 11.00 WIB di Kiaracondong, Bandung. Aktivitas kerja di Kantor Pusat Industri Angkatan Darat, salah satu BUMN yang bergerak di bidang industri pertahanan tampak berjalan seperti biasanya. Sudah sejak November 1950 perusahaan yang dulunya bernama pabrik pembuat mesiu (PSM) ini, salah satu menjadi pendukung perlengkapan tempur TNI. Meskipun beberapa kalai berganti nama, sejarah awal berdirinya tahun 1808, PT. Pindad tidak bisa dilepaskan dari mantan gubernur Hindia Belanda Herman Wiliam Dendelas.
Sudah berbagai jenis amunisi dan persenjataan tempur, mulai dari; senapan serbu, senapan tempur, senapan mesin, pistol, Submachine gun, Sniper Rifle, hingga berbagai kendaraan tempura tau kendaraan taktis. Bahkan kemampuan produksi PT. Pindad ini sudah diakui seluruh dunia.
Dalam ruang kerja direktur utama, tampak seseorang sedang menerima telephone dengan raut muka yang cukup tegang. Sambilnya tangan terus menulis sesuatu di atas kertas, ia terus menjawab, "Siap, kami akan selesaikan semuanya maksimal 96 jam."
 Setelah menutup sambungan telephone tersebut pria paruh baya  bernama Faisal Abdurahman, langsung memanggil sekretaris pribadinya untuk segera menemuinya, "Hartono, kamu segera kemari!"
Setelah mengetuk pintu, seorang pria bertubuh atletis yang dipanggil Harton tersebut masuk ke dalam ruang direktur utama PT. Pindad dan langsung berucap, "Selamat Siang, pak dirut! Apa ada tugas yang harus saya lakukan?"
"Kamu sekarang siapkan semua direksi dan staff! kita akan rapat jam 3 sore ini dan sampaikan kepada semuanya, saya tidak mentolerir keterlambatan!" perintah dirut Pindad kepada sekretaris pribadiya tersebut.
"Siap, pak! Akan saya infokan ke semua direksi dan staff." Jawab pria bernama Hartono.