Dalam rangka mendorong dan meningkatkan peran serta masyarakat menjaga kelestarian sumber daya air di  kali Poitan, Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Dan Penantaan Ruang Provinsi Jateng mengadakan pembinaan konservasi sumber daya alam kepada masyarakat desa Jagalan, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten. Maka pada hari Selasa, 11 Agustus 2020 lalu Komunitas Peduli Sungai dusun Poitan mendapat pembinaan langsung dari pihak terkait sebagai upaya kepedulian pemerintah dalam menjaga kelestarian sumber daya air.
Apalagi beberapa waktu yang lalu Komunitas Sungai Poitan yang terdiri dari Jagalan Reaksi Cepat (JRC), Mama Cantik Arisan di Kali (Macan Arli) dan Krida Taruna yang tergabung ke dalam  komunitas Sungai Poitan Junior (KSP Junior), berhasil menjadi juara pertama dalam lomba komunitas peduli sungai di eks Karesidenan Surakarta, 26 Maret 2020 lalu. Yang diselenggarakan oleh Balai PSDA Bengawan Solo. Sehingga KSP Poitan akan mewakili kabupaten Klaten maju ke tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Isu Penting Pelestarian Sumber Daya Air
Mengingat isu penting berkaitan dengan pelestarian sumber daya air sebagai upaya mengantisipasi bencana kekeringan dan banjir, maka diharapkan keterlibatan peran serta masyarakat dalam kaitannya sebagai komunitas peduli sungai. Pentingnya peran serta komunitas peduli sungai dalam menjaga konservasi sumber daya air menjadi salah satu upaya memelihara kualitas serta kuantitas SDA.  Sehingga  sifat dan fungsi SDA dapat terus berkelanjutan hingga  generasi mendatang.  Â
Seperti yang disampaikan bapak Sucipto ST. MSi, selaku kepala Balai PSDA Bengawan Solo: "peran serta komunitas Sungai Poitan sebagai ujung tombak dalam menjaga kelestarian SDA di lingkungan kali Poitan menjadi penting. Dan diharapkan semakin aktif sebagai bentuk upaya pelestarian SDA dan lingkungan sekitarnya". Pada dasarnya kegiatan konservasi sumber daya air dapat dikelompokkan ke dalam 3 hal penting yang meliputi:
- Perlindungan dan pelestarian lingkungan SDA, dengan meminimalisir gangguan maupun kerusakan yang kemungkinan disebabkan oleh perilaku manusia atau faktor alam.
- Pengelolaan kualitas dan kuantitas air dengan pengendalian pencemaran air baik yang berada di permukaan maupun yang masuk ke dalam tanah. Sehingga diperlukan langkah reboisasi , membuat biopori, menjaga sanitasi serta menghilangkan kebiasaan BAB dan membuang sampah di sungai maupun bantarannya.
Pemaparan Dan Sosialisasi Pelestarian SDA
Pemaparan dan sosialisasi konservasi sumber daya air yang langsung di moderatori oleh bapak Agus Purwanto ST.MT. selaku wakil dari dinas PU SDA TARU Prov. Jawa Tengah, banyak sekali membuka wawasan para relawan komunitas Sungai Poitan. Terutama berkaitan dengan upaya pelestarian sumber daya air. Â
Dengan Diawali sambutan pelaksanaan kegiatan pemaparan kegiatan pembinaan masyarakat dalam rangka konservasi sumber daya air oleh, bapak Ir. Eko Yunianto Sp.1, selaku kepala PU SDA TARU Prov. Jawa Tengah.  Yang dilaksanakan secara daring, sesuai dengan protokol kesehatan yang secara kebetulan  juga menjadi pantauan aparat terkait.
Selanjutnya dilakukan sosialisasi kegiatan konservasi SDA yang dipaparkan oleh bapak Drs. Dwi Maryono, selaku kabid Dinas Lingkungan Hidup Kab. Klaten. Yang memaparkan beberapa contoh upaya pelestarian sumber daya air, meliputi penghijauan kawasan resapan air dan pembuatan biopori serta pemanfaatan air hujan. Yang menarik adalah dukungan beliau kepada komunitas sungai Poitan berkaitan dengan program "1 rumah 1 biopori".
Kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi mitigasi bencana berbasis masyarakat yang dipaparkan oleh bapak Suryo Kusumo SSi. MSi. Narasumber ahli yang juga dosen di Universitas Sebelas Maret, Surakarta ini banyak mengingatkan akan pentingnya peranan masyarakat sekitar  berkaitan dengan mitigasi bencana, seperti:
- Upaya pencegahan terhadap bencana kekeringan dan sumber daya alam yang disebabkan tidak mampunya sungai dan berbagai saluran air menampung curah hujan. Â Juga kurang berfungsinya resapan air di wilayah tersebut.
- Erosi bantaran sungai yang disebabkan oleh perilaku manusia dan air, sehingga menimbulkan kerusakan dan menggaggu ketersediaan SDA.
Untuk itu peran serta masyarakat melalui komunitas peduli sungai sangat diharapkan. dalam bentuk sosialisai maupun edukasi berkaitan dengan mitigasi bencana. Â Sehingga kesadaran masyarakat dalam pemetaan wilayah rawan bencana dan antisipasinya semakin baik.
Sumber: dok. pribadi
Sumber: dok. pribadi
komunitas Peduli Sungai Poitan
Selanjutnya bapak Heru selaku KPS Ujung Hilir Wedi, Klaten memaparkan pentingnya membangun komunitas peduli sungai. Â Apalagi Komunitas Kali Poitan sebagai induk dari KSP Sungai Poitan membawahi 3 komunitas lain, seperti; JRC, Macan Arly dan KSP Junior. Tentunya kiprahnya dalam menjaga kelestarian SDA sangat diharapkan sekali.
Kegiatan susur sungai Poitan yang dipaparkan bapak Sukana, selaku ketua komunitas kali Poitan mengungkapkan apa saja yang mesti dipersiapkan sebelumnya. Sehingga dapat meminimalisir kecelakaan yang mungkin terjadi, seperti; kondisi alam, perlengkapan susur sungai dan lain sebagainya.