Mohon tunggu...
Babyola DN
Babyola DN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa / pelajar

hobi membaca komik dan cerita fiksi serta menonton video serial drama.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Diferensiasi untuk Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusif

30 Oktober 2024   11:08 Diperbarui: 30 Oktober 2024   11:18 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Terlahir sebagai anak normal merupakan anugerah Tuhan yang sempurna, namun bagaimana dengan anak berkebutuhan khusus (ABK) yang dilahirkan dengan cara yang normal namun memiliki sesuatu lebih yang Tuhan berikan. Apakah itu benar anugerah atau kutukan?. Terlahir sebagai anak berkebutuhan khusus (ABK)  merupakan anugerah Tuhan yang luar biasa yang patut disyukuri. Anak berkebutuhan khusus (ABK)  adalah anak yang dalam proses tumbuh kembangnya mengalami kelainan atau perbedaan baik dari emosi, intelektual, dll. bila dibandingkan dengan anak sebayanya sehingga perlu mendapatkan pendidikan dan pelayanan khusus (Setiawan, 2020). Pemberian pendidikan yang tepat untuk anak berkebutuhan khusus yaitu dengan pendidikan inklusif. Pendidikan inklusif memberikan kesempatan yang setara bagi setiap anak termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK) (Satwika, 2019).

Pembelajaran diferensiasi merupakan pendekatan yang diterapkan dalam kelas inklusif. Pembelajaran diferensiasi memberikan kesempatan ABK untuk mendapatkan pemahaman konsep akademik, mendorong interaksi sosial dan mengatasi keterbatasan yang dimiliki (Friend, 2015). Pembelajaran diferensiasi memberikan kemudahan untuk mengakomodir kebutuhan siswa yang sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa yang berbeda-beda (Tomlinson, 2001). Penggunaan asesmen yang berkelanjutan pada pembelajaran diferensiasi guna mengumpulkan informasi kesiapan siswa, minat, dan profil belajar siswa melalui tiga jenis asesmen yaitu 1) Asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as learning), 2) Asesmen untuk proses pembelajaran (assessment for learning), dan 3) Asesmen pada akhir proses pembelajaran (assessment of learning). Dua instrumen yang akan sangat membantu guru sebelum merencanakan pembelajaran diferensiasi adalah profil kelas dan profil individu siswa.

Sekolah yang menerapkan pendidikan inklusif dengan pembelajaran diferensiasi tentunya sebagai guru harus memperhatikan pengajaran, bentuk asesmen dan penilaian yang tepat untuk ABK.  Setelah guru mengetahui kekuatan dan kebutuhan siswa, guru dapat melakukan pembelajaran berdasarkan empat aspek, yaitu:

  • Aspek Konten 
  • Konten adalah apa yang dipelajari oleh peserta didik berupa bahan atau isi materi pembelajaran yang berdasarkan kesiapan belajar, minat , dan profil belajar siswa. Sehingga guru dapat menyediakan bahan dan alat belajar sesuai dengan kebutuhan siswa terutama untuk ABK. Penyediaan bahan dan alat belajar tentunya menyesuaikan dengan kebutuhan ABK seperti guru menyajikan materi pelajaran dalam bentuk beragam.
  • Aspek Proses
  • Aspek proses yaitu proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Guru dapat menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan memenuhi beragam gaya belajar siswa. Umumnya ABK lebih mudah belajar terbantu dengan variasi model pembelajaran, dimana ABK merasakan langsung pengalaman dan berintegrasi dengan teman sebaya. Tentunya pada proses ini ABK menjadi fokus utama untuk pendampingan secara bertahap dengan pemberian tugas dengan instruksi yang lebih lengkap agar dapat belajar mandiri dan kolaborasi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  • Aspek Produk
  • Aspek produk yaitu siswa mendemonstrasikan pembelajaran melalui asesmen dan penilaian yang sesuai dengan pembuatan produk yang tersedia. Guru memberikan berbagai format produk yang dapat dipilih siswa sesuai dengan latar belakang siswa dan pemilihan untuk ABK akan lebih sederhana yang sesuai dengan kemampuan ABK. Sehingga ABK dapat mengembangkan ketrampilan sosial dan kontribusi pada hasil akhir yang dimana guru menilai berdasarkan proses dan usaha yang sudah ditunjukkan.
  • Lingkungan Belajar
  • Ciri khas pembelajaran diferensiasi yaitu lingkungan belajar yang fleksibel, yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas seperti pengaruh fisik, sosial, dan intelektual (Suprayogi, 2022). Lingkungan belajar yang tersedia pada pembelajaran diferensiasi untuk ABK yaitu ruang kelas yang fleksibel sehingga dapat mengembangkan ketrampilan sosial sehingga ABK akan merasa lebih di terima dan dihargai dalam kelas inklusif (Sabella, 2023).

Berdasarkan keempat aspek pembelajaran diferensiasi maka perlunya strategi pembelajaran diferensiasi yang tepat sehingga dapat mendukung ABK dalam proses pembelajaran berlangsung. Strategi pembelajaran yang diterapkan pada kelas inklusif tentunya guru menggunakan pendekatan multi-level untuk memberikan materi, lalu siswa dikelompokkan sesuai dengan latar belakang siswa sehingga tugas yang diberikan guru pun beragam menyesuaikan kemampuan siswa. Memberikan perhatian khusus dan bimbingan secara bertahap serta melibatkan ABK untuk berperan aktif di kelas memberikan pengalaman belajar bermakna. Sehingga ABK dapat mengembangkan ketrampilan sosial dan mencapai tujuan pembelajaran dengan optimal.

Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat untuk ABK dapat memenuhi target kurikulum dalam pembelajaran diferensiasi di kelas inklusif. Dimana strategi pembelajaran dapat tercapai target kurikulum yang berdasarkan kemampuan dan kebutuhan siswa. Hasil dari strategi pembelajaran diferensiasi ini dapat membentuk perilaku siswa untuk berperan aktif dalam berkelompok dan juga dapat mengembangkan kemampuan sosial, pengetahuan, dan ketrampilan. Selain itu, guru harus memperhatikan bahan ajar yang diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga siswa dapat mempresentasikan bentuk produk dari proses pembelajaran. Hal ini sudah memenuhi target kurikulum dalam segi pengembangan ketrampilan siswa.

Dengan demikian, pembelajaran diferensiasi untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) di kelas inklusif memberikan pengaruh yang besar untuk ABK. Tidak hanya sebagai target pemenuhan kurikulum namun ABK lebih merasa dihargai, diterima dan didengarkan dengan pemberian kesempatan yang sama dalam belajar tanpa memandang perbedaan. Pembelajaran diferensiasi yang menyesuaikan materi, proses, produk, dan lingkungan belajar yang mendukung kebutuhan siswa termasuk ABK.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun