Apakah Anda pernah mendengar tentang Kampung Nunungongo? Terletak sekitar 30 menit perjalanan dari pusat kota Mbay, ibukota Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, ke arah selatan, kampung tradisional yang tenang ini memiliki sejarah yang kaya dan merupakan bagian dari budaya suku Rendu yang menarik.
Dalam cerita yang dikisahkan secara turun temurun, pada masa lampau, sebagian besar leluhur suku Rendu adalah peternak dan petani yang sering berpindah tempat. Lokasi ternak mereka berada tidak jauh dari Sungai Aesesa. Wilayah ini menjadi persinggahan sekaligus lintasan para penggembala kerbau. Seiring dengan perkembangan populasi, leluhur suku Rendu sepakat untuk membentuk kampung-kampung kecil dalam persekutuan suku mereka.
Salah satu kampung yang hasil dari pemekaran ini adalah kampung Nunungongo. Kampung tradisional yang tenang ini memiliki 11 buah rumah adat yang berjejer membentuk huruf 'u', dengan area lapang di tengahnya.
Salah satu hal menarik yang dapat ditemui di kampung ini adalah adanya sejenis tanaman anggrek hutan yang digelayutkan di atas batu. Dalam bahasa setempat, anggrek hutan ini disebut "kada meo" yang berarti sarang kucing hutan. Konon, masyarakat suku Rendu memiliki kepercayaan bahwa kucing hutan mampu menolak segala bentuk niat jahat.
Kampung Nunungongo secara fisik berada di tengah-tengah alam yang indah. Dikelilingi oleh bukit-bukit hijau dan sungai-sungai yang mengalir jernih, kampung ini memberikan atmosfer yang sangat menenangkan. Kunjungan ke kampung ini akan memberikan pengalaman yang unik dan pengertian yang lebih mendalam tentang sejarah dan budaya suku Rendu.
Saat Anda berkunjung ke kampung ini, Anda akan disambut oleh masyarakat suku Rendu yang ramah dan penuh kehangatan. Mereka akan memperkenalkan dan membagikan pengetahuan mereka tentang adat dan tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Anda akan melihat bagaimana mereka menjaga dan memelihara rumah adat mereka dengan penuh kebanggaan.
Salah satu kegiatan yang menarik ketika mengunjungi Kampung Nunungongo adalah mempelajari proses pembuatan kain tradisional suku Rendu yang disebut "tenun ikat". Masyarakat suku Rendu sangat terampil dalam proses pembuatan kain ini, dan mereka akan dengan senang hati memperlihatkan kepada Anda bagaimana kain tersebut dibuat dari awal hingga menjadi karya yang indah.
Selain itu, Anda juga dapat mempelajari tentang tarian dan musik tradisional suku Rendu. Tarian dan musik ini menjadi bagian penting dalam upacara adat dan ritual suku Rendu. Melalui ini, Anda akan lebih memahami nilai-nilai dan makna di balik setiap gerakan tarian dan alunan musik yang dimainkan.
Selain menjadi destinasi wisata budaya, Kampung Nunungongo juga menawarkan keindahan alam yang luar biasa. Anda dapat melakukan trekking ke gunung-gunung di sekitar kampung atau menjelajahi keindahan alam sekitar menggunakan perahu di sungai Aesesa. Saat melakukan perjalanan ini, Anda akan disuguhkan dengan pemandangan yang menakjubkan, seperti hutan-hutan hijau yang menghampar luas dan air terjun yang mempesona.