Emas satu-satunya aset keuangan yang selalu berkilau meski guncangan ekonomi menghatamnya sedemikian rupa. Berbagai krisis moneter selalu dilewatinya dengan cantik dan gagah hingga disebut instrument keuangan yang "Safe Haven". Hal tersebutlah yang membuat emas dipercaya sebagai langkah cepat untuk membina kekayaan dengan aman.
Reminder Petaka 1998
Petaka krisis moneter yang menghantam Indonesia di tahun 1998, menjadi salah satu catatan penting dalam sejarah keuangan nasional. Pondasi keuangan yang rentan dan rapuh menjadi penyebab runtuhnya kondisi ekonomi nasional. Berawal dari krisis moneter yang gagal teratasi hingga berujung krisis kepercayaan kepada pemerintahan yang akhirnya melengserkan Presiden Soeharto dari jabatannya.
 Reminder 1998, diawali anjlok nilai tukar rupiah terhadap US dollar yang pada tahun 1997 Rp2.380 per dollar anjlok menjadi Rp16.650. Deprisiasi yang luar biasa menembus 600%, berhasil memporak-porandakan nilai rupiah hanya dalam waktu 1 tahun.  Ketika tahun 1996 angka inflasi masih bertahan di 6.5% terus bergerak menjadi 11.5% di tahun 1997, hingga pada puncaknya menembus 65% di tahun 1998. Imbasnya hanya dalam waktu 1 tahun terjadi PHK besar-besaran hingga mencapai 20 juta orang.
Diawali langkah cepat dari pemerintah Korea Selatan, dengan menggalang dukungan dari rakyanya untuk keluar dari krisis moneter yang berepisentrum di Asia. Solidaritas dan kebersamaan rakyat korea Selatan yang menyumbangkan emas miliknya untuk negara, berhasil memulihkan ekonomi nasional negeri ginseng tersebut. Emas sumbangan rakyat Korea Selatan tersebut dilebur dan dimurnikan kembali untuk digunakan mengantikan mata uang mereka yang jatuh merosot, hampir tak bernilai.
Dan langkah-langkah tersebut kemudian diikuti oleh negara-negara lain di Asia, termasuk Indonesia. Dengan melibatkan para pemuka agama dan tokoh masyarakat, pemerintah RI pada masa itu pun berusaha mendapat sumbangan atau bantuan dan dukungan dari masyarakat. Namun, karena sudah sedemikian parahnya tingkat inflasi yang dirasakan oleh masyarakat, maka pemerintah pun kehilangan kepercayaan sebagian besar rakyatnya. Bukan sumabngan emas yang didapat, malah demo besar-besaran yang menuntut lengsernya Presiden Soeharto dari tapuk kepemimpina RI. Hingga akhirnya pemerintahan Presiden Soeharto pun terjatuh digantikan oleh Presiden BJ Habibie
Gelombang Krisis 2008
Gelombang krisis keuangan global kembali terjadi di tahun 2008. Bermula di Amerika Serikat yang lantas merebak ke berbagai negara lainnya di dunia. Resesi ekonomi global ini menyebabkan kemuduran pada sistim keuangan dan industri perbankan dunia. Hingga menyebabkan Lehman Brother, salah satu bank investasi terbesar di Amerika serikat bangkrut.
Demikian juga dengan industri perbankan tanah air yang ikut terguncang dengan krisis global tersebut. Kecepatan dan strategi yang tepat dari pemerintah Indonesia pada waktu itu, berhasil menyelamatkan Indonesia dari bencana ekonomi 2008. Pelajaran berharga 1998, menjadi para ekonom tanah air menyiapkan berbagai formula untuk menaggulangi kemungkinan setiap krisis yang akan terjadi.
Hal inilah yang kemudiaan mendorong beberapa pengamat keuangan dunia untuk mensosialisasikan kembali ke emas sebagai standar mata uang dunia. Tentu saja hal tersebut tidaklah semudah membalikkan tangan. Butuh edukasi dan sosialisasi berkaitan dengan ilmu tentang emas itu sendiri.
Penggunaan emas sebagai pengganti mata unag milik pemerintahan yang sah, jelas akan sulit dan tidak akan pernah terjadi. Sebab mata uang yang diakai suatu negara berkaitan dengan konstitusi suatu negara. Tentu negara tidak akan tinggal diam, ketika ada sekelompok  masyarakat yang ingin mengubah mata uang negara yang bersangkutan.
Tentunya ada pelajaran berharga yang dapat kita petik dari krisis 2008, terutaama berkaitan dengan  investasi. Maraknya penawaran bisnis dan investasi yang ternyata hanya money game atau skema ponzi, tersebar luas hingga ke beberapa wilayah tanah air. ketidak-pahaman masyarakat akan dunia investasi dan bisnis menjadi target dan sasaran empuk oknum tidak bertanggung jawab. Janji keuntungan yang sedemikian besarnya lebih dari 20% per tahun, berhasil memakan banyak korban investasi bodong tersebut.
Bencana Keuangan 2020
Pandemi virus Corona yang berawal di Wuhan, China terus meluas hingga ke berbagai belahan dunia. Jumlah korban yang begitu besar dengan tingkat penyebaran yang begitu cepat, menyebabkan pemerintah di berbagai negara memustuskan lock down di sebagian besar wilayah negaranya.