Airlangga adalah sosok raja besar masa lalu yang mumpuni. Semangat itulah yang mengalir dalam diri Airlangga Hartanto. Beliau adalah seorang tokoh muda Partai Golkar.
Masih ingat kejadian pada Musyawarah Nasional (Munas) Golkar ke-9 di Nusa Dua, Bali? Airlangga memutuskan mundur dari pencalonan Ketua Umum (caketum) Golkar. Airlangga menilai proses Munas penuh rekayasa untuk memuluskan caketum tertentu. Akibatnya suara Golkar terbelah dan melemahkan internal partai. Quo vadis Golkar?
Akibat konflik berkepanjangan, Golkar berada di titik nadir. Perolehan suara Golkar dalam beberapa pemilihan pasca Orde Baru terus saja menurun. Inilah momentum yang tepat bagi Airlangga untuk #SaveGolkar. Seperti kata aktor Arnold Schwarzenegger dalam film Terminator, “I’ll be back”.
Airlangga kembali menjadi caketum Golkar yang akan menyelenggarakan Munas pada Mei 2016 untuk menyudahi konflik dua kepengurusan. Niscaya jika konflik dua kepengurusan partai ini tidak diselesaikan, suara yang akan diperoleh Golkar pada Pemilu 2019 akan turun drastis. Bahkan hasil survei terbaru menunjukkan jika pemilu dilakukan saat ini, suara Golkar sisa 7 persen saja atau turun 7 persen dari pemilu 2014 lalu yang mencapai 14 persen.
Pengamat politik Universitas Indonesia, Agung Suprio mengatakan bahwa kalangan muda potensial di internal Golkar harus lebih ditonjolkan guna menjadi memimpin partai. Karena sosok seperti ini dapat menyegarkan keberadaan partai ke arah lebih dinamis.
Lalu pertanyaannya, mengapa harus Airlangga Hartanto?
Keunggulan Airlangga dibandingkan kandidat lain adalah usia masih tergolong muda, memiliki jaringan yang baik serta pengalaman yang luas. Selain itu Airlangga memiliki track record yang bersih. Airlangga tidak pernah diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi, Kepolisian maupun Kejaksaan.
Selain itu Airlangga bukan orang baru bagi Golkar. Airlangga saat ini menjabat sebagai Ketua Komisi VII DPR-RI dan Ketua DPP Partai Golkar. Airlangga juga pernah menjadi Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia dan Ketua Asosiasi Emiten Indonesia. Jadi jam terbang Airlangga di dalam dan di luar partai tak diragukan lagi.
(sumber gambar : twiter @ airlangga_hrt)
Airlangga juga memiliki visi dan misi “Eka Sapta” dalam “Eka Trio”. Visi menjadikan Golkar yang progresif dengan misi pembaruan, kuat, dan aspiratif. Tujuh agenda utama Airlangga dalam membangun Golkar :
- Kederisasi berbasis riset dan teknologi.
- Regenerasi kepemimpinan dan juga jabatan publik.
- Rekruimen berkesinambungan dan alamiah.
- Perluasan akses peran perempuan dalam politik.
- Menjangkau basis massa politik baru.
- Peran dan kewenangan struktur partai yang terdesentralisasi secara jelas.
- Fungsi komunikasi yang efektif.
Indonesia Survei Center (ISC) telah melakukan riset terhadap peluang caketum Golkar mulai 5 - 20 Maret 2016 di 34 provinsi. Hasilnya elektabilitas Airlangga yang tertinggi (12,6 persen), disusul Ade Komarudin (10,9 persen), Aziz Syamsuddin (10,1 persen), dan Idrus Marham (8,9 persen).
Airlangga berjanji untuk membagi kewenangan Golkar antara Kabupaten, Provinsi, dan Pusat secara lebih merata, serta memperbaharui Golkar. Mengikis politik mahar dan memperdayakan kembali kader teritorial penggerak desa (karakterders) yang pernah dikembangkan Golkar.
Airlangga menyadari pentingnya merangkul generasi muda (generasi Y) untuk masa depan Golkar. Generasi Y mengacu tulisan Don Tapscott, Grown Up Digital: How the Net Generation is Changing Your World (2009) adalah generasi yang lahir antara 1977 – 1997. Merekalah yang paling aktif dan kritis menggunakan media sosial (cyberdemocracy) sebagai corong untuk menyuarakan suara mereka.
Airlangga juga mencanangkan kembali pentingnya pembangunan desa dan gerakan kembali ke desa. Sekitar dua pertiga penduduk Indonesia justru tinggal di desa. Mereka kekuatan industri Indonesia. Berdasarkan data Serikat Petani Indonesia (spi.or.id) dari total 114,8 juta orang penduduk yang bekerja pada Agustus 2015, sebanyak 37,75 juta (sekitar 32 persen) menyandarkan lapangan pekerjaan utama di sektor pertanian. Seperti lirik lagu Desa - Iwan Fals : Desa harus jadi kekuatan ekonomi.
Pada 2024, Airlangga mencanangkan Golkar menjadi pemenang pemilu untuk mempercepat pembangunan memasuki Indonesia sebagai negara maju. Tahapan dan target politik Golkar itulah yang menjadi visi Negara kesejahteraan 2045.
Berikut petikan pernyataan beberapa tokoh nasional mengenai sosok Airlangga.
“Airlangga Hartarto adalah figur yang tepat memimpin Partai Golkar ke depan,” ujar anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar Ibrahim Ambong.
"Saya melihat Pak Airlangga punya kemampuan dan ciri-ciri itu (kapasitas dan kapabilitas dari segi ilmu serta bisa mempersatukan semua kader yang tercerai-berai). Sampai hari ini pun dia belum tercoreng apa-apa. Masih bersih. Itu yang penting," kata Ketua PBNU Said Aqil Siroj.
"Golkar ke depan harus dipimpin orang-orang bersih, saya melihat Airlangga yang pas memimpin Golkar," ujar politikus senior Golkar Siswono Yudo Husodo.
Age quod agis, melakukan sebaik mungkin apa yang dikerjakan. Maju terus, Pak Airlangga. Kami mendukungmu #SaveGolkar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H