Mohon tunggu...
Herman Wahyudhi
Herman Wahyudhi Mohon Tunggu... Insinyur - PNS, Traveller, Numismatik, dan Pelahap Bermacam Buku

Semakin banyak tahu semakin tahu bahwa banyak yang kita tidak tahu. Terus belajar, belajar, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ke Lombok, Jalan Lupa Sate Rembiga

4 Mei 2018   22:07 Diperbarui: 4 Mei 2018   22:42 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rembia Sinnaseh (foto: jarangpanas.com)

Kalau selama ini kalau ke Lombok terutama kota Mataram, kuliner yang indentik dengan pulau ini adalah ayam taliwang.  Kuliner ayam muda ini selalu menjadi favorit wisatawan.  Saya biasanya paling sedikit akan dua potong ayam utuh.  Maklum saja ukurannya emang kecil.

Sebenarnya selain ayam taliwang, ada kuliner lain yang wajib kompasianer cicipi.  Yaitu sate rembiga plus lontongnya (bisa juga diganti nasi).   Sate rembiga adalah sate dari daging sapi yang dibakar bersama bumbu cabe merah, bawang putih, ketumbar, dan bumbu lainnya.

Pernah coba sate maranggi di Purwakarta?   Sebenarnya agak mirip.  Bedanya kalau sate maranggi gurih cenderung manis, sate rembiga rasanya lebih pedas dan juga cenderung manis.   Mungkin yang tidak suka pedas akan lebih memilih sate maranggih.  Kalau saya sebagai pecinta pedas, lebih memilih satu rembiga.

Rasanya bumbunya yang pedas pas di lidah.  Satu porsi tersedia 10 tusuk sate.  Harganya juga murah meriah kok alias terjangkau.   Sebenarnya ada layanan antar ke hotel atau ke lokasi sekitar rumah makan sate rembiga (kalau ke Bandara pasti ngga mau karena terlalu jauh).  Tapi harap---harap cemas juga.  Permintaan antar saya pernah dua kali ditolak karena tidak ada yang menganntar dengan alasan rumah makan sedang ramai.  Ya, sudah kalau begitu langsung ke lokasi aja.

Lokasi sate rembiga cukup banyak di Mataram.   Salah satu yang terkenal di Mataram berada di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo.  Ada beberapa penjual sate rembia di sepanjang ruas jalan ini.  Favorit saya sih sate rembiga Warung Sate Rembiga Ibu Sinnaseh.  Cuma kalau lagi rame, agak susah cari parkir.   Area parkir yang tersedia terbatas.  Selain itu di Warung Sate Ibu Sinnaseh juga tersedia sop Bebalung, sejenis sop tulang dengan kuah bening.  

Seperti kalau makan di tempat kuliner terkenal lain, biasanya ada saja penjaja mutiara yang menawarkan dagangan saat kita sedang makan.  Tanggapi saja dengan sopan, penjual akan mengerti kok.   Kalau mau beli juga boleh buat kenang-kenangan orang di rumah.  Bisa ditawar kok.  

Kalau kalian mau makan sendiri alias solangan wae, bisa menggunakan jasa ojek online.  Sudah cukup banyak kok di kota seribu masjid ini.  Demikian pula kalau mau pesan mobil online juga mudah.  Puas-puasin aja, kompasianer.  

NB : Saya masih mencari foto-foto sate Rembiga sewaktu di Lombok.  Sayang, flashdisk saya hilang entah ke mana.  Nanti foto-foto pribadi akan menyusul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun