Industri anime Jepang sering kali dipandang sebagai mimpi bagi para penggemar di seluruh dunia. Namun, di balik gemerlapnya layar, terdapat cerita yang jarang diceritakan---kondisi buruk yang dihadapi oleh staf anime. Baru-baru ini, laporan terbaru dari Asosiasi Budaya Film Anime Nippon (NAFCA) membuka tabir tentang ketidakadilan yang melanda para pekerja di belakang layar. Mari kita menjelajahi gambaran yang diungkapkan oleh laporan tersebut.
Gelombang Kesadaran
Ketidakadilan dalam kondisi animator telah menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah berbagai peristiwa yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan penggemar. Namun, laporan terbaru NAFCA menunjukkan bahwa tidak hanya animator yang menderita, melainkan staf anime secara keseluruhan juga terkena dampaknya.
Angka dan Fakta
Laporan NAFCA mengungkapkan fakta yang mengkhawatirkan. Dari 323 staf anime yang disurvei, sebagian besar adalah animator, dengan sebagian kecil lainnya terbagi dalam berbagai peran di industri tersebut. Yang mengejutkan adalah rata-rata pembayaran per jam yang hanya sebesar $7, dengan beberapa staf bahkan hanya mendapatkan $5.23 per jam. Angka ini jelas melanggar standar upah minimum dan menciptakan ketidakpastian finansial bagi para pekerja.
Kondisi Kerja yang Mengerikan
Selain masalah pembayaran yang rendah, kondisi kerja staf anime juga mengkhawatirkan. Rata-rata jam kerja bulanan mencapai 225 jam, melebihi standar yang wajar. Bahkan, beberapa individu melaporkan bekerja hingga 336 jam dalam sebulan---sebuah angka yang tidak manusiawi. Kondisi ini mencerminkan tekanan besar yang dihadapi oleh staf anime untuk memenuhi tenggat waktu produksi yang ketat.
Dampak pada Para Profesional
Para animator terutama menjadi korban dari ketidakadilan ini. Banyak di antara mereka hanya mampu menghasilkan sekitar $16 ribu per tahun, jauh di bawah standar kehidupan layak. Beberapa kasus gaji animator bahkan telah menjadi viral, menyoroti ketidakadilan yang meluas dalam industri ini.
Panggilan untuk Reformasi
Meskipun kondisi ini mengejutkan, laporan NAFCA juga menyoroti upaya untuk reformasi. Ada dorongan untuk memperbaiki sistem pembayaran agar animator senior dapat memiliki lebih banyak waktu untuk meneruskan keterampilan mereka kepada generasi berikutnya. Selain itu, terdapat usaha untuk memberikan hak cipta yang lebih adil kepada studio, sehingga mereka dapat memperoleh pendapatan tambahan dari lisensi dan merchandise.
Kesimpulan
Industri anime Jepang mungkin terlihat mengagumkan dari luar, tetapi di balik layar, terdapat ketidakadilan yang perlu diperangi. Laporan terbaru NAFCA adalah langkah awal dalam mengungkapkan masalah ini, tetapi upaya untuk reformasi masih harus terus dilakukan. Dengan demikian, kita dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil dan berkelanjutan bagi semua staf anime.(*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI