Mohon tunggu...
Bachtiar RP
Bachtiar RP Mohon Tunggu... Wiraswasta - kegiatan sehari-hari sebagai guru bimbingan belajar di Ananda Ceria, aktifitas lainnya menulis buku dan artikel.

Freelance

Selanjutnya

Tutup

Financial

Belanja Hangus

7 September 2019   00:14 Diperbarui: 7 September 2019   00:22 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Pada suatu waktu, saat Hp kita rusak dan membutuhkan yang baru, sementara uang yang kita miliki tidak cukup untuk membelinya. Yang paling banyak terjadi adalah mencari pinjaman kepada teman, saudara maupun keluarga kita sendiri. Dan biasanya tidak semua mau meminjamkan uangnya untuk gunakan membeli Hp baru untuk kita. Mengambil jalan cepat dengan aplikasi pinjaman online yang sedang marak akhir-akhir ini.

Dahulu saya tidak begitu paham dengan istilah belanja hangus. Dalam suatu seminar edukasi PUblic Gold, kebetulan yang jadi pembicara adalah bapak Mohd Zulkifli Shafie, seorang penulis buku "WANG EMAS dan MISI BEBAS HUTANG" yang terkenal dan best seller di Malaysia. Beliau mengingatkan: "Berhutang itu ibarat pisau, jika dimainkan seorang anak kecil bisa membahayakan dirinya sendiri dan orang lain disekitarnya. Jika pisau tersebut di gunakan oleh seorang juru masak, maka akan di gunakan untuk memotong sayur, daging dan lain sebagainya".

Berhati-hatilah dan bertidaklah secara bijaksana berkaitan dengan pengelolaan  keuangan kita sehingga kita todak terjerumus ke dalam hutang. untuk itu diperlukan cara dan strategi  mendapatkan keuntungan dari berutang, perhatikan iliustrasi berikut:

Diceritakan 3 mahasiswa bernama; Bayu, Hendra dan Wisnu (ketiganya bukan nama sebenarnya) ingin membeli Laptop  yang nilainya berkisar Rp 7 juta-an, untuk kebutuhan kuliah mereka. Yang di lakukan ke 3 mahasiswa tersebut adalah menghubungi orang tua mereka masing-masing. Setelah berdiskusi cukup lama berkaitan dengan harga laptop yang mereka inginkan dan kemampuan orang tua mereka untuk membeli, mereka mendapat persetujuan.

  • Yang dilakukan orang tua Bayu adalah mencari  pinjaman di kantor tempat ayah bayu bekerja dan di perkumpulan arisan ibu-ibu perumahan. setelah mendapat uang sesuai dengan harga laptop, maka uang tersebut segera di berikan ke Bayu. tentu saja membutuhkan waktu dan proses yang cukup berbelit dan bunga yang cukup tinggi.
  • Yang dilakukan orang tua Hendra adalah menjual salah satu sepeda motor, karena terdesak, mereka pun menjualnya jauh di bawah harga pasar, agar segera memperoleh uang tunai untuk segera di berikan kepada Hendra.
  • Yang dilakukan oang tua Wisnu adalah menggadaikan sebagian emas batangan miliknya. Biasanya proses gadai hanya dalam waktu 30 menit hingga 1 jam, mereka pun segera mandapat uang tunai 08% - 85% dari harga internasional saat itu. dan uang tunainya langsung diberkan kepada Wisnu. setelah

Walaupun Bayu, Hendra dan Wisnu berhasil mendapatkan laptop, tetapi dampak bagi kedua orangtua jauh berbeda. Orangtua Bayu harus mulai mengatur keuangan dengan hati-hati, agar bisa mengangsur hutang-hutang mereka. Sedangkan orang tua Hendra harus kehilangan salah satu sepeda motor, sehingga akan sangat mempengrauhi aktifitas keseharian mereka. Sedangkan orang tua Wisnu tetap santai dengan strategi belanja hangusnya. karena ketika pinjaman mereka lunas maka laptop sudah didapat dan emas kembali kepada mereka.

Jadi belanja hangus adalah belanja produk secara tunai, seperti Hp, Laptop, TV, dan lain sebagainya dengan mengadaikan emas di Pegadaian atau Bank Syariah Mandiri (BSM). keuntungan dari mengadaikan emas adalah masa jatuh temponya berkisar 6 bulan dan bunga (jasa penitipan) yang cukup rendah. kesimpulanya kita akan mendapatkan barang sesuai yang kita inginkan dan emas juga akan tetap menjadi miliki kita (setelah lunas).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun