Mohon tunggu...
Yohanes Baptista Tob
Yohanes Baptista Tob Mohon Tunggu... -

Seseorang yang ingin menjadi baik di hari-hari yang akan datang.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebahagiaan

8 April 2010   07:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:55 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kita sering mempertanyakan kebahagiaan. Sebenarnya kita semua memiliki kebahagiaan, hanya kita tidak pernah menyadarinya. Kebahagiaan itu sudah ada dalam diri kita, hanya membutuhkan kejelian dalam melihatnya. Kita semua pasti bahagia. Yang paling penting adalah kita harus bisa membuka mata kita sendiri untuk melihat dan menyadari bahwa kita memiliki banyak hal yang berarti dalam diri kita masing-masing,. Dengan demikian kita pasti bahagia. Oleh karena itu, marilah kita membuka mata hati kita untuk mengetahui segala kelebihan yang ada dalam diri, karena hanya dengan demikian kita akan menyadari betapa berartinya diri kita dan betapa Ia mencintia kita.

Kita pasti bahagia apabila kita bersedia membuka diri kita dengan apa adanya kita. Untuk bahagia kita harus menanggalkan topeng yang sering kita kenakan untuk menutupi diri kita. Karena ketika kita mengenakan topeng, kita telah berusaha untuk menjadi diri orang lain, bukan diri kita sendiri. Ketahuilah bahwa Kita akan dicintai dengan tulus bila kita menjadi diri kita sendiri dengan apa adanya kita.

Kita sering berusaha untuk bisa meraih apa yang tidak dapat diraih. Kita juga sering memaksakan diri untuk mendapatkan segala sesuatu yang kita inginkan dan saat itu kita tidak peduli dengan apapun. Kita tidak sekalipun mau menerima apa yang telah ada dan tidak pernah mensyukuri apa yang telah kita peroleh. Di sinilah letak ketidakbahagiaan.

Kita sering dibutahkan dengan segala macam hal duniawi dan kita semakin hari semakin egois. Tidak peduli dengan sesama kita, lingkungan kita. Kita hanya memikirkan diri kita sendiri. Pada hal, kebahagiaan pasti kita dapatkan dan alami dalam diri dan hidup kita apabila melihat sesama kita tersenyum serta melihat lingkungan kita harmonis.

Kita tidak pernah menyadari bahwa kita begitu dicintai oleh Sang Pemberi nafas kehidupan dan sesama kita. Tidak pernah sadar bahwa apa yang kita alami dan terdapatkan dalam diri dan hidup kita adalah yang baik. Kita selalu dan selalu berusaha untuk meraih yang lebih dan tidak pernah mau menyadari karena kita telah dibutahkan oleh keserakahan.

Sebenarnya kita punya begitu banyak teman yang begitu mencintai kita, namun kita tidak mengindahkan semua itu, karena kita memilih dalam berteman. Kita sendiri menilai teman-teman dengan anggapan begini dan bagitu. Kita menghakimi sendiri sebelum kita mengetahui yang sebenarnya. Kita sering memilih dan mencari-cari dalam berteman, padahal teman sejati ada di depan mata kita.

Kita sering beranggapan bahwa kita telah memiliki segala yang terbaik. Kita menginginkan diri kita yang paling diperhatikan, paling disayang, selalu ingin menjadi pusat perhatian, selalu menomor satukan diri kita. Padahal ini merupakan penyakit ketikbahagiaan yang paling mematikan.

Kita tidak pernah menyadari bahwa kita semua manusia memiliki peranan. Kita tidak pernah tahu bahwa, apabila seseorang hebat dalam satu hal, belum tentu dalam hal lain pun demikian. Bila kita di cintai oleh satu orang belum tentu oleh orang lain.

Kita tidak menyadari bahwa Kebahagiaan bersumber dari dalam diri sendiri. Sadarlah bahwa kita akan bahagia bila kita menerima diri kita apa adanya, mencintai dan menghargai diri kita sendiri, mau mencintai orang lain dan bersedia menerima orang lain.

Percayalah kepada Tuhan, dan bersyukurlah kepadaNya atas segala sesuatu yang kita alami dalam kehidupan kita. Kita semua selalu diberikan yang terbaik sesuai dengan kemampuan dan usaha kita. Kita tidak perlu berkeras hati. Pasrahkanlah diri dan hidup kita kepada-NYa.

Tuhan akan memberi kepada kita di saat yang tepat apa yang kita butuhkan, meskipun bukan hari ini karena Rencana-Nya selalu Indah pada Waktunya dan tidak pernah terduga. Terus berusaha dan berbahagialah karena kita begitu di cinta oleh Pencipta kita dan dicintai oleh begitu banyak orang. Berusahalah untuk menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun