Ada kerinduan untuk bersua lagi dengan Buat. Taman wisata yang asri dan penuh kenangan. Sejak saya bekerja di Kupang, tak sekalipun kesempatan datang ke Kota Soe dan apalagi Buat.
Kadang kala apa yang kita bayangkan dalam benak dan selalu mengusik benak kita akan mendekati kenyataan. Meminjam istilah Rhonda Byrne, penulis buku The Secret, inilah yang disebut dengan "Kekuatan Pikiran". Saya rasakan itu dan bila detik ini saya kembali Soe dan Buat bukan sebuah kebetulan. Melewati proses berpikir yang kemudian mengendakan dalam pikiran itu sendiri dan semesta mewujudkan sesuatu yang ada dalam pikiran itu.
Sesuatu yang terus menerus dipikirkan akan terwujud di kemudian hari. Itulah yang terjadi pada diri saya. Begitu kuat kenangan tentang Buat, semesta seperti menarik saya untuk menggapai impian itu melalui orang lain.Â
Maka ketika ada tawaran Ibu Loni dan Pak Charles kepada saya untuk menjadi instruktur kegiatan di Soe, Buat langsung menyeruak di benak. Tak hanya para pimpinan dan rekan-rekan dari UPT Tekomdik yang mewujudkan impian tersebut, kegiatan tersebut mempertemukan lagi dengan sahabat sealmamater atau seperguruan tinggi di Yogyakarta kala itu, yang adalah peserta kegiatan tersebut. Bak gayung bersambut, kenangan saya tentang Buat  terulang lagi pagi tadi. Nama sahabat saya,  Ontel Fallo, yang menghantar saya ke buat pagi tadi.
Sepanjang malam itu, tidur saya selalu terjaga dan sesekali lihat jam yang ada di handphone. Pukul setengah enam, panggilan telepon masuk, Ontel mengabarkan ia akan menjemput saya di hotel. Saya bergegas basuh muka dan ganti pakaian lalu menunggu Ontell di depan hotel. Ontell tiba di hotel pada pukul enam tepat.
Kota Soe masih sepi. Matahari menyinsing dari timur. Menghangat tubuh setelah sepanjang malam diselimuti dingin. Satu dua kendaraan lalu lalang. Kami menyusuri kota yang masih 'tidur', hingga pertigaan menuju Buat.
Setiba di sana, Buat telah banyak berubah. Pohon-pohon tinggi dan rimbun. Sayang pada saat kedatangan kami, gerbang taman rekreasi masih yang ada kolam dan aerana bermain masih ditutup. Hal ini  dimaklumi karena kami datang  pagi sekali.
Suasana hening terasa di tengah rimbunan dedaunan. Rerumputan bak permadani menghalasi bumi. Hijau menyejukan mata. Butiran embun memantul kristal ketika ditimpah cahaya matahari yang menelisik celah-celah pohon.