Semua negara di dunia ini mengalami inflasi dan deflasi yang bervariasi, tergantung dari tingkat kemajuan negara tersebut. Di beberapa negara maju rata-rata inflasi berkisar 2% - 3% per tahun. Di beberapa negara berkembang rata-rata berkisar 5% - 6% per tahun.
Inflasi sangat mempengaruhi harga emas, hal itu karena merosotnya nilai (daya beli) mata uang terhadap nilai suatu barang atau jasa. Penyebab inflasi karena jumlah uang (fisik) yang beredar terlalu banyak. Sedangkan deflasi menyebabkan uang yang beredar di masyarakat jumlah sedikit karena orang lebih banyak menimpan uangnya di bank.
Gejolak financial
Gejolak financial, seperti krisis moneter yang pernah di alami Indonesia dan beberapa negara tetangga, menyebabkan harga emas naik tajam. Krisis moneter Indonesia di tahun1996 harga emas yang semula Rp 26.000,-/gram, dipertengahan tahun 1998 melambung di atas Rp 145.000,-/gram. Dan sekarang di tahun 2018 harga emas berada diatas Rp 600.000,-/gram.
Situasi Ekonomi Global
Ketika kondisi ekonomi dunia dalam keadaan stabil atau meningkat, harga emas dunia sering mengalami koreksi harga naik dan turun. Harga emas (khususnya perhiasan) akan naik ketika permintaan juga meningkat.Terkadang harga emas juga mengalami penurunan, ketika permintaannya juga turun.
Situasi ekonomi global yang tidak menetu dapat menyebabkan inflasi yang tinggi. Sementara emas menjadi aset yang tidak terpengaruh oleh inflasi, bahkan cenderung diuntungkan.
Kesimpulan
Jadi dapat  disimpulkan bahwa perubahan  naik maupun turunya harga emas dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut di atas. Dan jika berminat menjadi pebisnis maupun investor emas, sebaiknya selalu memperhatikan faktor-faktor tersebut di atas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H